BAGIAN 1

6.7K 272 5
                                    

"baik tuan, kami hampir sampai di sekolah baru nona muda"

Gadis remaja yang baru menginjak usia 17 tahun itu, sedikit menyimak percakapan antara bodyguardnya dengan sang ayah, di seberang telpon sana. ia berdo'a semoga harinya dilancarkan oleh yang maha kuasa. mengingat dirinya sekarang bersekolah di privinsi yang berbeda di negara yang sangat luas ini.

SMA BENTALA Jakarta pusat. ya, itu adalah nama sekolah barunya yang akan mereka tuju sekarang.
rasa gugup terus menyerang dirinya, walaupun ia sudah tau semuanya akan berlalu nantinya ketika sudah memahami situasi dan kondisi.

Sekarang mobil pribadi milik keluarga yang bisa dibilang cukup di atas rata-rata itu berhenti tepat di depan pintu gerbang yang tingginya hampir tiga meter. menurut terkaan gadis itu.

Sesekali ia memperhatikan siswa dan siswi yang berlalu lalang di depan sana.
ada yang sedang asik berbincang, dan ia juga melihat sekumpulan murid yang sedang asik tertawa sesekali memukul kepala temannya. namun mereka terlihat tetap hangat menikmati tingkah mereka masing-masing. mungkin karena sudah terbiasa?

"non? belum mau turun?" tanya pria disebelah bodyguard itu kepadanya. yakni, sang supir.

"oh iya pak, saya turun dulu" kedua pria yang duduk di depan itu menangguk bersamaan mendengar ucapan gadis itu.

Setelah turun dari mobil, ia berterima kasih kepada kedua orang itu sebelum mobil itu pergi melaju, meninggalkannya sendiri di depan gerbang sekolah ternama di jakarta ini.

Seragam gadis itu, layaknya seperti seragam murid disekolah ini. kedua orang tuanya telah mempersiapkan ini semua beberapa hari sebelum keberangkatan mereka ke jakarta.
gadis itu tidak di antar kedua orang tuanya di hari pertamanya masuk sekolah.
itu adalah hal biasa baginya, bukanlah hal besar yang harus diproteskan.

Kedua orang tuanya akan sangat sibuk mengurus perusahaan pertama mereka yang baru saja terjun hari ini.
ia tak mengkhawatirkan apapun saat ini, masalah data ataupun dokumen yang bisa saja ditanyakan pihak sekolah baru kepada murid baru beserta walinya.
bisa di akui, bahwa orang tua gadis itu sangat sigap mempersiapkan dan mengurus semuanya, walaupun dirinya pindah di pertengahan semester.

"hei, kamu anak baru ya?" tanya seorang siswi yang baru saja melewatinya, namun berbalik lagi menatap dirinya yang masih berdiri sambil melamun. memikikan hari pertamanya di sekolah ini.

ia sedikit bingung. kenapa siswi yang berparas cantik, dengan suara lembutnya itu bertanya. bahwa ia adalah murid baru.

"ah, iya" jawabnya, sambil mengangguk karena sedikit segan menatap sang lawan bicara yang sedikit lebih pendek darinya itu.

"mau di anterin sampe ruang guru?" tawar gadis itu kepadanya.
untuk kali keduanya ia kembali terheran. kenapa gadis ini tidak menawarkan ruangan kepala sekolah.
apakah gadis ini sudah mengetahui bahwa ia adalah murid pindahan yang tinggal masuk ke kelas saja, tanpa di wawancarai oleh pihak kepala sekolah.

Walaupun merasa sedikit aneh, ia merespon ajakan itu dengan anggukan saja.
lagian untuk saat ini dia tak memiliki teman satupun. ini adalah sebuah keberuntungan yang sangat ia syukuri bisa bertemu dengan orang ini.

Sepanjang perjalanan menuju ruang guru. tatapan para siswi di sepanjang koridor itu tak berhenti memperhatikan mereka berdua sedari tadi.
entahlah, tatapan itu tak bisa ia pahami. dan lebih memilih mengacuhkan tatapan itu. walaupun membuat risih.

"oke, udah sampe"

"oiya, salam kenal. aku marsha" sambung siswi bernama marsha itu memperkenalkan dirinya kepada...

"gue adel. salam kenal juga" jawab gadis yang berstatus murid baru di sekolah ini dengan sopan menanggapi marsha sedari tadi.

"btw, makasih" sambung adel, berterimakasih kepada marsha yang sudah mau repot-repot mengantarkannya ke depan pintu ruang guru, tempat ia berdiri sekarang.

𝐃𝐈 𝐃𝐀𝐋𝐀𝐌 𝐇𝐀𝐓𝐈𝐊𝐔 𝐀𝐃𝐀 𝐒𝐔𝐑𝐀𝐓 { 𝐂𝐎𝐌𝐏𝐋𝐄𝐓𝐄𝐃 }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang