One Month

638 46 1
                                    

Note: Naruto, Sasuke beserta beberapa tokoh lainnya murni milik MK sensei. Nyai hanya minjem mereka...

It's Boys Love with many lemons and conflict. If you don't like it, please stay away. Kalo udh kena virus ini, nyai gak nanggung karantina nya eheee....
.

.

.

.

.

.

.

.

.
Penguasa alam
Tolonglah pegangi aku
Biar 'ku tak jatuh
Pada sumur dosa yang terkutuk
Dan menyesatkan cintaku




NARUTO'S POV

Sebulan telah berbulan madu di Okinawa, kami memutuskan pulang ke kediaman keluargaku di Kyoto. Barang bawaan kami tak terlalu banyak selama bepergian, jadi kami tak perlu kewalahan untuk membawanya. Supir pribadi keluargaku yang menjemput kami hingga sampai ke rumah ayah dan ibuku.

Ku pandangi wajah lelap istriku (Sasuke) yang nampak begitu damai. Wajah putih berseri itu menandakan kalau ia tertidur dengan lelap. Aku suka dia baik-baik saja, walau was-was masih menyerang pikiranku ketika pagi itu

Flashback

Aku tengah bersiap-siap dengan pakaian yang aku kenakan untuk check out selepas sarapan ini. Hanya pakaian casual saja yang ku kenakan, sembari aku menyiapkan pakaian istriku yang masih sibuk membersihkan tubuhnya di kamar mandi.

"Huelksss....hummphhh.... huelksss"

Suara Sasuke kembali bergema di kamar mandi, aku bahkan bisa menghitung berapa kali ia mual dan muntah seperti itu. Aku khawatir ia masuk angin, bagaimana tidak? Sasuke-ku saja merengek tidak mau sarapan saat ku ajak ke restoran untuk sarapan bersama. Alhasil aku yang menyantap sarapanku sendirian

Ku hampiri ia di kamar mandi, mengetuk pintu itu untuk meminta izin.

"Sayang, kau baik-baik saja bukan?"

"Hueelkkk... N-naruto, masukhh s-sajahhh... huelksss"

Tanpa menunggu pun, aku langsung berdiri di sampingnya yang masih merunduk di depan wastafel untuk memuntahkan cairan putih di perutnya. Aku pijat sedikit tengkuk lehernya, sedikit rasa panas yang ku rasa di leher putih istriku itu.

"Bagaimana, sudah lebih baik?"

"Hahhh...hahhh...iya pijat seperti itu... huelksss..."

"Mau ku belikan roti atau susu, kau sepertinya masuk angin."

"M-mouhh...aku sedang tak nafsu makan, huelksss"

Kalian lihat sendiri, betapa keras kepala nya istriku itu.

"Baiklah....setelah sampai rumah, kita periksa ya"

Dia hanya menganggukkan kepalanya dan tubuhnya pun sedikit oleng ke arah tubuhku. Ringan sekali tubuhnya ini. Aku menggendongnya menuju kamar tidur kami dan mendudukkan badannya agar bisa ku pakaikan baju yang sudah ku siapkan.

"Naru, aku bisa memakainya sendiri. Tunggu saja di luar." Ujarnya lembut dan tersenyum manis di wajah putih sedikit pucatnya.

"Uhmm baiklah, aku tunggu di balkon. Kalau ada apa-apa panggil saja aku"

Takdir Cinta [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang