1

7.6K 409 29
                                    

"Aa-ahhh ahhh..." Kedua tangan Wonwoo meremas erat seprei kusut yang ada di bawahnya. Tubuhnya terhentak-hentak karena disebabkan dorongan dari seorang pria yang sedang menungganginya dari belakang.

Pinggulnya di remas kuat oleh pria itu hingga pinggul mulus itu memerah padam. Beberapa bagian tubuhnya sudah penuh dengan karya bibir pria yang sudah menyetubuhinya sejak satu setengah jam yang lalu.

Wonwoo menggigit bibir bawahnya, kedua mata rubahnya mengerjap tengah, ia mendekati pelepasannya. "Aahh tuanhh aku sampaih. Ahh anghh tuannhh!!" Ia mendesah panjang saat cairan itu muncrat keluar dari lubang kecil penisnya.

Plak..

"Akhh!!" Pantat kiri Wonwoo semakin memerah setelah mendapat tamparan entah yang ke berapa, tubuhnya masih tersentak karena pria itu tak memberikannya waktu untuk menikmati pelepasan ketiganya.

Pria itu, yang bernama Seoham tak menghiraukan bagaimana keadaan Wonwoo, yang terpenting adalah ia terpuaskan. Tangan kanannya meremas pipi pantat kiri Wonwoo, kedua telinganya mendengar pekikan Wonwoo yang semakin membuat dirinya bersemangat.

Suara pertempuran kulit mereka menderu di ruangan tersebut. "Arhhh shit! Kau sangat nikmat jalang!" Geram Seoham.

Kedua telinga Wonwoo yang mendengarnya, menoleh ke belakang, ia tersenyum dengan lebar. "Ahh tuanhh lebihh cepat mhhh.." Karena sebuah umpatan kotor yang ia terima, Wonwoo menyukainya, bukan membencinya, itu semakin membuat libidonya kembali memuncak.

Seoham tertawa, dengan mempercepat gerakannya, ia menampar pipi pantat Wonwoo beberapa kali, meremas pinggangnya hingga setelah beberapa saat, ia menyemburkan spermanya dalam anal Wonwoo.

Ia mendongak, dengan mulut terbuka untuk menikmati pelepasannya, ia mengatur napasnya yang tersengal, lalu mengeluarkan penisnya dan membuat tubuh Wonwoo ambruk begitu saja di tempat tidur itu.

Tubuh Seoham merendah, ia menciumi punggung Wonwoo. "Terima kasih Won, ini sangat nikmat." Lirihnya dengan suara serak lalu ia menjilat pundak Wonwoo yang mengangguk dan tersenyum.

Ia lalu bangkit dan mengambil pakaiannya, berjalan memasuki kamar mandi yang ada di kamar tersebut untuk membersihkan diri. Sementara Wonwoo, ia sedang kelelahan, Seoham bisa di sebut juga sebagai pelanggan tetap Wonwoo. Dan Wonwoo tahu jelas, cara bersenggama dari pria tinggi itu adalah dengan kasar.

Wonwoo menghela napasnya, merasakan perih dan remuk pada tubuhnya sendiri. Ia dengan perlahan membalik tubuhnya menjadi menengadah. Menatap langit-langit kamar yang ada di rumah bordir tempatnya bekerja.

Ia sudah bekerja di sana selama empat tahun sejak ia berumur sembilan belas tahun. Lulus dari sekolah menang atas, Wonwoo tak pergi kuliah, ia masuk ke rumah bordir itu atas paksaan ibunya. Ayahnya? Sudah meninggal saat ia berusia tiga belas tahun.

Sepeninggalan ayahnya, keluarganya punya masalah finansial, ibunya yang merasa kehilangan tidak lagi bekerja dan sering sekali mabuk. Hingga akhirnya, ia ditawari oleh seorang perempuan, untuk memperkejakan Wonwoo di rumah bordir itu.

Wonwoo tentu menolak, ia pria, kenapa harus bekerja di rumah bordir? Tapi tenyata tidak hanya dirinya. Di rumah bordir itu, ada pria juga wanita. Wonwoo yang awalnya menolak, ia menjadi menerimanya begitu saja. Ternyata bersenggama itu tidak seburuk apa yang ia pikirkan. Ia menjadi kecanduan. Hiperseks.

Ia bisa melayani wanita maupun pria, tergantung pelanggan yang menyewanya. Dan karena pengalaman yang Wonwoo dapatkan selama menjalani pekerjaannya itu, ia termasuk ke dalam slave yang mendapat bayaran paling tinggi.

The Slave FoxTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang