Revenge

1.1K 62 0
                                    

Dean masih disana menunggu.

"Risa sialan... Aku akan mengejarmu sampai dapat."

Dean menatap Adara sedih, "Ayolah kenapa kau harus seperti ini..."

Dean tak melepaskan genggamannya sedikitpun sejak Adara dipindahkan ke ruang rawat.

Ia bahkan meminta ijin pada ibu Adara untuk merawat Adara selama beliau belum bisa pulang. Dean berbohong tentang Adara yang hanya demam.

"Apa yang harus kukatakan pada ibumu..." Ucap Dean pelan.

Itu permintaan Adara sebelum ia benar-benar tak sadar.

Dean merogoh sakunya, "Halo..."

"Kami masih mencari keberadaan Risa, bos..."

"Aku tidak mau tahu. Kalian harus mendapatkan Risa hidup-hidup." Ucap Dean.

"Baik..."

Tut...

Gio... "Apa mungkin dia juga tahu rencana Risa?"

Dean menggeser kembali ponselnya. Ia menunggu sejenak.

Tak lama, nomor tujuan menerima panggilannya.

"Ada apa?"

"Serahkan Risa padaku..." Ucap Dean tajam.

"Apa yang kau katakan? Risa kabur sejak satu bulan lalu. Itulah alasan kenapa aku di kota ini sekarang." Jelas Gio.

"Risa sudah gila, Gio. Aku tak mau tahu, kau harus menemukannya dan memberikannya padaku, atau orang-orangku yang akan menyeretnya padaku." Ancam Dean.

"Lebih baik kau jelaskan apa yang terjadi... Kau tidak bisa sepenuhnya menyalahkanku apalagi Risa. Aku kenal Risa lebih baik daripada kau." Umpat Gio balas.

Dean terdiam sejenak. Ia akhirnya menceritakan semua teror yang terjadi.

"Kau yakin jika kau tak terlibat?" Tanya Dean.

"Jika aku terlibat, aku yang akan menembak, bukan Risa..." Umpat Gio.

"Temukan dia. Berikan padaku..."

Dean memutus panggilan sepihak. Ia kembali menatap Adara. "Ayo bangun..."

---

Gio melemparkan ponselnya asal. "Sudah kuduga, Risa pasti melakukan sesuatu yang nekat." Ucapnya pelan.

Tak lama, bel apartemen Gio berbunyi.

Ting-tong...

Gio segera bangkit dan berjalan kearah pintu, ia melihat kearah monitor.

"Risa..."

Ia membuka pintu cepat, "Risa..."

Risa, wanita itu langsung mendekap Gio erat-erat. "Gio... Aku takut..."

Gio membawa Risa kedalam. "Apa yang kau lakukan?" Tanya Gio.

"Aku... Aku..."

"Risa, kau tidak boleh seperti ini." Ucap Gio.

"Tapi aku tidak..."

"Hentikan." Ucap Gio tegas.

Risa terdiam. "Aku mengenalmu dengan baik. Kau takkan seperti ini kecuali ada yang mempengaruhimu. Katakan padaku siapa dia..." Desak Gio.

"Aku ti-tidak bisa..."

"Risa!?" Bentak Gio.

Risa menangis sesenggukan. "Tapi percayalah aku tak melakukannya, aku tak tahu kenapa tiba-tiba ada berita seperti itu..."

Beauty And The BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang