Alih-alih dia memasukkan kode pintu masuk, Yungi memeriksa waktu di ponselnya. Saat itu adalah pukul 11 malam kurang sepuluh menit. Jeongho memintanya untuk tinggal bersamanya lebih lama, tapi Yungi tidak ingin minum lebih banyak, jadi dia berpamitan undur diri.
Ketika dia memasuki ruamh itu, dia menemukan rumah itu sangat kosong dan hampa, namun entah mengapa dia merasa tidak nyaman. Dia pikir akan menyenangkan bertemu kembali setelah sekian lama dengannya, tapi entah mengapa perasaannya tidak nyaman bahkan hanya untuk satu jam pun. Dia merasa segera mengantuk karena selama ini kelelahan menyesuaikan ritme kehidupan Roun.
"Mereka sudah melakukan upacara peringatan kematian, 'kan? Roun perlu tidur di siang hari, kalau tidak, anak itu pasti akan tidur lebih awal."
Yungi merasa khawatir, setelah dia membuka pintu, dia masuk ke dalam. Saat lampu sensor menyala, dia bisa melihat sepasang sepatu yang familiar.
"Apakah dia mengganti sepatunya dan langsung pergi keluar?"
Yungi memiringkan kepalanya dan pergi ke ruang tamu, lalu menyalakan lampu. Saat itu, dia melihat siluet seorang pria jangkung dan menutupi kedua matanya lalu berteriak.
"Ack!"
"Kenapa kau kaget begitu?"
"Apa...apa ini? Taehyeong? Kenapa kau di sini?"
Yungi menurukan tangannya yang menutupi wajahnya dan menatap Taehyeong yang sedang menatapnya dengan ekspresi berat.
"Bukankah kau mengatakan kau tidak akan keluar?"
"Apakah upacara peringatan kematiannya sudah selesai diadakan?"
"Kau habis dari mana?"
"Aku keluar sebentar.... Sebentar, apa kau marah?"
Yungi melihat ekspresi Taehyeong yang menatapnya dengan sorot matanya yang dingin. Suara dingin yang membekukan itu tidak bernada.
Ketika Taehyeong sangat marah, dia akan sulit mengendalikan dirinya sendiri, bahkan dia tidak menggerakkan kedua matanya. Hanya kedua kelopak matanya saja yang bergerak naik dan turun, dan ekspresi wajahnya akan mengeras seperti fosil.
"Serem, tahu..... kau kenapa, sih? Dimana Roun?"
"Yang kau tanyakan pertama Roun?"
"Apa maksudnya itu?"
"Aku tanya dari mana kau tadi?"
"Aku bertemu Jeong... aku tadi ketemu sama temen, kok."
Yungi akan mengatakan nama Jeongho, tapi dia berhenti. Mendengar nama itu saja sudah membuat suasana hati Taehyeong buruk, jadi dia tidak akan mengatakannya. Dari sudut pandang Yungi, mereka berdua memang seperti berteman.
"Teman?"
Taehyeong, yang berdiri dan terlihat bingung, perlahan berjalan mendekat. Yungi mencoba memberikan kekuatan pada kedua kakinya yang sepertinya akan mundur tanpa sadar. Begitu orang itu mencapai jarak satu orang merengtangkan tangan, tanpa sadar Yungi mendorong dada Taehyeong mundur dan berbicara.
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] Kohibitasi Yang Disengaja || TAEGI
Fanfic"Ro-Un-ah, Samchon senang hidup dengan nyaman. Aku berharap Ayahmu akan memberiku makan dan menggunakan aku selama sisa hidupku. Kenapa aku tidak bisa memperbaharui kontraknya....." Chae Yun-Gi, yang dulunya adalah manajer umum Perusahaan SD, menjad...