Ke-Dua Puluh Enam

382 26 12
                                    

Hi.. anyone miss me? hehe

ok ok ok...

miss you too guys xixixi

***

Sejak pagi, mungkin sekitar jam 10 pagi Niko dan Meta sudah berjalan-jalan menelusuri kota Jakarta. Meta, pria muda berwajah imut itu terus saja bersenandung ria membuat sosok pria blasteran yang setia berjalan disampingnya itu ikut tersenyum melihat betapa excitednya si manis.

Persinggahan pertama mereka adalah di salah satu warung bakso langganan mereka. Lebih tepatnya, langganan si yang muda. Padahal sebelum berangkat mereka sarapan dulu tadi.

Lalu persinggahan kedua mereka pergi ke dufan. Katanya, si yang muda lagi pengen bermain. Dan dengan senang hati Niko mengiyakan keinginan kekasihnya itu.

Keduanya sangat bahagia bermain banyak wahana yang terdapat disana. Untungnya mereka pergi pada saat weekdays, jika tidak.. hufft.. kelamaan ngantri.

Hari semakin panas, waktu makan siangpun sudah lewat. Meta yang tengah duduk mengibas-ngibaskan tangannya karena kepanasan. Keringatnnya sudah bercucuran di dahi sempitnya sejak tadi.

Setelah bermain wahana tornado, pria manis itu langsung mencari tempat untuk berteduh dan menyenderkan tubuhnya di sandaran kursi yang ia duduki saat ini.

Niko yang sudah berjalan menuju kearah Meta terlihat membawa dua gelas minuman dingin.

Sebelumnya, Niko menyuruh Meta terlebih dahulu untuk beristirahat. Sebab, setelah mereka bermain permainan yang ekstrim, ditambah cuaca yang cukup panas. Lantas pria yang berstatus pacar Meta itu menyuruh kekasihnya agar segera mencari tempat untuk beristirahat sejenak.

"panas yah sayang?" tanyanya yang kini sudah berdiri di hadapan Meta sambil menempelkan salah satu gelas yang sudah berisikan minuman dingin yang segar.

Meta sontak kaget merasakan dinginnya gelas tersebut pada pipinya. Bibirnya mengerucut lucu seperti bebek.

"dingin~ Mas Niko jail banget sih" gerutunya sambil mengambil gelas tersebut.

Niko hanya terkekeh gemas dan langsung duduk disamping kekasihnya itu.

"udahin aja? Mau nyari makan di luar? Lagian matahari udah diatas kita banget ini, sayang"

Meta hanya mengangguk sambil menyeruput minuman dinginnya yang sudah setengah.

"entar weekend kita balik ke sini lagi. Biar kamu puas mainnya. Salah aku juga ngeiyain kemauan kamu ini. Padahal kita berangkatnya emang udah panas banget."

"lihat wajah gemes kamu, udah merah banget kaya kepiting rebus"

"ihh~ sakit taukkk pipi aku" Meta meringis. Tiba-tiba ia mendapatkan cubitan di kedua pipinya.

Niko begitu gemas melihat warna merah alami yang muncul di kedua pipi gembil kekasihnya ini. Terlihat seperti bayi yang begitu sensitif.

"yaudah ayokk, kita cari makan di mall aja. Sekalian ngadem. Biar bayik satu ini gak berubah jadi kepiting rebus"

"Mas Nikooooo! Ihh~ aku bukan bayikkkkkk taukkkkk"

"nah nah.. liat. Gak mau dipanggil bayik tapi ngerengeknya ngalahin bayik"

"ahh tau ahh.. sebel aku sama kamu.."

Dengan perasaan jengkel Meta meninggalkan Niko yang tertawa geli dibelakangnya. Pria bergigi kelinci itu benar-benar seperti balita yang tengah merajuk. Lihat saja, kedua kakinya ia hentak-hentakan seraya bibirnya berkomat-kamit tidak jelas.

IFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang