Ke- Dua Puluh Empat

263 30 17
                                    


Terhitung sudah hampir dua minggu lamanya Meta tidak bertemu dengan kekasihnya. Seharusnya minggu lalu mereka sudah bertemu kembali, tapi sayangnya sampai hari ini Meta belum bisa melepas rindunya.

Rasanya ingin sekali Meta mengirimkan pesan kepada Niko. Ia hanya ingin tau kabar pria itu. Bagaimana hari-harinya?. Apa semuanya lancar? Namun ia urungkan niatnya untuk bertanya pada Niko. Takut mengganggu pikirnya.

Pesan yang ia kirim 4 hari yang lalu pun belum ada balasan sama sekali sampai hari ini. Hubungan jarak jauh seperti ini memang membuat semua pasangan was-was, apalagi jika kita belum mendapatkan kabar selama berhari-hari.

Bukan, Meta bukan memikirkan persoalan Niko bermain dibelakangnya. Meta percaya dengan Niko, prianya itu tidak mungkin selingkuh dibelakangnya Tapi Meta hanya memikirkan keadaan Niko, moodnya yang sering kali berubah-ubah membuat Meta merasa gelisah. Sejak ia mengenal Niko, Meta mulai mengerti bahwa Niko mudah sekali ke­-trigger. Meta khawatir, sangat.

"Mas Niko lagi ngapain? Apa Mas Niko baik-baik aja?" Meta bermonolog sendiri di meja belajarnya.

"Mas Niko, sibuk banget ya? Aku berharap Mas Niko beneran sibuk. Soalnya kata Siwi emang kaya gini. Katanya Mas Bumi juga kalau lagi keluar kota pasti jarang ngabarin karena emang sesibuk itu."

"semoga tugasnya cepet selesai yah Mas. Aku rindu banget sama kamu."

Helaan nafas panjang barusan saja keluar. Rasa rindu, rasa khawatir, menjadi satu malam ini.

Akhirnya Meta beranjak dari duduknya tanpa menyentuh bukunya yang sedari tadi terbuka itu. Tidak ada rasa semangat untuk menyentuh buku-buku itu malam ini. Pikirannya dipenuhi oleh pria blasteran yang belum mengabarinya sampai hari ini.

Sampai akhirnya..

Ting!

Suara notifikasi dari ponselnya berbunyi. Dengan seribu langkah Meta kearah tempat tidurnya mengecek siapa pengirim pesan itu. Dalam hati ia berharap nama Niko yang muncul disana.

Sayangnya ternyata bukan Niko, Mix sang sahabatlah yang tengah mengirimkannya pesan.

"hahh.. kirain Mas Niko" perasaan kecewa muncul setelah melihat layar poselnya.

Setelah membalas pesan dari Mix, Meta membawa tubuh kurusnya menaiki tempat tidurnya dan menenggelamkannya dalam selimut bermotif polkadot itu. Malam ini ia berdoa kepada Tuhan,

Semoga Mas Niko baik-baik aja yah disana. Aku sayang Mas Niko. Mas Niko kalau udah balik ke Jakarta aku mau meluk Mas Niko. Have sleep tight, Mas.

Setelahnya ia memejamkan matanya. Menjemput mimpinya dengan perasaan rindu yang sangat mendalam.

***
Bandung, 29 April 2026

Pukul 22.34 WIB

Malam ini ribuan bintang di langit sedang menampakkan wujudnya yang sangat indah. Suasana malam di Kota Kembang ini sangat nyaman hanya untuk sekedar mencari angin. Walaupun udara malam ini cukup dingin. Namun sebagian orang menghiraukannya, termasuk kedua pria yang sedang menikmati tenangnya angin malam di pekarangan villa tempat mereka menginap.

Niko sangat menyukai suasana tenang seperti ini. Apalagi jika dirinya sedang berada dalam keadaan yang buruk, Niko pasti akan mencari tempat yang bisa membuatnya kembali tenang.

"Bang Bumi.." Niko bersuara memanggil sosok pria disampingnya yang tengah sibuk dengan ponselnya.

"apa?"

"siwi apa kabar, bang?"

Pria yang bernama Bumi itu sontak menghentikan pergerakan tangannya pada ponselnya. Keningnya berkerut bingung menatap Niko yang tiba-tiba saja menanyakan kabar kekasihnya.

IFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang