Yun-Gi meletakkan bantal besar di sekitar Ro-Un yang tidur nyenyak dengan memeluk boneka kucing kesayangannya, dia lalu mencium keningnya.
"Maaf, Samchon akan minum 3 kaleng saja."
Begitu Ro-Un tidur, dia akan tertidur sampai pagi, tetapi untuk berjaga-jaga, Yun-Gi meninggalkan kamar dengan membiarkan lampu ruangan yang menyala.
Seminggu sekali setiap hari jumat malam, kebiasaan lama yang sudah mendarah daging dihidupkan begitu saja seperti naluri. Sudah tiga bulan sejak dirinya diabaikan oleh Ketua Chae, banyak hal yang berubah, tetapi untuk kebiasaan ini tidak mudah untuk menyingkirkannya.
Yun-Gi mengeluarkan 3 kaleng bir yang sudah dia simpan di freezer sebelumnya, meletakkan makanan kering di atas nampan, dan pergi ke ruang tamu. Pada jumat malam, Yun-Gi akan minum sampai mabuk hingga dia tidak akan tahu siapa yang akan membunuhnya. Tetapi itulah standar Yun-Gi, kenyataannya, dia akan benar-benar kehilangan kesadarannya setelah menghabiskan lima kaleng bir.
Tetap saja, dia akan baik-baik saja. Terutama pada jumat malam, dia akan minum bahkan setelah dirinya tertidur nyenyak.Yun-Gi duduk dengan nyaman di kursi sofa. Suara kaleng dibuka menggema ke seluruh ruangan yang hening, membangkitkan pembuluh darah di kulit. Yun-Gi menutup kedua matanya erat dan menggelengkan kepalanya dalam serangkaian seruan.
"Keakh, ini dia. Sensaai menyegarkan yang membangunkan gendang telinga. Seberapa miskinnya aku, aku tidak akan menyerah begitu saja."
Yun-Gi menyesap bir dan meminumnya, lalu mengepalkan tinjunya untuk mengguncang-gucangkan tubuhnya.
"Luar biasa."
"Bukankah kau terlalu mewah ketika miskin?"
Ketika mendengar suara serak rendah, Yun-Gi merespon Tae-Hyeong dengan hanya memiringkan kepalanya ke belakang sedikit. Tae-Hyeong yang baru saja selesai mandi, keluar dari kamarnya dengan hanya celana piyamanya saja.
Piama yang terbuat dari sutra sangatlah halus sehingga dia dapat merasakan seolah bagian bawah Tae-Hyeong yang tidak mengenakan celana dalam. Bahkan dengan pria yang sama, sebuah benda berat jatuh ke matanya, dan Yun-Gi dengan cepat mengalihkan pandangannya dan bergumam dengan jelas.
"Aku tidak asal bicara mengenai miliknya yang lebih besar, tetapi dia lebih memilih untuk tidak mengenakan celana dalam." (Menggumam)
"Jangan bergumam sendirian. Bagaimana Ro-Un?"
Tae-Hyeong mengeluarkan air minum dingin dari kulkas dan meminumnya sembari melirik ke arah kamar di mana Ro-Un tidur.
"Baru saja tidur. Apakah aku bisa minum jika dia masih bangun?"
"Apakah kau harus minum pada jumat?"
"Mn, tidak minum aku akan mati."
Yun-Gi menatap Tae-Hyeong, mengatupkan bibirnya. Sejak kecil, Yun-Gi sudah terbiasa mengatakan argumennya sendiri.
Melihat itu, hidup selama 30 tahun seperti tidak ada artinya. Ekspresi dan perilaku Yun-Gi yang tidak berubah masih membuat Tae-Hyeong terdiam. Tae-Hyeong tidak pernah merasa bosan melihatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] Kohibitasi Yang Disengaja || TAEGI
Fiksi Penggemar"Ro-Un-ah, Samchon senang hidup dengan nyaman. Aku berharap Ayahmu akan memberiku makan dan menggunakan aku selama sisa hidupku. Kenapa aku tidak bisa memperbaharui kontraknya....." Chae Yun-Gi, yang dulunya adalah manajer umum Perusahaan SD, menjad...