Chapter 5

369 53 6
                                    

Sehun marah.

Hanya karena ia menolak keinginan Jongin untuk merawat Krystal di rumahnya, pria itu dengan teganya menggunakan kekuasaannya untuk membuatnya di pecat dari pekerjaannya. Pihak rumah sakit pun tidak banyak membantu dan hanya bisa menuruti perkataan Jongin karena nyatanya Jongin lah yang selama ini berperan sebagai Donatur terbesar rumah sakit itu.

Mencoba melamar pekerjaan di rumah sakit lain pun tak ada yang bersedia mempekerjakannya sekalipun kinerjanya selama ini dalam merawat pasien tidak pernah mengecewakan. Sekali lagi, kekuasaan Jongin yang sudah melebar luas hingga ke dunia medis membuat semua rumah sakit di Korea tunduk kepadanya.

Harta dan kekuasaan rupanya telah merubah Jongin menjadi begitu kejam bahkan pada diri Sehun yang pernah menjadi bagian dari hidupnya di masa lalu.

"Bisakah aku bertemu dengan Tuan Kim Jongin? Ada hal penting yang harus kubicarakan dengannya." Ucap Sehun setelah tiba di depan seorang pegawai Resepsionis.

"Kau siapa?"

"Maaf sebelumnya, namaku Oh Sehun." Jawab Sehun, melihat tatapan penuh selidik dari Resepsionis di depannya membuatnya cukup tidak yakin bisa bertemu dengan Jongin mengingat dirinya hanya mengenakan pakaian sederhana dan sebuah flat shoes di kakinya.

Terlebih sebelumnya Sehun tidak membuat janji dengan Jongin sehingga besar kemungkinan ia akan pulang tanpa membawa-

"Tolong maafkan saya Nona Oh. Saya sungguh tidak tahu bahwa anda adalah Nona Oh Sehun, tolong tunggu sebentar. Saya akan segera menghubungi sekretaris Tuan Kim." Sesal Resepsionis mendadak ramah pada Sehun setelah mengetahui namanya. Dengan cepat Resepsionis muda itu segera menghubungi seseorang dan memberitahukan kedatangannya.

Sedangkan Sehun hanya bisa menatap bingung wanita muda di depannya yang mendadak bersikap ramah dan sopan kepadanya, berbanding terbalik dengan beberapa saat yang lalu.

Tak berapa lama kemudian seorang wanita muda lain datang dengan sedikit berlari menghampiri Sehun dan membungkuk hormat padanya. Hal itu justru membuat Sehun semakin kebingungan dan bertanya-tanya kenapa mereka harus bersikap sesopan itu padanya.

"Maaf menunggu lama, Nona Oh. Silahkan ikuti saya, Tuan Kim sudah menunggu anda di ruangannya." Ucap wanita yang Sehun yakini adalah Sekretaris Jongin.

Sehun terdiam dan mulai mengerti situasi. Pantas saja orang-orang mendadak menghormatinya mulai dari Security, Resepsionis, hingga Sekretaris Jongin setelah mendengar namanya. Mungkin Jongin sudah mengetahui bahwa ia akan datang ke Kantornya.

"Silahkan masuk, Nona Oh. Tuan Kim Jongin sudah menunggu anda." Ucap Sekretaris dengan sopan setelah tiba di depan pintu ruangan Jongin, ruangan pemimpin.

"Terima kasih." Ucap Sehun pelan setelah Sekretaris itu membukakan pintu di hadapannya. Dengan langkah berat ia masuk ke dalam ruangan Jongin.

"Selamat datang di ruanganku, Sayang." Ujar Jongin menyambut kedatangan Sehun yang sudah di tunggu-tunggunya.

Sehun menatap Jongin yang beranjak dari kursi kebesarannya lalu melangkah menghampirinya yang masih berdiri tak jauh dari pintu. Entah kenapa mendadak lidahnya terasa kelu, makian dan umpatan yang sudah disusunnya sejak berangkat dari rumah hanya bisa tertahan di tenggorokannya.

Sekali lagi, Sehun menjadi lemah jika sudah berhadapan dengan pria itu.


Klekk!

Sehun menoleh ke belakang setelah mendengar suara pintu yang terkunci.

"Astaga pintunya terkunci." Ucapnya panik. Ia berusaha membuka pintu di hadapannya yang mendadak terkunci. "Jongin, pintunya terkunci. Bagaimana ini?"

Treasure 2 : Still LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang