Note: silahkan baca di note-note sebelumnya ya..
..
.
.
Kehamilan pertamanya membuat calon cucu pertama Uzumaki-Uchiha itu dijaga dengan ketat baik dari asupan makan, gizi hingga olahraga yang cocok untuk 'ibu' muda itu. Tak jarang ibunya Sasuke dan Naruto selalu menginap di rumah baru pasangan calon orangtua itu"Sasu-chan...kau jangan mengangkat kantong belanjaannya, kemana bocah kuning itu? Bisa-bisanya membuat menantuku mengangkat yang berat."
"Mama, Naruto membawa galon baru untuk dispenser. Ini tak terlalu berat juga."
Wanita paruh baya dengan rambut merah menyala itu langsung membawa kantong belanja yang besar itu. Ampun-ampun tenaga wanita itu tak dimakan usia, bahkan wajah cantiknya.
"Tidak berat apanya, Sasu-chan? Kantungnya sampai mau bocor ini. Humm, kandunganmu masih tiga bulan. Nanti baby kelelahan, sudah ya...biar mama yang susun ini."
"K-kenapa kaa-chan memanggil ku? Akhh punggungku pegal. Aku baru saja mengangkat dan meletakkan galon di dispenser." Bela Naruto yang merasa terpanggil (tidak, tersalahkan).
PLETAK
"KENAPA KAU MENYURUH MENANTU IMUTKU UNTUK MEMBAWA BELANJAAN KALIAN YANG BANYAK, HUH?! AISHHH..." Naruto semakin nelangsa setelah mendapat pukulan indah di kepala kuningnya.
"Putra manis kaa-chan, ayo diminum susunya. Ini bagus untukmu dan baby." Mikoto memberikan segelas susu khusus ibu hamil rasa strawberry untuk Sasuke yang baru saja duduk di sofa ruang tengah.
"Uhmmm, nanti. Perut ku rasanya penuh, nanti ku minum."
"Tidak-tidak, kau harus minum ini. Itu hanya pengaruh hormon ibu hamil. Kaa-chan juga begitu waktu hamil kakakmu dan dirimu, tapi kaa-chan paksa agar terus memberikan nutrisi untuk kalian."
"Baik, ku minum." Dengan pelan, ia meneguk susu itu. Baru saja tiga teguk, ia merasakan mual di perutnya.
"Humphh...humph..."
"Ke kamar mandi cepat... kaa-chan di belakangmu."
Kamar mandi sudah dekat, kakinya langsung mendekat ke arah wastafel di sana dan memuntahkan susu serta cairan bening dari perutnya. Mual sekali.
"Huelk! Uhuk-uhuk...huelk... hah-hah-hah..."
"Iya tak apa, muntahkan saja..." Tangan wanita itu masih mengusap tengkuk Sasuke. Tiga menit kemudian suara kaki melangkah ke arah mereka
"Mom, Sasuke kenapa?"
"Seperti biasa, mual-mual. Ini wajar untuk trimester pertama. Kau hanya perlu memijat seperti ini saja. Ya sudah, mommy mau bantu kaa-chan mu dulu."
"Hmm... arigatou mom. Tak apa, sayang...aku di sini." Tangan putih ramping itu menggenggam tangan kekar sang suami.
"Hah-hah-hah...Naruto-hhh...huelk..."
"Daijoubu... daijoubu...."
..
.
.
"Bagaimana sekarang, lebih baik?""Humm...sekarang perutku terasa kosong. Aku lapar, mau makan."
"Eeeyyy...kau baru makan waktu di restoran supermarket tadi, 'kan? Kenapa lapar lagi?"
"Entah, perutku kosong...aku mau makan. Baby juga mau makan, ayo makan Naruto!" Tangannya menggoyangkan tangan sang suami untuk minta jatah makan siang keduanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Cinta [SELESAI]
FanfictionAndaikan ku bisa lebih adil Pada cinta kau dan dia Aku bukan nabi yang bisa sempurna Ku tak luput dari dosa -Naruto-