BAGIAN 9

2.3K 193 11
                                    

Ada banyak hal yang mulai berkembang, pada kehidupan setiap manusia yang menghuni bumi ini.

Mengandung : Greshan area














Tiga bulan berlalu...




Ashel dan adel.

kedua gadis itu sudah mulai mencoba menerima keberadaan mereka satu sama lain.
walaupun terkadang masih banyak perdebatan yang menyebabkan mereka kembali seperti anak kecil.

Kedua orang tua ashel telah lega melihat anak mereka yang mulai berubah sikapnya.

dari permasalahan sekolah yang di adukan oleh adel dengan alasan, 'ia tak mau melihat teman kecilnya di cap buruk oleh teman-teman di sekolah mereka'

Tentu saja orang tua sangat berterimakasih atas perhatian teman yang sangat peduli kepada anak tunggal yang mereka punya itu.

-

"terus kenapa lo rebut first kist gue!"

Adel melemparkan tatapan nakalnya,menatap tubuh ashel yang mengenakan tipe baju yang biasa disebut croptop itu. kemudian mengalihkan pandangannya, menatap manik mata ashel dengan jarak setengah meter disampingnya.

"gue bisa lakuin lebih dari itu kalo gue mau"

"gausah macem-macem, deh lo!. gila" sambarnya. membalas tatapan adel dengan tatapan takutnya.
seperti sedang melihat om-om nakal.

"drama banget, cih" adel menyantaikan posisi duduknya di mobil keluarga ashel itu. memberi jarak lebih jauh dari sebelumnya.

"lo mau jawaban jujur?" sambungnya setelah diam berlalu beberapa detik menyerang mereka berdua di dalam mobil yang hanya ada mereka berdua di dalamnya.

Ashel mengalihkan pandangannya ke samping, melirik adel yang juga meliriknya.

"gue gada alasan" adel mengalihkan pandangannya ke depan. menatap punggung kursi disamping kursi supir.

"selain dari, terbawa suasana.... karna gue kepikiran tentang kak eve yang bohongin gue waktu itu. dia nguasain pikiran gue. tanpa gue sadar bahwa yang gue cium itu bukan dia. tapi lo"

"tapi kenapa lo bawa-bawa kisah masa kecil kita waktu lo natap gue?"

"dengan embel-embel kangen semua tentang kita di masa kecil" ashel menatap adel dengan tatapan marah yang mulai dicekam oleh rasa kasihan, kepada dirinya sendiri.

Ternyata tebakannya waktu itu salah
'hanya sebuah ciuman pelepas rindu' ini sedikit membuatnya membenci pikirannya sendiri.
bahkan sekarang, faktanya lebih buruk dari yang ia pikirkan.

"gue cuman ngeracau gajelas. gausah masukin ke hati"

"apa jangan-jangan..."

"lo baper ya?!" dengan cepat adel mengalihkan pandangannya menatap ashel.
memperhatikan wajah gadis itu dari segala sisi, untuk mencari ekspresi yang bisa saja mewakilkan terbawa perasaannya.

Nyatanya ia tak menemukan ekspresi itu disana
.
hanya saja, bagi ashel. sekarang ekspresi kesal yang sudah terukir di wajahnya akan berfungsi sebagai topeng untuk menatap sang lawan bicara.

"idih! najis banget baper ke lo" ashel membuang pandangannya.
menatap kaca jendela yang berada di sisi kanannya.
melihat pantulan dirinya disana. sementara adel, memperhatikan ashel, ia mencoba melihat wajah gadis itu dari sisi samping. yang tak memperlihatkan apapun kecuali pipi dan lekukan wajahnya.

"lemah banget sih cel, harusnya lo ga mikirin itu tadi" monolog ashel dalam batinnya.

Ia menatap setiap lekukan wajahnya di pantulan cermin itu. hingga defan terlihat berlalu disana, berjalan ke arah pintu supir, kemudian masuk ke dalam mobil. diikuti oleh julie setelahnya.

𝐃𝐈 𝐃𝐀𝐋𝐀𝐌 𝐇𝐀𝐓𝐈𝐊𝐔 𝐀𝐃𝐀 𝐒𝐔𝐑𝐀𝐓 { 𝐂𝐎𝐌𝐏𝐋𝐄𝐓𝐄𝐃 }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang