Past

2.6K 156 4
                                    

Adara melangkah cepat masuk ke ruangannya, meninggalkan Dean yang berjalan jauh di belakangnya.

"Pagi..." Sapa Jonathan muncul dengan wajah cerahnya seperti biasanya.

Dean hanya berdeham. "Kudengar Adara kacau semalam." Ucap Jonathan.

"Jangan bicarakan itu didepannya, aku tahu rasanya dipermalukan." Ucap Dean.

"Hoho... Perhatian sekali..." Goda Jonathan.

"Untuk apa kau menggodaku sepagi ini..." "Kau dan sikapmu itu. Wanita mana yang ingin dan bernafsu mendekatimu?" Tanya Jonathan.

"Aku akan mendapatkannya... Diam saja dan kerjakan semua tugasmu. Check semua anak magang." Ucap Dean berlalu menjauh.

Jonathan menghela nafas, "hah... Dean dan otaknya yang kaku. Aku mulai muak." Ucap Jonathan mencibir.

Adara terduduk di kursi ruangan. "Bagaimana caraku untuk pulang? Bagaimana!?" Paniknya.

Tak lama, ponselnya berdering. "Mama... Mati aku..."

Tapi dia harus mengangkatnya... "Halo..." "Adara! Apa yang kau lakukan? Kau membuat mama malu..."

"Mama, mama ini semua salah paham. Aku tidak tahu kalau..." "Untung saja bosmu itu baik hati. Bagaimana jika tidak? Habis sudah nasibmu... Kuliahmu... Nilaimu..."

"Mama, ayolah tak perlu berlebihan. Aku takkan mengulanginya..."

"Setelah dari kantor, pulang ke rumah. Mama tak mau tahu..." Ucap ibunya.

"Iya, ma. Aku..." Tutttt...

Adara memejamkan matanya erat. "Apa yang sudah kulakukan?" Umpatnya meletakkan kepalanya di meja.

---

Siang itu, nenek Dean datang ke kantor. Adara keluar dan mendapati nenek Dean disana. "Selamat siang, nyonya. Ada yang bisa saya bantu?" Tanya Adara reflek.

Nenek Dean menatap Adara. "Siapa kau?" Tanyanya.

"Saya sekretaris disini, mahasiswa magang. Nyonya ingin bertemu dengan siapa?" Ucap Adara.

"Aku ingin bertemu cucuku." Adara makin bingung.

"Siapa nama cucu nyonya?" Tanya Adara. "Edward." Ucap Oma.

Adara makin kebingungan. "S-siapa itu?"

"Dia pemilik perusahaan." "Tapi CEO disini bernama tuan Dean, nyonya." Ucap Adara.

"Oma..." Seseorang muncul disana membuat Oma tersenyum. "Itu cucuku..."

Adara makin kebingungan. Kenapa memanggil Edward?

Dean berjalan mendekati Oma. "Oma... Sedang apa kesini? Siapa yang mengantar?"

"Aku pergi bersama sopir." Ucap Oma pelan. Adara terdiam disana masih bingung.

Dean beralih ke Adara. "Apa itu dokumen yang kuminta?" Tanya Dean.

Adara mengangguk. "Bawa ke ruanganku. Ayo Oma..." Ucap Dean menuntun neneknya ke ruangannya.

Adara masih diam disana. Dean lembut sekali...

"Adara!" Panggil Dean membuat gadis itu gelagapan dan segera berlari mendekat.

Dean segera membimbing Oma duduk di sofa. "Kenapa Oma kesini?" Tanya Dean.

"Oma bosan dirumah. Oma ingin suasana baru..."

Adara menyusul. "T-tuan, maaf saya tidak tahu kalau..."

"Aku berhutang penjelasan. Tapi nanti... Tolong jaga Oma, aku ada meeting." Ucap Dean menyahut dokumen ditangan Adara.

Beauty And The BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang