Bab 2 : Pakaian Dalam Harus Dicuci Dengan Tangan

81 8 0
                                    

Ro-Un yang belum sepenuhnya bangun dari tidurnya, membenamkan kepala di antara leher dan pundak Tae-Hyeong dan menatap Yun-Gi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ro-Un yang belum sepenuhnya bangun dari tidurnya, membenamkan kepala di antara leher dan pundak Tae-Hyeong dan menatap Yun-Gi. Ro-Un yang lebih sering tidur tengkurap dengan kepala yang memutar di satu sisi, membuat badanya ikut meringkuk di gendongan ayahnya.

Yun-Gi meletakkan piring berisi telur goreng yang menjadi menu sarapan dan tersenyum pada Ro-Un.

"Kenapa Ro-Un bangun sepagi ini? Apakah dia menangis?"

Kelihatannya anak itu tidak menangis tapi ini belum waktunya Ro-Un bangun, jadi dia mengalihkan perhatiannya ke Tae-Hyeong. Ketika tatapan samar dari pihak lain mengembalikan pandangnya, Yun-Gi tanpa sadar menguatkan pandangnya untuk menatap Tae-Hyeong.

"Kenapa?"

"Tanyakan pada anaknya sendiri."

Yun-Gi tidak menyukai tatapan yang diberikan oleh Tae-Hyeong, jadi dia hanya melirik sekilas sembari mengulurkan tangannya untuk meraih Ro-Un.

"Ayo sini. Mau makan sup labu manis?"

Karena Ro-Un tidak bisa memakan makanan yang dimasak oleh Yun-Gi, maka setiap tiga kali dalam seminggu masakan lain akan dikirim dari rumah Tae-Hyeong. Itu akan bagus jika dia bisa memasaknya sendiri, Tae-Hyeong memintanya untuk memasak hanya untuk mereka saja. Yun-Gi masih tidak menyukai Tae-Hyeong untuk bagian itu.

Ketika Yun-Gi meraih Ro-Un, anak itu bangun dengan wajah tembamnya dan mencondongkan tubuhnya untuk beralih ke gendongan Yun-Gi.

"Apakah Ro-Un bangun pagi?"

Ro-Un yang terlambat berbicara, menggunakan bahasa tubuh daripada berbicara, hanya menggelengkan kepala dan menggerakkan bibirnya. Kini dia benar-benar membuka kedua mata hitamnya dan meletakkan kedua tangannya di atas kepalanya. Yun-Gi memiringkan kepala dan mencoba untuk memahami apa yang anak itu katakan.

Ini lebih baik daripada saat awal mereka bertemu, Yun-Gi pasti akan tetap bingung jika bukan karena bahasa tubuh yang sering digunakan Ro-Un. Melihat gerakan Ro-Un seperti kelinci, Yun-Gi melebarkan kedua matanya dan menirukan bentuk mulut Ro-Un. Pada saat seperti ini ada baiknya ada seseorang membantunya, tetapi Tae-Hyeong hanya memandangnya tak berdaya tanpa ada niatan untuk membantu.

"Seperti ini...? Kelinci?"

"Eung."

Ro-Un memasang wajah senang sambil menganggukkan kepalanya.

"Kenapa dengan kelinci? Apakah kau ingin aku membacakan 'kelinci dan kura-kura' seperti tadi malam?"

Mendengar kata-kata dari Yun-Gi, Ro-Un langsung membuat ekspresi muram dan menggelengngkan kepalanya.

Pada saat ini, keringat bercucuran di punggung Yun-Gi. Kini Ro-Un cemberut hingga Yun-Gi memahami apa yang anak itu maksud, jadi ketika Yun-Gi melihatnya, dia merasa bersalah padanya. Jikalaupun Tae-Hyeong ada, itu tidak ada bedanya, karena ketika Tae-Hyeong tidak ada dan situasi seperti ini terjadi, Yun-Gi benar-benar kebingungan.

[BL] Kohibitasi Yang Disengaja || TAEGITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang