"Kau..."
Adara terpaku, "Aku yakin kau tak merasa kehilangan, bukan?" Tanya Dean.
"Bagaimana bisa, kau ada disini!?"
"Kau kira perusahaanku hanya satu?" Tanya Dean.
Adara melongo. "Ini anak perusahaanku. Ternyata orang-orangku pandai membawamu padaku." Ucap Dean.
Dean menatap Adara, gadis itu jelas sangat terkejut melihat kehadirannya sekarang.
Adara diam, ia harus tenang. Dean melangkah mendekat. "Kenapa tidak duduk?" Tanya Dean.
"Tidak perlu basa-basi, apa yang Anda inginkan?" Tanya Adara.
"Kau..." Ucap Dean.
Adara makin sesak nafas. "Ti-tidak... Saya tidak mau." Ucap Adara.
Dean tersenyum. Ia berjalan melewati Adara begitu saja. "Benarkah?" Bisiknya pelan di telinga gadis itu.
Adara makin merinding. Bukan pertemuan seperti yang dia inginkan!!
"Aku menjagamu, Adara. Kenapa kau tak sadar?" Tanya Dean, ia mendekap Adara pelan.
"Hentikan!?" Panik Adara menghindari Dean.
"Itulah yang kuinginkan..." Ucap Dean.
"Anda pergi tanpa menjelaskan apapun!? Itu aneh, tuan!?" Umpat Adara.
"Kau masih memanggilku tuan?" Tanya Dean.
Adara menarik nafas pelan. "Saya butuh penjelasan." Ucap Adara.
Dean tersenyum. "Duduk dan dengarkan aku." Ucap Dean.
Adara diam. "Adara..." "Ayo jelaskan!?" Teriak Adara kesal. Dean tertawa pelan.
"Aku sengaja melakukannya, aku tahu kua meragukan hatimu sendiri. Dan lihat sekarang... Kau begitu panik saat aku menghilang." Ucap Dean memasukkan tangannya ke kedua saku celananya.
"Kau bukan mencintai Edward lagi, kau tak khawatir tentangku yang berada dibawah bayangan Edward..."
Adara makin tak mengerti.
"Kau hanya peduli tentangku. Kau mencintaiku..."
Kalimat terakhir Dean membuat Adara terpaku diam.
"Kau mencintaiku?" Tanya Dean cepat, membuat Adara menatap lelaki itu seketika.
"Apa kau benar-benar menyukaiku? Kenapa wajahmu semerah itu?" Tanya Dean.
Adara menutup mulutnya rapat-rapat. Dean mendekat.
"Hei..."
"Berhenti atau aku akan teriak!" Ancam Adara.
Dean tersenyum. "Kenapa kau semarah itu? Aku akan tetap jadi kekasihmu..."
"Saya tidak... A-apa?" Tanya Adara membuat Dean tersenyum.
"Aku menunggu jawabanmu..." Ucapnya pelan. Adara melongo.
"B-bagaimana..." "Aku mencintaimu dan aku melakukan apapun untuk mendapatkan apa yang kumau." Ucap Dean.
Adara terdiam. "Aku memang sudah tidak muda lagi, bahkan aku ini sudah pernah gagal dalam pernikahan. Aku tak berharap banyak jika kau..."
"Anda sungguhan?"
Dean tertawa pelan. "Iya." Ucap lelaki itu tersenyum menatap Adara.
"Saya pernah berharap mendapatkan pasangan yang lebih dewasa dari saya, tapi bukan dengan cara seperti ini!?" Protesnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beauty And The Boss
RomanceAdara mendapatkan tugas untuk magang di sebuah perusahaan terbesar di kota berkat nilai pendidikannya yang terlampau memuaskan. Ia mendapat tempat sebagai sekretaris yang harus menghadapi boss nya yang dingin. Namun, semua tak sesuai ekspetasinya. ...