Chapter 0.6 | Awal pertemuan

190 16 2
                                    

"Perempuan pertama yang mau menemui gue, dia cantik, banyak yang mengatakan itu, hanya saja tak pantas untukku yang memiliki kekurangan yang banyak orang benci."

💅💅💅

Setelah berbincang banyak mengenai murid pindahan, mereka kembali menuju kelas. Karena, jam sudah menujukkan kelas terakhir akan dimulai.

"Lo yakin mau kepoin tuh cowok Zal? Dia banyak dibicarain sama satu sekolah, kecuali guru. Tumben banget lo kayak gini, biasanya gue bicarain cowok ganteng yang gak ada kekurangannya sama sekali aja lo gak tertarik," ujar Ava di perjalanan mereka menuju kelas.

Mereka menduduki kelas XI IPS 5. Kelas yang penuh dengan anak ambis, memiliki segudang prestasi di bidang akademi.

"Entah kenapa, gue tiba-tiba tertarik sama tuh cowok. Kek ... Gue harus ketemu sama tuh cowok walau pun jaraknya jauh," ungkap Zalfa.

Arisha, perempuan tomboy itu hanya menoleh. Tak mengatakan apapun, dia tak mau terlibat hal apapun. Sangat malas jika harus berurusan dengan hal seperti itu.

"E-eh." Zalfa tiba-tiba berhenti, membuat kedua sahabatnya menoleh kearah dirinya.

"Kenapa Zal?" tanya Arisha.

Zalfa jongkok dan mengambil benda yang terasa terinjak di kakinya. Setelah mendapatkannya, Zalfa seketika mengernyitkan alisnya. "Gelang?"

"Punya siapa Zal?" tanya Ava.

Zalfa mulai memerhatikan gelang tersebut, terdapat tanda nama di talinya. "Raja Brawijaya," gumam Zalfa membaca nama yang ada di gelang yang dia pegang.

"What! Raja Brawijaya?" Zalfa menganggukan kepala polos.

"Fiks! Lo direstuin Tuhan ketemu dia!" seru Ava heboh.

"Apaan sih! Alay banget, ketimbang gelang doang." nyinyir Arisha pedas.

"Yeee, pedes amat tuh mulut," balas Ava. Arisha hanya menampilkan wajah datarnya.

"Ha? Ketemu siapa dah?" tanya Zalfa kearah Ava.

"Itu, si cowok buta," jawab Ava.

Zalfa menutup mulutnya dengan tangan. "Beneran? Ini pu-punya dia?"

"He'em iyah, itu punya dia. Liat aja namanya, itu nama dia."

"Yes! Akhirnya gue punya kesempatan ketemu sama dia, nanti pas jam pulang anterin gue ketemu sama dia ya?" pinta Zalfa pada kedua sahabatnya.

"Wokay," jawab Ava.

"Em," jawab Arisha.

"Lo jadi manusia jangan datar-datar amat deh. Cari pacar sana! Ngejomblo mulu perasaan," ledek Ava.

Arisha hanya menatap Ava datar lalu pergi meninggalkan mereka berdua. "E-ehhh, malah ngambek! Sha! Tungguin." Ava berlari mengejar kepergian Arisha, Zalfa hanya terkekeh pelan melihat perilaku mereka bedua, inilah yang membuat Zalfa betah dengan hubungan persahabatan mereka.

Setiap hari, selalu saja ada perilaku mereka yang membuat dirinya merasa terhibur dan melepas penatnya terhadap segala hal.

Zalfa kembali berjalan sembari memasukkan gelang yang dia temukan ke dalam kantong rok abunya. Sepanjang perjalanan menuju kelas, sangat banyak laki-laki yang menyapa dirinya termasuk ZazBoy, geng yang suka membully.

***
Raja, laki-laki itu baru saja keluar dari ruang musik. Kini, laki-laki itu sedang berjalan menuju kelas, karena, bel pelajaran terakhir telah berbunyi.

Raja Brawijaya | TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang