Chapter 0.2 | Pembullyan Pertama

427 34 3
                                    

"Gue muak dengan omongan lo semua! Jika tidak bisa menghargai, setidaknya jaga mulut kalian agar tidak mengatakan hal buruk yang membuat orang lain kecewa!"
-Raja Brawijaya

💅💅💅

Setelah mendapatkan bangku, Raja langsung duduk, meraba tas dan mengambil ponselnya. Tak lupa juga, handset yang dia sumpalkan di kedua telinganya lalu menyambungkannya ke ponsel.

"Permisi," sapa Raja pada teman satu bangkunya.

"Iya?"

"Gue boleh minta tolong?" tanya Raja.

"Em ... Boleh. Minta tolong apa?"

"Bisa lo cariin musik di ponsel gue? Langsung aja setel ke musik pertama," jelas Raja.

"Bi-bisa, sebentar." remaja laki-laki yang ada di sampingnya segera mencari mode musik di ponsel milik Raja.

"Udah?" tanya laki-laki itu. Raja menganggukan kepalanya.

"Makasi," ujar Raja.

"Iya sama-sama. Maaf, boleh gue nanya sesuatu?" Raja melepas handset yang melekat di telinganya.

"Lo mau nanya kenapa gue minta bantuan lo kan?" tebak Raja.

"Eee ... Mungkin?"

"Gue buta." teman di samping Raja seketika terkejut mendengar penuturan Raja.

"Bu-buta?" Raja menganggukan kepalanya. "Kenapa?" tanya Raja.

"Ga papa, banyak yang bisik-bisik tentang lo. Mereka udah mulai nebak kalau lo itu buta," papar temannya.

Raja hanya memberikan senyum kecutnya. "Gue udah biasa mendapatkan hal seperti itu. Lo gak usah heran."

"Okay, oh iya. Kenalin, gue Altezza Abercio Bimantara. Gue tinggal satu komplek sama lo," ucap Altezza.

"Ya, salam kenal," jawab Raja singkat.

"Baiklah, karena kalian sudah mengenal Raja tolong bantu Raja selama ada di sini. Bapak tinggal dulu." Pak Galih meninggalkan kelas XI MIPA 3 dan kembali mengerjakan tugasnya.

"Baik pak!" jawab mereka semua.

Mereka semua mulai sibuk dengan urusan masing-masing. Raja yang masih dengan musiknya, dan Altezza yang membawa camera dan laptop untuk mempertajam skill fotografer dan videografer nya.

"Raja," panggil Altezza menyentuh bahu Raja.

"Kenapa?" tanya Raja.

"Nanti, pas istirahat bareng ya?"

"Hm."

"Nanti gue tuntun lo ke kantin, ga papa 'kan?" Raja menggelengkan kepalanya.

"Thank, udah mau bantu gue," ujar Raja.

"Sans! Pokoknya, mulai hari ini kita sahabatan!"

"Terserah lo aja," jawab Raja.

Waktu terus berjalan, jam istirahat tiba. Semua mulai berhamburan keluar kelas untuk mengisi perut mereka yang keroncongan di sepanjang pelajaran kelas.

Raja Brawijaya | TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang