8

3.7K 303 5
                                    

Setelah berpikir panjang tentang penawaran Mingyu, Wonwoo akhirnya memutuskan untuk tinggal di apartemen Mingyu. Banyak manfaat yang ia dapatkan, termasuk tak membayar biaya sewa dan apartemen itu dekat dengan club tempatnya bekerja.

Ia mengabari Mingyu dengan menghubunginya melalui nomor lama Mingyu, tentu, ia sama sekali tidak tahu nomor baru Mingyu. Orang yang bilang salah nomor itu? Wonwoo mengabaikannya.

Meskipun Mingyu membacanya setelah beberapa hari, yang terpenting pesan itu sudah sampai. Dan Mingyu, ia memutuskan untuk menggunakan ponsel lamanya untuk menghubungi Wonwoo.

Hari ini, Wonwoo pindahan, dengan Mingyu. Entah kenapa ia menerima tawaran Mingyu untuk membantunya pindahan, tapi, tentu saja, Mingyu adalah pemilik apartemen itu.

"Terima kasih Mingyu-ssi." Ucap Wonwoo setelah keduanya sampai di apartemen dengan barang-barangnya. Ia menatap Mingyu yang sedang terdiam sembari menatap sebuah bingkai foto miliknya.

Foto itu berisi tentang foto Wonwoo dengan teman-teman kelasnya. Yang di ambil saat mereka lulus. Wonwoo berjalan mendekat dan menatap Mingyu yang terus mengamati foto itu. Ia menepuk pundak Mingyu dan membuatnya terperanjat.

"Ada apa?" Tanya Wonwoo.

Kedua mata Mingyu mengerjap. "Tidak.. Aku hanya membayangkan dulu aku menjadi guru seperti apa, bukankah menyenangkan? Mungkin itu adalah cita-citaku, menjadi guru." Ucapnya sembari tersenyum.

"Lalu, kenapa dulu kau tetap berhenti dan tak kembali mengajar?"

Mingyu menggelengkan kepalanya dan menaruh kembali foto tersebut di box pindahan Wonwoo. "Tidak, ayah tidak mengizinkannya. Ia memintaku untuk mengurus perusahaan juga." Jawabnya.

Wonwoo mengangguk paham dan tersenyum. "Terima kasih sud--" Kalimatnya terhenti saat Mingyu mengambil sebuah kotak. Ia akan mengambilnya dari Mingyu tapi Mingyu menahannya. "J-jangan membukanya.." Ucapnya.

Mingyu menoleh, lalu ia membukanya dan melihat dua buah gelang di dalamnya. Ia mengambil salah satu. "Gelang apa ini?" Tanyanya.

Wonwoo menelan ludahnya dengan kasar. "Ehh, itu.. Ehm, gelang.. Gelang.. Hanya gelang biasa." Ucapnya sembari menunduk, ia tidak mungkin mengatakan bahwa itu adalah hadiah yang akan ia berikan untuk Mingyu di hari jadi mereka dulu.

Mingyu mengernyit bingung lalu menatap kertas yang ada di dalam wadah itu, bertuliskan, Selamat hari jadi yang keenam bulan saem.. Maaf, aku hanya bisa memberi ini. Ia terkekeh setelah membacanya.

Ia kemudian mengamati gelang tersebut, di bandulnya, ada ukiran huruf M dan W. Ia menoleh dan menatap Wonwoo yang menunduk. "Pasangkan." Ucapnya dan Wonwoo mendongak.

Ia mengernyit sembari menatap bingung Mingyu.

"Pasangkan.." Ucap Mingyu sekali lagi sembari menyodorkan gelang dan tangan kirinya.

Wonwoo mengerjap dan mengambil gelang itu, memasangkannya di tangan kiri Mingyu.

Mingyu tersenyum, ia mengambil gelang yang satu dan memasangkannya di tangan kiri Wonwoo. "Aku tidak menepati janjiku dulu, jadi.. Mungkin aku bisa melakukannya sekarang." Ucapnya.

"Mingyu-ssi, kau tidak perlu--"

"Tidak apa Wonwoo, bukankah jika kau memakai gelang ini, tidak akan ada yang marah padamu?"

Wonwoo mengerjap. "Marah?"

"Ehm, kau tidak punya kekasih kan?" Tanyanya dan Wonwoo menggeleng untuk menanggapi. "Juga, sudah aku bilang bahwa buat aku mencintaimu sebagai orang baru." Lanjutnya.

"A-aku kira kau bercanda hari itu.." Wonwoo menggigit bibir bawahnya dan mengerucut malu.

Mingyu terkekeh dan mengusap rambutnya. Ia lalu merogoh saku celananya dan mengeluarkan sebuah kotak kecil. Ia memang berniat untuk menunjukkannya pada Wonwoo hari ini.

The Slave FoxTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang