"cel, kamu ga inget sama adel? dari tadi keliatannya biasa aja" ucap julie kepada anak tunggalnya itu.
Ashel menyernyitkan dahinya, menatap sang mama yang duduk disamping kirinya. kemudian mengalihkan pandangannya kepada adel yang masih dalam diam meminum air mineral yang tersedia di meja itu. leher jenjangnya dengan lekukan sempurna itu berhasil membuat adel teralihkan dari pertanyaan widi kepadanya."kita itu, dulunya tetanggan sama adel waktu masih di riau, kamu dulu mainnya sama adel. gamau di ajak jalan kalo adelnya juga ga ikut. masih ingat adel yang jahilin kamu gara-gara sendal kamu di lempar ke atas kandang ayam mang tejo ga? atau,,, adel yang pura-pura udah pulang dari rumah kita waktu kamu suruh temenin tidur bareng. padahal kalo beneran pulang, kan masih bisa disusul. orang rumahnya sebelahan, kamunya datang-datang malah marahin papa sama mama kenapa biarin adel pulang. hahahaha..." Defan tertawa lepas mengingat hal itu. disusul dengan tawa julie, vano, dan widya secara bersamaan. menatap kedua gadis remaja yang terlihat bingung. dan saling tatap setelah melihat orang tua mereka sangat menikmati kilas kisah masa lalu itu.
"kayaknya wajar deh. kalau mereka berdua ga inget. waktu itu anak gadis kita masih berusia empat tahunan" ucap widya, yakni ibu adel.
"kenalan lagi dong" saut vano, menatap adel dan ashel secara bergantian dengan senyum hangat.
"adek, kenalin diri sama ashelnya, ayo" perintah widya kepada putri bungsunya itu.
"adel"
"ashel"
Ashel menerima uluran tangan yang dibarikan Adel kepadanya. mereka berdua berjabat tangan dengan singkat. pura-pura tersenyum. dan tak saling kenal di depan orang tua mereka, walaupun sebenarnya mereka berdua telah bertemu di kantin sekolah, pada hari ini juga.
"singkat, padat, no basa-basi ya" ucap Defan, setelah menyaksikan perkenalan yang sangat cepat itu. bahkan mereka berdua tak terlihat ingin berbicara satu sama lain.
FLASHBACK...
"adeeel! tunguin acel" Ashel kecil berlari mengejar Adel yang berlari lebih cepat darinya, di area taman belakang rumah mereka.
"GAMAU! KALO KAMU MAU DITUNGGUIN, BILANG HURUF 'R' DULU!" teriak Adel menanggapi permintaan Ashel dengan nafas ter engah-engahnya.
Ashel yang merasa lelah berlari mengelilingi taman ini, sudah pasrah. karna sepertinya Adel akan memenangkan game lari-larian yang mereka mainkan sekarang. Adel tidak memberinya kesempatan untuk menag. yaitu dengan cara, menangkap Adel.
Merasa tak ada yang mengejarnya lagi, Adel kecil menoleh ke belakang. ternyata Ashel sudah terduduk di atas rumput hijau sana menatap dirinya.
"EELL!"
"Aaa aku gabisa bilang eell" Ashel kecil memanyunkan bibirnya kemudian menatap Adel yang masih berdian diri disana.
Adel sedikit berlari kecil mendekati Ashel, yang terus mencoba menyebut huruf yang sangat sulit untuk lidahnya ucapkan.
"kamu pasti bisa, errrrr..." Adel menunjukkan lidahnya disaat menyebut huruf 'R'. seolah memberi tutorial kepada Ashel.
"tetep gabisa" ucap ashel.
Merasa ada kesempatan untuk menangkap adel. ashel dengan cepat menubrukkan badannya kepada adel yang berjongkok di hadapannya itu. kemudian memeluknya dengan erat.
"DAPAT!" Ashel tertawa puas melihat adel yang tak melakukan perlawanan sama sekali.
~
"nanti kalo aku udah gede, kita naik pesawat sambil belajar bilang huruf errrr, biar kamu bisa nyebutnya. oke?" Adel memajukan jari kelingkingnya kepada ashel. ashel pun menautkan jari kelingkingnya disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐃𝐈 𝐃𝐀𝐋𝐀𝐌 𝐇𝐀𝐓𝐈𝐊𝐔 𝐀𝐃𝐀 𝐒𝐔𝐑𝐀𝐓 { 𝐂𝐎𝐌𝐏𝐋𝐄𝐓𝐄𝐃 }
Teen Fiction𝐃𝐞𝐥𝐒𝐡𝐞𝐥‼️ SINOPSIS Adel dan Ashel, berusia 17 tahun. terjebak dalam ikatan hubungan erat kedua orang tua mereka. diiringi perjuangan keduanya untuk mencari jati diri yang sesungguhnya. tanpa melibatkan kisah kebersamaan, dan kedekatan mereka...