6

3.7K 310 4
                                    

Mingyu turun dari mobilnya dan memasuki rumah kedua orang tuanya. Ia mendapati ibunya yang berada di dapur. "Ibu.."

Nyonya Kim mendongak. "Mingyu? Tumben nak kau datang.." Ucapnya.

"Ehm, barang-barangku saat aku mengajar di sekolah itu, apa masih ada?" Tanyanya, sejak semalam ia mengetahui fakta bahwa dirinya adalah kekasih Wonwoo, itu membuat Mingyu begitu penasaran dengan masa lalunya.

"Ada, di ruang bawah tanah." Jawab Ibunya.

Mingyu mengangguk, ia lalu berjalan ke arah pintu menuju ruang bawah tanah, ia menuruni tangga hingga sampai di sana. Kedua matanya menatap sekeliling hingga menemukan sebuah box berwarna biru yang bertuliskan nama sekolah dulu ia mengajar.

Ia berjalan mendekat dan membuka box tersebut, terdapat barang-barangnya yang sama sekali tidak Mingyu ingat. Seperti, baju olahraga untuk dirinya mengajar, buku-buku, beberapa bola, kunci entah ruang apa dan perlengkapan yang lainnya.

Termasuk ponsel lamanya. Mingyu tak mengingat jika ia memiliki ponsel itu, ia meraihnya dan melihatnya, ponsel itu dalam keadaan mati. Lalu ia mengeluarkan beberapa barang di atas dan melihat beberapa barang di bagian bawah.

Ia meraih sebuah bingkai foto, yang berisi fotonya bersama murid-muridnya. Mingyu tersenyum, semakin melihat ke bagian terdalam hingga menemukan sebuah kotak kecil, ia tahu bahwa itu adalah kotak cincin.

Tangan kanannya mengambil kotak itu, ada sedikit bercak darah di sana. Ia membukanya dan terdapat dua cincin. Mingyu mengambil salah satunya. Membaca tulisan di bagian dalam lingkaran itu. Namanya sendiri. Lalu ia mengambil yang satu, membaca tulisan di sana. Nama Wonwoo.

Mingyu mendudukkan dirinya di lantai ruangan tersebut, ia menelan ludahnya dengan kasar. "Apakah dulu aku sangat mencintainya?" Ia menatap cincin tersebut dengan lekat. Mungkin, ia sangat mencintai Wonwoo sampai membuat cincin khusus nama mereka.

"Apa, ini adalah hadiah yang akan aku berikan pada Wonwoo hari itu?" Ia menghela napasnya, kembali memasukkan dua cincin itu ke dalam kotak. "Pasti ia merasa sakit hati karena aku tidak datang.." Mingyu mengerjap kecil, sekarang, dirinya merasa bersalah.

Ia kemudian melihat beberapa barang yang lain, menemukan sebuah sepatu putih di bagian paling bawah. Mingyu mengambilnya, sepatu itu terdapat bercak darah juga, mungkin hari itu, ia juga memakai sepatu itu.

Mingyu menatapnya selama beberapa saat, lalu mengembalikan barang yang lainnya dan hanya mengambil ponsel dan kotak cincin itu. Ia bangkit dan naik, mendapati ibunya yang masih berada di dapur. "Ibu, aku akan menginap." Ucapnya.

Nyonya Kim menoleh. "Tentu sayang.. Ibu akan masak untuk makan malam kita nanti." Balasnya dan Mingyu mengangguk. Ia berjalan menaiki tangga menuju lantai dua, dimana kamarnya berada.

Sama halnya seperti Wonwoo, Mingyu melupakan kedua orang tuanya, teman-temannya bahkan kehidupannya sendiri. Enam bulan pertama setelah ia kecelakaan, Mingyu berada di Singapore untuk proses pengobatan dan penyembuhan. Ia melakukan operasi di sana.

Kembali ke Korea Selatan tanpa ingatan apapun, seperti yang dokter katakan, ia mengalami amnesia retrograde permanen. Ingatan masa lalunya tak dapat kembali. Mingyu hanya bisa mendengar cerita tentang dirinya dari orang lain.

Ia memulai hidup baru, sembari sekolah bisnis, ia bekerja di perusahaan keluarganya. Hanya itu yang Mingyu lakukan, ia bersikap seperti baru lahir ke dunia. Dan mengenai hubungannya dengan Wonwoo, tentu tak ada yang bercerita padanya kecuali Wonwoo sendiri. Tak ada yang tahu mengenai hubungan itu.

Mingyu mengisi daya baterai ponsel lamanya yang layarnya sedikit retak, ia meninggalkannya di atas nakas samping tempat tidur dan pergi memasuki kamar mandi untuk membersihkan diri.

The Slave FoxTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang