"apa lo bilang del?" ucap flora spontan mendengar berita yang disampaikan adel kepadanya, ketika situasi sepi di ruang ganti tempat mereka berada.
"jadian sama tuh bocah? aneh banget lu" sambungnya, setelah itu menyusun rapi rok dan baju yang ia pegang ke dalam loker, yang bertempelkan beberapa tokoh anime kesayangannya disana.
"mau bilang sama yang lain gue belum ada keberanian, ke lo doang" adel menyenderkan dirinya ke lokernya yang sudah ia tutup, setelah itu menatap flora yang ada di samping kanan sana dengan jarak dua loker.
Melihat tatapan adel yang terlihat aneh membuat flora menaikkan sebelah alisnya, seolah menandakan ia sedang bertanya tanpa suara, ada apa?
"menurut lo gimana flo?"
"lah, kok tanya saya?" jawab flora yang masih fokus menatap stiker zoro kesayangannya, setelah selesai melakukan ritualnya sebelum olahraga, gadis itu menutup lokernya dan mengalihkan pandangan kepada adel yang masih dengan posisi yang sama.
"itu perasaan lo, itu juga keputusan lo. jalanin lah" sambung flora.
"tapi gue belum bisa sepenuhnya punya rasa cinta ke dia" ucap adel dengan tatapan keraguannya. flora yang merasa paham apa yang sedang adel fikirkan hanya bisa menghela nafas dengan kasar. ia tau betul apa yang dirasakan adel selama memiliki perubahan perasaannya seiring waktu. apalagi belakangan ini.
Hanya flora yang membuat adel nyaman bercerita lebih jauh tentang dirinya, entahlah. terkadang ia juga bingung kenapa seperti itu, sementara ada teman - teman lain yang tentu saja mau menampung keluh kesahnya.
hanya saja tidak semua yang ia rasakan bukan?"eh gile bener, setelah lo berkata gitu semalem ke dia? seolah lo lagi ratuin dia. adel..." wajah flora berubah menjadi malas menatap adel yang masih menatapnya itu. bukan karna membela atau bagaimana, hanya saja setelah mendengar semua yang adel jelaskan kepadanya sebelumnya membuat flora sedikit tidak suka kepada ucapan adel.
"gue gamau liat dia nangis karna gue" sambar adel.
"lo kira dengan lo giniin dia bakal buat semuanya baik - baik aja gitu del?"
"secantik apa sih mantan lo itu, sebaik apa sih? penasaran gue"mungkin, siapapun di posisi flora pasti merasa jengkel dengan keputusan yang tidak memiliki konsistenan ini.
"lo belajar dari mana ngerangkai kata - kata bagus sampai bikin dia seolah lupa sakit hatinya sama lo? andai gue di posisi dia, udah gue bunuh lo!" sambung flora, ia menjentik dahi adel, walaupun harus sedikit menjinjit untuk mencapainya.
"aw" ringis adel mengusap - usap dahinya.
"santai dong" sambungnya.
"itu sakitnya belum seberapa kalo dia tau tentang ini" flora menatap tajam kepada adel.
"gue,,, gue sendiri gatau kenapa bisa gitu" adel menunduk memikirkan perkataannya semalam kepada ashel. yang flora katakan memang benar, walaupun ia tau pasti bocah itu akan segera memakinya sebentar lagi jika ia berterus terang lagi. tapi mau bagaimanapun ia sudah terlanjur menceritakannya kepada gadis yang memiliki tipe jangan setengah - setengah itu. dipastikan ia tak akan sanggup menghindar setelah bercerita begitu jauh tanpa ada kendala dalam penyampaiannya sedari tadi.
Melihat adel menunduk membuat fkora menggelengkan kepalanya. merasa iba dengan ketololan temannya yang mana hubungan mereka terbilang belum berabad - abad lamanya itu. tapi entah mengapa, adel seolah memposisikan dirinya sebagai orang kepercayaan untuk semua sisi kehidupan dan masalahnya di dunia ini kepada flora. gadis yang selalu mengalir di situasi apapun, di sifat siapapun. ia akan menyaring hal positif dari orang sekitarnya tanpa harus mengutamakan pikiran negatif yang ia tangkap.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐃𝐈 𝐃𝐀𝐋𝐀𝐌 𝐇𝐀𝐓𝐈𝐊𝐔 𝐀𝐃𝐀 𝐒𝐔𝐑𝐀𝐓 { 𝐂𝐎𝐌𝐏𝐋𝐄𝐓𝐄𝐃 }
Teen Fiction𝐃𝐞𝐥𝐒𝐡𝐞𝐥‼️ SINOPSIS Adel dan Ashel, berusia 17 tahun. terjebak dalam ikatan hubungan erat kedua orang tua mereka. diiringi perjuangan keduanya untuk mencari jati diri yang sesungguhnya. tanpa melibatkan kisah kebersamaan, dan kedekatan mereka...