Chapter 10

420 40 7
                                    

Dalam hati Sehun mengucapkan banyak terima kasih pada Chaeyeon yang telah menyalamatkannya dari cengkraman Jongin, walau secara tak langsung gadis itu melakukannya. Chaeyeon hanya kebetulan masuk ke dapur untuk mengecek para pelayan yang sedang menyiapkan hidangan makan malam, namun gadis itu justru mendapati Jongin sedang memeluk erat Sehun dari arah belakang.

Chaeyeon pun sejujurnya merasa ciut melihat tatapan tajam Jongin yang seolah menegaskan bahwa dirinya telah mengganggu, namun ia tak mungkin mundur terlebih saat melihat tatapan memelas Sehun yang seolah meminta pertolongan darinya. Setelah sedikit bicara padanya, Jongin pun melangkah pergi meninggalkan dapur dengan mata kelamnya yang tak pernah dialihkan dari wajah gugup Sehun. Tak mempedulikan dengan keberadaan Chaeyeon.

Sehun menghembuskan nafas leganya, untuk hari ini pekerjaannya telah usai. Krystal sudah makan malam dan minum obat, kini wanita itu sudah terlelap. Walau seperti itu ia tetap harus bersiaga, walau bagaimanapun pasiennya kali ini menderita penyakit yang tidak main-main. Sehun melangkah keluar dari kamar Krystal dengan langkah hati-hati dengan membawa nampan berisi alat makan kotor, rumah terlihat sepi walau masih menunjukan pukul 9 malam. Walau memang kenyataannya kediaman Jung selalu nampak sepi semenjak kepergian tuan dan Nyonya Jung, terlebih Jaehyun yang sudah tak tinggal di kediaman Jung dan sebagian pelayan sudah di berhentikan termasuk Aeri yang ketahuan mencuri hingga Jongin tanpa ampun memecatnya.

Derap langkah kaki Sehun menggema di sepanjang rumah besar itu menuju ke dapur untuk meletakan peralatan makan kotor di tempat cuci piring. Perutnya berbunyi minta diisi dan untunglah masih banyak sisa makanan di dalam kulkas yang tak habis di makan oleh Jongin dan Chaeyeon.

"Seharusnya para pelayan tidak perlu memasak sebanyak ini jika pada akhirnya akan terbuang sia-sia." Gumam Sehun. Tangannya dengan cekatan memanaskan makanan untuk ia makan, dapur pun sepi mengingat para pelayan sudah masuk ke kamar masing-masing. Hanya para penjaga yang terlihat berkeliaran dari jendela dapur yang sedang bertugas menjaga keamanan rumah.

Sehun menghabiskan makan malamnya dengan cepat seorang diri mengingat Chaeyeon sudah makan malam lebih awal karena harus mengerjakan pekerjaan yang dibawanya ke rumah, suasana sepi dapur membuatnya merinding. Setelah meminum segelas air ia segera pergi dari dapur, melangkahkan kakinya menuju bangunan lain kediaman Jung dimana kamarnya berada.

Namun baru setengah jalan, Sehun mendengar suara langkah kaki lain di belakangnya dan saat menoleh ia terkejut melihat Jongin mengikuti dirinya. Jongin menatapnya dengan sebuah senyuman, dan seketika itu pula Sehun berlari dengan cepat, namun dengan lebih cepat Jongin mengejar.

"Pergi, Jongin!" Ujar Sehun keras dengan menutup pintu kamarnya di depan Jongin.

"Biarkan aku masuk, Sayang." Sahut Jongin, dengan gerakan cepat ia berhasil menahan pintu kamar Sehun yang hendak tertutup di depan wajahnya.

Keduanya pun berakhir dengan saling mendorong pintu.

"Aku mohon jangan menggangguku! Pergi kau!" Sehun mengerahkan seluruh tenaganya untuk menutup pintu kamarnya.

"Siapa yang ingin mengganggumu? Aku hanya ingin menemuimu." Jongin mendorong pintu kamar itu dengan cukup kuat hingga pintu itu terbuka lebar dan Sehun terdorong beberapa langkah ke belakang. Dengan cepat Jongin masuk ke dalam kamar Sehun, ia bahkan mengunci pintu kamar itu dan menyimpan kuncinya di dalam saku celananya.

"Jongin, buka pintunya dan pergi dari kamarku!"

Jongin melangkah menghampiri Sehun yang dengan spontan melangkah mundur. "Jangan marah-marah, Sayang. Kau bisa cepat tua." Ucap Jongin dengan nada bercanda.

"Jongin, kubilang pergi!" Jerit Sehun. Pantatnya menabrak tiang tempat tidurnya membuat ia lengah dan saat kembali menoleh, Jongin sudah berada tepat di depannya.

Treasure 2 : Still LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang