BAGIAN 4

2K 209 4
                                    

"agh jangan digigit!" Adel meraih kaca mini yang terletak di atas nakas kamarnya, kemudian berkaca. ia sedikit mengelus lembut bibir bawahnya yang digigit oleh hewan peliharaan kesayangannya, yang ia beli empat bulan yang lalu bersama kedua orang tuanya ketika mereka mengadakan makan bersama diluar waktu itu, saat masih di riau.
kebetulan toko hewan itu bertepatan di samping restoran yang mereka singgahi. adel yang menyadari keberadaan toko itu sedari mereka sampai tadi, memutuskan untuk mengajak vano, dan widya untuk kesana. membelikannya hewan mini yang terlihat di aquarium tanpa air yang berisikan jerami bersih dan sedikit bubuk kayu kasar di dalamnya.

Vano, melihat anak bungsunya itu sangat berharap dibelikan hewan itu. mau tak mau harus ia turuti. ia tak tega jika anaknya itu nanti malah cemberut perkara hal semacam ini. kemudian pria yang berstatus sebagai kepala keluarga itu memerintahkan agar anaknya itu merawat dan menjaga baik-baik, karna hewan itu juga makhluk hidup sama seperti manusia.

Dengan senang adel tersenyum bahagia, memeluk vano. walaupun mereka akan membeli hewan itu setelah makan malam di restoran yang berada disamping toko hewan itu. bukan tentang alasan untuk mengulur membeli kemauan anaknya, tetapi vano tak ingin nantinta terjadi hal yang tidak diinginkan di dalam restoran apabila hewan itu tiba-tiba bertingkah sehingga membuat mereka merasa terganggu ketika mereka bawa. adel pun menyetujui permintaan ayahnya itu.

"wahai gula, apakah engkau menyukaiku?"

"jika iya. maaf, aku tidak bisa. dirimu hewan, sementara aku manusia. kita diciptakan sebagai majikan dan peliharaan. jadi tidak bisa bersama. maafkan aku" Adel berbicara layaknya orang yang sedang memerankan peran anak muda yang tak bisa bersatu dengan cintanya. perbedaanya, ini adalah versi hewan dan manusia.

Ya, adel memberi nama peliharaan kecilnya itu dengan dengan sebutan gula. dikarenakan ketika hewan itu pertama kali berada di kamarnya, malah memakan snack rasa cokelat yang berada di atas kasurnya dalam keadaan bungkus yang terbuka. alhasil hewan mungil berjenis hamster itu masuk kedalam bungkus snack itu, menjilati beberapa isinya.

"mandi dulu oke? mumpung aku belum capek pulang dari sekolah" Adel membawa gula menuju kamar mandinya, membawa perlengkapan mandi hewan itu seperti biasa. sementara ia masih memakai seragam sekolahnya.

Disaat gadis itu baru saja melangkahkam kakinya meninggalkan ranjang tidurnya. tiba-tiba smartphone nya berdering di atas ranjang itu, menandakan ada orang yang sedang memanggil nomornya.
ia kembali mendekat ke arah ranjang itu melihat layar smartphonenya yang tertera ada nama kontak AYAH disana. dengan cepat adel meraihnya, kemudian menjawab panggilan telfon itu.

"siang cantiknya ayah, kamu udah pulang?" tanya vano diseberang telfon sana.

"udah yah. baru lima belas menitan yang lalu" jawabnya menanggapi pertanyaan sang ayah.

"pasti belum ganti seragam" tebak vano, sementara adel malah terkekeh mendengar tebakan ayahnya yang tak pernah meleset itu.

"ayah mau minta tolong sama kamu, tapi nanti aja kalo kamu udah siap beres-beres diri" sambung vano.

"ayah mau minta tolong apa?" tanya adel

"itu, tolong nanti kamu jemput minyak urut sama tetangga kita, yang di depan. tadi kaki ayah keseleo pas naik tangga di kantor" tutur vano.

"lah? kenapa ga kerumah sakit aja yah?" tanya adel dengan nada khawatir.

"kayaknya kaki ayah cuman butuh di urut sayang. nanti, kalo udah kamu jemput minyak urutnya. abis itu titip sama gito aja, biar dia yang antar kesini" sambung vano, menjelaskan kepada adel.
adel mengiyakan permitaan vano kemudian panggilan itu diputus oleh adel. ia ingin bergegas menjeput minyak urut itu untuk vano. tapi ia juga ingin memandikan gula, makan, serta mengganti seragamnya terlebih dahulu.

𝐃𝐈 𝐃𝐀𝐋𝐀𝐌 𝐇𝐀𝐓𝐈𝐊𝐔 𝐀𝐃𝐀 𝐒𝐔𝐑𝐀𝐓 { 𝐂𝐎𝐌𝐏𝐋𝐄𝐓𝐄𝐃 }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang