Ke-Enam

483 57 4
                                    


Malam itu pun tiba. Malam di mana Meta akan diberikan pilihan. Malam di mana Meta akan mendapatkan jackpot yang sungguh luar biasa. Malam di mana kehidupan Meta akan berubah dari biasanya.

Keluarga Abinaya kini sudah tiba di salah satu restaurant yang sudah di reservasi terlebih dahulu oleh teman lamanya. Ketiganya melangkahkan kakinya menuju pada pintu utama restaurant tersebut.

Namun pada saat mereka sudah dekat pada pintu restaurant tersebut, sang putra berujar bahwa dirinya tengah melupakan sesuatu di dalam mobilnya. Sang putra meminta izin kembali lagi ke halaman parkir untuk mengambil barangnya yang ia lupa.

Abinaya mengangguk. Lantas ia dan juga istrinya berjalan masuk terlebih dahulu ke dalam restaurant.

"welcome to La Famiglia, apa tuan sudah reservasi sebelumnya?" tanya salah satu waiters yang di sana.

"saya di undang oleh tuan Louis Maverick datang kesini" jelas Abinanya kepada waiters itu.

"Tuan Abinaya Danantya?" tanya waiters itu memastikan. Abinaya tersenyum ramah. Waiters tersebutd engan cepat meminta maaf kepada Abinaya. "maafkan saya Tuan, silahkan lewat sini. Tuan Louis sudah menunggu kedatangan anda"

Abinaya dan juga istrinya Jane mengikuti perempuan waiters muda itu. Louis dan Davika yang melihat kedua sahabatnya itu sudah datang, mereka berdua langsung datang menghampirinya.

"astaga aku kira kamu gak datang Jane" ujar Davika setelah melepaskan pelukannya.

"maafkan keterlambatan kami. Kemacetan Jakarta tidak bisa di lewati begitu saja" jelas Jane.

Setelah berpelukan satu samalain, mata Jane tertuju pada satu sosok yang sudah duduk tidak jauh dari tempatnya. "Itu Niko ya Mai?" tanya Jane berbisik.

 Davika mengangguk tersenyum. "anak bontotku sudah kembali Jane. Aku senang banget"

Namun sesaat Davika sadar bahwa Meta tidak datang bersama kedua orang tuanya. Lantas Davika bertanya di mana keberadaan pemuda manis itu.

 "anak manisku gak ikut yah?" tanya Davika.

"dia lagi mengambil sesuatu di mobil" jawab Abinaya.

"sudah sudah, kenapa berdiriterus. Ayo kita duduk dulu, biar ngomongnya juga enak." Louis membawa kedua sahabatnya itu ke tempat mereka.

Niko hanya diam memperhatikan keempat orang dewasa itu berjalan ke tempatnya. Sedari tadi Niko hanya diam tidak tau ingin melakukan apa. Dalam hatinya ia merutuki saudara kembarnya yang sangat lama datang.

Anjir si Nata kemana sih. Ini gue di kerumuni para orang tua anjir.

"Abi, Jane ini anak bontotku.Namanya Niko" sahut Davika memperkenal Niko.

Niko tersenyum. "Niko, om tante" sahutnya memperkenalkan diri.

"panggil ayah sama ibu aja yah, sayang" ujar Jane tersenyum.

***

Meta mengambil paper bag yang ia sudah siapkan sejak kemarin. Senyumnya terus terpatri pada wajahnya yang manis itu. Kini tungkainya menjauh dari mobil kedua orang tuanya menuju pintu masuk restaurant tersebut.

"Ta.." Meta memalingkan wajahnya kebelakang setelah mendengar suara seseorang yang memanggilnya.

"Mas Nata" ujar Meta pelan.

"kamu ngapain di sini?" tanya Nata yang sudah berada di hadapannya.

"Meta ada acara dinner bareng ayah sama bunda, kalau Mas Nata ngapain disini?" tanya Meta kembali.

IFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang