HAPPY READING...
ASHEL POV...
Terlalu egois jika terus menahan diri dan menjaga sifat ketika bersama dengannya.
belakangan ini hubunganku dengan adel kembali membaik setelah mlarut malam itu berlalu dengan pelukan yang memberiku kehangatan.Sifatnya pun kembali mengahangat, walaupun terkadang aku masih kesal dengan beberapa hal yang tak kusuka kepadanya. marsha yang mulai terlihat akrab dengannya seolah menandakan bahwa kisahku akan kembali terulang seperti tahun lalu. tapi apakah aku akan bisa melupakan perasaanku nanti kepadanya?. sama seperti perasaanku kepada Zee yang sudah memudar semenjak keberadaannya yang tak terduga.
Beberapa orang berpendapat bahwa perasaan itu netral keberadaannya. entahlah aku tak mengerti apa maksud dari perkataan itu, terlalu banyak quotes yang singgah tanpa makna di kepalaku.
Sekarang aku hanya merasa bingung kepada diriku yang tak ku ketahui apa sebenarnya yang sedang ku fikirkan untuk saat ini.
Ku akui, sedikit sulit untuk membuat semua keadaan kembali seperti semula setalah kejadian itu. mau bagaimanapun...
-
"kangen gue gak?" seketika aku tersentak, mendengar suara seseorang menyapa telingaku dengan nada rendah yang terdengar seperti ingin memangsa.
"ada apa dengan seorang ashel yang biasanya selalu membuli seorang temannya hanya karna perasaan."
"lo tau apa tentang gue ha?" balas ashel dengan suara dingin.
"gue? tau? tentang lo?"
"apa ya..."
"mungkin hanya tau, tingkah idiot lu buat merjuangin perasaan ke gue tanpa hasil"
"haha..."
"jaga mulut sampah lo itu, zee!" bentak ashel penuh dengan emosi yang mulai menyerang.
"lah, gue salah ya?"
"cewe kutu buku bajingan kayak lo seharusnya ga berada disini, dan gausah mengungkit hal yang ga penting" ucap ashel dengan penekanan setiap kali melihat wajah zee yang selalu tersenyum tipis melihatnya berbicara.
"lo baru sadar itu ga penting?"
"harusnya lo sadar dari dulu" Zee mulai melangkahkan kakinya mendekati gadis itu hingga terduduk di bangku taman yang berada tepat di belakangnya.
"sekarang liat, marsha gamau deket sama gue lagi. bahkan lebih parahnya dia lebih nyaman sama geng oniel yang gajelas itu. ditambah lagi keberadaan adel yang ngerebut dia dari gue. paham lo?!" setelah selesai dengan kalimatnya, zee menaikkan kedua lengan sweater panjang putih bermotif bercak hitam yang ia kenakan. dan kembali bergerak mendekatkan wajahnya, dan menatap mata indah milih ashel gang terpancar sinar lampu taman yang berwarna orange terang itu.
"cih, jadi tujuan lo ngajak gue ketemu cuman buat bahas hal yang ga penting gini?"
"mending lo baca deh buku - buku yang bisa mendorong lo tambah pinter"
"satu lagi, dan gue ga nyesel lo nolak gue. mungkin kalo itu terjadi, gue bakalan jadi nyesel di kemudian harinya. di luar keliatan soft, aslinya kayak ga berpendidikan."
"lupa kalo mulut lo ga di sekolahin, cuman otak lo doang. dan hati lo yang gatau fungsinya apaan"
"ga nyesel gue. dasar kutu buku sampah, cihh..." ashel mendorong zee dari hadapannya dan mulai berdiri menjauhi gadis yang sangat ia sukai pada masa itu.
"apa lo bilang? lo ga sadar mulut lo juga ga disekolahin anjing"
"setidaknya sifat gue ga munafik kayak lo bermuka dua" ucap ashell terkekeh melirik zee yang mulai melihatkan ekspresi diamnya disana. ia tau betul bahwa gadis itu sedang menahan amarah yang tinggi di dalamnya.
"lo panas? karna sifat asli lo keluar?" sambungnya.
"gue peringatin. jangan macem - macem sama gue, ashel" Zee mnarik lengan ashel dengan kasar. membuat si empunya lengan tersebut kesakitan.
"gue peringatin, jangan berani - beraninya lo nyentuh dia lagi" tiba - tiba adel menyingkirkan tangan zee yang semulanya dengan kuat menggenggam tangan ashel. seketika melemah ketika gadis itu menekan kuat lengannya.
"mending lo ajarin gue mtk" ucap adel dengan santai sembari memberi jarak antara ia dan ashel yang terlihat fokus mengelus lengannya.
"ini urusan gue sama dia" ucap zee dengan wajah menantang menatap adel yang terlihat masih dengan ekspresi santainya disana.
Ashel yang melihat situasi itu mulai membuatnya nyaman, memutuskan untuk menarik adel dsri hadapan zee. adel yang awalnya menolak akhrinya mengikuti permintaan gadis itu untuk mengabaikan zee dan segera pulang.
"kasian gada yang narik, ngenes lo" ejek adel setelah melangkahkan kaki meninggalkan zee yang masih menatap mereka berdua yang mulai menjauh.
"gue ada urusan, lo balik sendiri aja" adel menghentikan langkahnya tepat di depan mobil milik ashel yang terparkir di depan sana. ashel tak tau harus merespon apa karna ia masih bingung kenapa gadis itu tiba - tiba ada di antara percekcokannya dengan zee tadi, hanya bisa mengiyakan dan membiarkan adel pergi menaiki motornya yang terlihat memiliki dua helm disana.
Ashel mulai merasa penasaran kemana adel akan pergi pukul delapan malam ini? dan ia sudah memutuskan untul mengikuti adel secara diam - diam.
Daerah demin daerah terlampaui dari taman kota menuju perumahan yang terlihat sangat ketat penjagannya pada bagian gerbang utama membuat ashel berinisatif untuk menunggu di pinggir jalan utama jalur umum untuk pengemudi kendaraan.
Tak menunggu lama, ashel menyipitkan matanya melihat motor adel yang keluar melambat dari daerah perumaha tersebut. terlihat ads marsha duduk di belakang sembari tertawa bersama adel.
"lonte" umpat ashel.
Yang request double up gw tandain.
SEE U NEXT PART...
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐃𝐈 𝐃𝐀𝐋𝐀𝐌 𝐇𝐀𝐓𝐈𝐊𝐔 𝐀𝐃𝐀 𝐒𝐔𝐑𝐀𝐓 { 𝐂𝐎𝐌𝐏𝐋𝐄𝐓𝐄𝐃 }
Teen Fiction𝐃𝐞𝐥𝐒𝐡𝐞𝐥‼️ SINOPSIS Adel dan Ashel, berusia 17 tahun. terjebak dalam ikatan hubungan erat kedua orang tua mereka. diiringi perjuangan keduanya untuk mencari jati diri yang sesungguhnya. tanpa melibatkan kisah kebersamaan, dan kedekatan mereka...