Note: iqra aja, makasih
Perban mata itu mulai dibuka perlahan. Sesuai instruksi sang dokter, pria manis itu membuka matanya perlahan. Senyuman manis mulai menghiasi bingkai wajahnya, begitu bahagia.
"Sakura-chan...ini-ini...aku bisa melihat. Kau ternyata sedang hamil, aku bisa melihat ruangan ini...hiks.. aku-aku...senang...aku sangat senang! Naru, aku bisa melihatmu lagi! Aku bisa melihatmu, suamiku! Hiks..." Sasuke begitu riang saat ia bisa melihat sekelilingnya. Ruangan putih dengan berbagai barang di sana, Sakura yang tersenyum bahagia dan Naruto yang ikut terharu melihat dirinya yang kembali ceria.
"Iya sayang. Apa kau senang?"
"Aku sangat senang! Aku sangat bersyukur bisa diberi kesempatan melihat..." Namun senyum Naruto seketika mulai pudar. Di balik cerianya Sasuke yang bisa melihat kembali, ia mulai curiga dengan sesuatu.
"Naru, kau kenapa? Apa ada masalah?"
"Tidak apa-apa. Aku hanya memikirkan mu."
"Oh iya, dimana Gaara-chan? Aku ingin melihatnya! Aku merindukannya..."
Sakura terdiam setelah mendengar pertanyaan Sasuke. Naruto turut melihat betapa wanita cantik itu bergerak dengan sedikit gelisah. Sesuatu ada yang disembunyikan olehnya.
"Sasuke-kun, kau istirahatlah dulu. Kau baru selesai operasi. Nanti akan aku panggilkan dia." Sakura keluar dari ruangan dengan cepat, Naruto juga mengekori Sakura tanpa melihat betapa gelisahnya Sasuke karena Naruto sepertinya mencari sesuatu yang penting.
"Naru...ada apa ini?"
..
.
.
"Sakura-chan, aku mau tak ada yang kau sembunyikan dariku sekarang.""Apa yang ku sembunyikan, Naruto? Tidak ada apa-apa."
"Tidak ada apa-apa? Tapi kenapa sewaktu Sasuke menyebut nama Gaara, kau gelisah? Apa itu yang kau sembunyikan? Tolonglah Sakura-chan, kita sudah bersahabat sejak kecil. Ku mohon padamu jangan ada yang kau sembunyikan dariku." Sakura yang menetralkan nafasnya langsung mengambil tempat untuk duduk di sekitar ruang tunggu yang sepi, perutnya kram.
"Naruto, ku harap kau tidak menceritakan ini pada Sasuke-kun. Aku takut dia akan tertekan."
"Baiklah, akan aku penuhi itu."
"Apa kau melihat warna matanya?" Pria pirang itu langsung mengingat warna mata sang istri saat membuka matanya. Warnanya green jade, bukan warna hitam ataupun warna lainnya.
Dan ia kenal betul dengan pemilik mata dengan warna itu.
"Aku ingat."
"Itu adalah mata milik orang yang selalu dekat denganmu selain Sasuke-kun. Dia adalah Gaara, Sabaku Gaara. Dia mendonorkan matanya untuk istrimu."
"Gaara...kenapa dia melakukannya?"
"Dia melakukannya untuk penebusan dosa yang tak aku tahu apa dosanya."
Sakura yang baru saja selesai berbincang dengan suaminya tiba-tiba dipanggil oleh salah satu pasien berambut merah. Ia tahu nama pemuda itu namanya Gaara. Dia mengajak wanita itu ke taman rumah sakit dan duduk di bangku taman.
"Sakura-san, apa kau dekat dengan Sasu-chan?"
"A-ahhh...iya. Dia temanku. Ada pesan yang ingin kau sampaikan?"
"Aku...ingin mendonorkan mataku padanya." Sakura terdiam dan menunggu penjelasan pemuda itu.
"Aku ingin memberikan kedua mataku ini padanya. Dia adalah orang yang terdekat padaku, aku ingin memberikan ini padanya sebagai permintaan maaf dan rasa terimakasih ku pada mereka. Aku sadar waktuku takkan lama lagi dan aku ingin menebus semua dosa yang pernah ku perbuat pada mereka. Dan aku mohon padamu, pastikan identitas ku dirahasiakan pada mereka. Biarlah mereka tidak tahu siapa pendonornya. Dan ini sebuah surat, tolong berikan pada mereka jika aku telah tiada." Gaara memberikan surat kepada Sakura, memastikan wanita itu menyimpannya dengan baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Cinta [SELESAI]
FanfictionAndaikan ku bisa lebih adil Pada cinta kau dan dia Aku bukan nabi yang bisa sempurna Ku tak luput dari dosa -Naruto-