Chapter 18

207 29 17
                                    

"Sayang- astaga! Kau kenapa?" Sehun begitu terkejut mendapati suaminya sedang muntah-muntah di dalam kamar mandi ketika ia hendak memanggilnya untuk sarapan.

"Kau sakit?" Sehun membantu memijat tengkuk Jongin yang masih berusaha mengeluarkan seluruh isi perutnya, walau percuma karena yang keluar berupa cairan mengingat Jongin belum makan.

"Hah! Apa yang terjadi padaku? Tiba-tiba aku merasa mual dan ingin muntah." Ucap Jongin dengan nafas terengah, pakaiannya jadi basah sehingga ia harus mengganti pakaian sebelum berangkat ke Kantor.

"Sebaiknya kau jangan pergi ke Kantor jika merasa tidak sehat." Sehun merangkul lengan Jongin dan mengajaknya keluar dari dalam kamar mandi.

"Tidak bisa, Sayang. Aku ada Rapat penting." Tolak Jongin.

"Duduklah." Titah Sehun dan Jongin menurutinya dengan duduk di tepi ranjang. Tangan Sehun bergerak membuka kemeja Jongin yang basah, lalu mengambil kemeja bersih dari dalam lemari.

"Bagaimana keadaanmu?" Tanya Sehun dengan khawatir sembari membantu memakaikan kemeja di tubuh sang suami.

"Aku sudah jauh lebih baik, Sayang. Hanya sedikit mual, aku yakin setelah minum air hangat mualnya akan hilang." Jawab Jongin dengan tersenyum.

Sehun memperhatikan Jongin dengan seksama, membuat yang ditatap jadi salah tingkah.

"Kenapa menatapku seperti itu? Aku sungguh tidak bohong."

"Tidak, hanya saja ... Aku merasa kau sedang mengalami Morning Sickness, Sayang." Ucap Sehun, membuat Jongin menatapnya dengan mulut terbuka.

"Apa hal itu bisa terjadi pada pria juga?" Tanya Jongin tak percaya.

"Mungkin. Aku pernah mendengar beberapa pria mengalaminya saat istri mereka sedang hamil." Jawab Sehun.

"Ya ampun..." Jongin terkekeh, lalu mengecup perut besar Sehun. "Sepertinya ikatan kita sangat kuat, nak. Sehingga ayah juga mengalami apa yang ibumu alami." Ucapnya seolah mengajak bicara bayi dalam kandungan sang istri.

Sehun ikut terkekeh dan mengelus rambut Jongin yang kembali mengecupi perut besarnya, "Jika nanti di Kantor kau kembali muntah-muntah, segera beritahu aku ya."

Jongin mendongak, lalu mengangguk. "Baik, Sayang. Sebaiknya kita sarapan, aku sudah hampir terlambat ke Kantor." Jongin bangkit dan mengajak Sehun keluar dari kamar.

~

~

~

"Krystal ... Kau?" Sehun tampak tak percaya dengan penglihatannya sendiri. Seseorang yang sudah lama tidak bertemu dengannya kini berdiri tepat di depan pintu Apartemennya, Krystal datang tanpa Sehun duga.

"Ya, Sehun. Ini aku." Krystal bersuara. Bersyukur Sehun cepat membuka pintu Apartemennya sehingga dirinya tidak perlu berdiri terlalu lama.

Sehun mempersilahkan Krystal masuk ke dalam Apartemennya. Krystal tampak melihat-lihat isi Apartemen Sehun yang tidak terlalu besar, namun sangat bersih dan nyaman. Dalam hatinya berkata, pantas saja Jongin lebih suka tidur di Apartemen kecil Sehun dari pada di rumah mewahnya, karena nyatanya Apartemen Sehun begitu hangat.

"Silahkan duduk. Aku akan membuatkanmu minuman." Ucap Sehun setelah mengajak Krystal ke ruang tengah.

"Tidak perlu, Sehun. Aku hanya ingin bicara denganmu." Sahut Krystal setelah duduk di sofa dan menatap wajah Sehun.

Sehun mengurungkan niatnya dan duduk sofa lain yang tepat di hadapan Krystal.

"Kau pasti sangat bahagia, Sehun." Krystal memulai pembicaraannya, tatapan matanya mengarah ke perut besar Sehun.

Treasure 2 : Still LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang