Chapter 17

234 34 10
                                    

"Apa sudah merasa lebih baik?" Tanya Jongin sembari memijat tengkuk Sehun dengan lembut yang baru saja muntah-muntah.

Sehun mengangguk lemah, wajahnya tampak semakin pucat. Mual dan muntah yang dialaminya semakin parah pagi ini setelah bangun tidur, Jongin yang ikut bangun hanya bisa memijat tengkuk Sehun tanpa bisa melakukan apapun untuk bisa membuat Sehun berhenti muntah-muntah.

"Apa sebaiknya kita ke Rumah Sakit?"

Sehun yang hampir menjawab pun mengurungkan niatnya saat perutnya kembali mual dan ia pun kembali muntah-muntah di Wastafel.

Jongin menatap Sehun dengan khawatir dan memeluknya dengan erat. Tubuh Sehun gemetar setelah selesai muntah sehingga Jongin harus menggendongnya dan membawanya keluar dari kamar mandi, Jongin membaringkan Sehun di atas ranjang dengan perlahan.

"Aku akan memanggil Dokter."

Sehun menggeleng, "Jangan. Aku tidak apa-apa, hal seperti ini biasa terjadi pada wanita hamil."

"Tapi aku khawatir padamu, Sayang." Jongin mengecup kening Sehun, syukurlah ia ada di samping sang istri yang sedang tidak sehat.

"Aku sungguh baik-baik saja. Aku bahagia menjalaninya." Ucap Sehun dengan mengelus perutnya.

Jongin ikut mengelus perut Sehun, bahkan mengecupnya dengan lembut. Kebahagiaan yang Jongin rasakan tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata.

"Cium aku, Jongin." Bisik Sehun.

Jongin menatap wajah pucat Sehun. Bibirnya tersenyum sebelum mendekat dan menyatukan bibirnya dengan bibir Sehun, lalu melumatnya dengan penuh cinta.

Melihat perhatian dan kasih sayang yang Jongin berikan, membuat Sehun berpikir untuk berbagi ciuman dengannya untuk meredakan rasa mualnya. Entah pemikiran darimana itu.

"Bagaimana sekarang? Mualnya sudah hilang?" Bisik Jongin di depan bibir Sehun setelah melepaskan ciumannya.

Sehun mengangguk dan tersenyum. Tidak masuk akal memang, berkat ciuman sang suami rasa mualnya mendadak hilang. Sehun berpikir mulai besok ia akan selalu meminta ciuman pagi dari Jongin.

"Kalau begitu beristirahatlah. Aku akan mandi, setelah itu membuatkan sarapan untukmu." Ucap Jongin dengan mengelus lembut kepala Sehun, lalu bangkit dari tepi ranjang dan kembali masuk ke kamar mandi.

~

Sehun menoleh ketika pintu Apartemennya terbuka, Jongin baru saja pulang dan Sehun menyambutnya dengan senyuman di atas sofa ruang tengah. Jongin membalas senyuman Sehun dan melangkah mendekat, lalu duduk di samping Sehun yang sedang memakan buah Strawberi.

"Maaf aku pulang terlambat, Sayang." Ucap Jongin sebelum mengecup kening Sehun.

"Tidak apa-apa, aku tahu pekerjaanmu sangat banyak." Sahut Sehun dengan bibir masih tersenyum.

"Kau memang istri pengertian. Tapi tetap saja aku tidak bisa tenang jika harus meninggalkanmu seharian, terlebih dengan keadaanmu saat ini." Tangan kiri Jongin terulur untuk mengelus perut Sehun.

"Aku baik-baik saja, Sayang. Jangan khawatirkan aku, lagi pula aku hanya hamil." Kekeh Sehun, lalu mengecup pipi Jongin.

"Aku sudah berjanji untuk selalu menjagamu dan calon anak kita ini." Jongin kembali mengelus perut Sehun, "Tapi nyatanya aku kembali melakukan hal yang sama." Ucapnya sedih.

"Kau ini bicara apa? Jangan bicara seperti itu, Sayang." Sehun bergerak memeluk tubuh sang suami, "Kau memutuskan untuk tinggal bersamaku di sini dan itu artinya kau sudah berusaha menjagaku dengan sangat baik, Jongin. Demi aku dan anak kita, kau bahkan mengabaikan istrimu yang lain yang sedang sakit."

Treasure 2 : Still LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang