8. Are You Sure?

162 13 0
                                    

Setelah beberapa menit mengobrol dengan Jeno. Jeno pun akhirnya pamit pulang. Jeamin yang telah mengantar Jeno ke depan, dan memastikan Jeno sudah pergi. Jeamin memutuskan untuk kembali ke dalam rumahnya.

Bukan hanya itu, Jeamin pun memutuskan untuk memeriksa keberadaan kembarannya. Apakah kembarannya tengah tidur, atau malah tidak ada di kamarnya.

Sampai di lantai atas, Jeamin langsung melangkahkan kakinya menuju kamar Jaemin.

Sebelum masuk, Jeamin mengetuk pintu terlebih dahulu. Membuka sedikit pintu, guna melihat keberadaan Jaemin dari pantulan kaca yang langsung menghadap ke ranjang Jaemin.

Helaan nafas keluar dari mulut Jeamin, begitu melihat Jaemin tengah bergerumul di atas ranjangnya, alias tidur.

Dengan langkah perlahan, Jeamin masuk ke dalam kamar Jaemin.

"Dor!" Teriak Jaemin kepada Jeamin yang aedang menatapnya dari atas. Membuat Jeamin tersentak kaget.

Untung saja reflek Jeamin itu gak cepat. Kalau cepat? Jeamin sudah memastikan kalau wajah Jaemin akan terkena pukulan tangannya.

"Yak! Kau mengangetkan-ku!" Protes Jeamin, yang langsung duduk di atas ranjang, samping Jaemin.

"Kau darimana saja? Kenapa tadi malam tidak pulang?" Tanya Jaemin, menatap kembarannya yang sedang misuh-misuh.

"Aku habis making out bersama seorang pria." Jujur Jeamin, tanpa ada yang di tutupi kepada Jaemin.

"Kali ini sama siapa lagi? Keramaian apa yang telah kau lakukan kali ini Jeamin?" Tanya Jaemin, menatap kembarannya jengah.

"Aku membuat sedikit kekacauan." Cicit Jeamin, mengingat kejadian semalam.

"Kau datang ke pertemuan itu?" Terka Jaemin, yang langsung mendapat respon ringisan dari Jeamin.

Percuma kalau mau bohong, tetapi Jaemin sudah bisa menebaknya. Jadi ya Jeamin lebih memilih untuk jujur. "Ya, aku datang ke pertemuan itu, dan berakhir menghancurkannya. Aku bertengkar--ah lebih teparnya berantem dengan Aunty Sooyoung." Jawab Jeamin, dengan mengigit bibir bawahnya.

Jaemin menghembuskan nafasnya kasar, mendengar cerita Jeamin. "Lalu, apa yang mereka lakukan kepada-mu?" Tanya Jaemin, yang sudah bangun dari tidurnya, dan membenarkan duduknya.

"Dia mengusirku. Mengatakan aku anak yang tidak bisa di atur. Aku pembawa sial dalam hidup-mu. Dan seharusnya aku gak ada di hidup-mu. Katanya, aku hanyalah bayangan hitam yang akan merusak hidup-mu." Ujar Jeamin, yang langsung cemberut begitu mendengar ucapan yang di katakan keluarga besarnya tadi.

"Lalu, bagaimana perasaan-mu sekarang?" Tanya Jaemin, menatap iba kembarannya.

"Aku sih baik-baik saja. Sudah terbiasa dengan ucapan mereka. Tapi aku malah takut kepada dirimu. Aku takut kau kena imbasnya karena ulahku." Ujar Jeamin, yang merasa sangat tidak enak kepada Jaemin.

"Tidak usah memikirkan perkataan mereka. Kau jangan mengkhawatirkan aku juga. Aku tidak apa-apa, dan akh juga sama seperti dirimu; aku sudah terbiasa." Seru Jaemin, yang membuat kepala Jeamin terangkat menatap Jaemin.

"Sungguh?" Tanya Jeamin, memastikan ucapan Jaemin.

Jaemin terkekeh dan langsung menganggukkan kepalanya. "Sungguh. Sekarang ceritakan kau habis making out dengan siapa?" Tanya Jaemin, yang sudah sangat penasaran dengar partner ONS Jeamin.

"Pria tampan yang mengantarmu pulang." Ujar Jeamin, yang sukses membuat Jaemin mengerutkan dahinya bingung, dan juga sedikit terkejut.

"Pria tampan yang mengantarku pulang?" Tanya Jaemin lagi, guna memastikan pendengarannya, kalau pendengarnya itu tidak salah tangkap.

"Iya. Pria tampan yang waktu itu mengantarmu pulang, sewaktu kau membeli buku." Ujar Jeamin, mengingatkan Jaemin lagi.

"Jeno Lee? Lee Jeno? Anak sekolah-ku?" Tanya Jaemin yang sedikit terkejut.

Jeamin menganggukkan kepalanya antusias, begitu Jaemin berhasil menebaknya. "Benar! Lee Jeno, teman sekolah-mu. Kau tau? Ternyata dia sangat tampan dan jago di ranjang. Kau lihat saja ulah yang telah ia lakukan!" Seru Jeamin, seraya menunjukkan ruam keunguan di lehernya.

Jaemin speechlees. Ia tidak tau harus merespon seperti apa ucapan Jeamin. Ia masih terkejut dengan Jeno yang terlihat seperti anak baik-baik, dan berbeda dengan laki-laki lain. Ternyata sama saja! Jeno hanyalah laki-laki biasa di luaran sana, yang haus akan hastrat seorang wanita.

"Njun, kamu dengerin cerita gue gak sih?!" Tanya Jeamin kesal, karena melihat Jaemin yang terdiam, dan sepertinya sedang melamun.

"Ah iya dengar. Terus, tadi kau di antar pulang dengannya?" Tanya Jaemin, yang berbohong. Dia tidak mendengar semua yang di katakan Jeamin. Daritadi dia hanya terdiam dan melamun tidak jelas. Tapi ia enggan untuk mengulang cerita Jeamin.

Jaemin tau pasti cerita Jeamin tidak jauh-jauh dari gaya sex, ranjang, dan hal-hal yang berbau itu.

"Iya Jae. Dia kayaknya gentle banget deh. Gak kayak cowo-cowo yang habis sex bareng gue. Bukan cuma di antar pulang. Dia juga kasih makan gue, untuk menghilangkan pengar gue Jaemin!" Seru Jeamin antusias, menceritakan Jeno.

"Kayaknya gue suka deh sama Jeno." Sambung Jeamin, yang sukses membuag Jaemin mendelik jijik.

"Dih apaan sih lo! Jangan ngaco deh! Lo baru pertama kali ketemu sama Jeno!" Peringat Jaemin.

"Ya kenapa emang? Jeno keliatan cowo baik-baik kok. Gentle man keserempet soft juga kayaknya. Kenapa emang? Lo suka ya sama Jeno?" Tanya Jeamin, menatap Jaemin dengan perasaan bersalah.

"Ya enggak gitu Jeamin. Maksud gue tuh ya, lo kan baru pertama kali ketemu. Lo belum tau Jeno sepenuhnya. Lo hanya tau dia pas pertama kali ketemu. Setiap orang pasti akan menujukkan sikap baiknya, kepada orang yang baru mereka temui." Jelas Jaemin. Ia tidak mau Jeamin terperangkap ke lobang kebodohan lagi.

"Ya gue tau pepatah itu. Don't judge book by cover. Tapi ya kayaknya gue yakin aja sama si Jeno ini. Dan ucapan lo juga salah mengenai setiap orang akan bersikap baik kepada orang yang baru pertama kali ia temui. Buktinya keluarga besar kita dan juga lo gak kayak gitu. Lo judes banget ke orang yang baru pertama kali deket." Jelas Jeamin.

"Ya gue dan keluarga kita pengecualian! Udah deh Jeamin, terserah lo mau kayak gimana. Pokoknya kalo lo jatoh lagi? Jangan salahin gue!" Peringat Jaemin.

"Ck! Bawel lo!" Ujar Jeamin, di sertai dengusan kasar.

"Tapi benerkan kalo lo gak suka sama Jeno? Gue gak mau menyukai orang yang sama. Kalau misalkan lo suka sama Jeno? Gue bakalan mundur sama lo. Soalnya lo susah banget deket sama cowo." Ujar Jeamin, menatap Jaemin penuh kepastian.

Jaemin terdiam sejenak, sebelum akhirnya menggelengkan kepalanya gusar. "Iya iya! Gue gak suka sama Jeno. Puas? Jadi, sekarang lo pergi dari kamar gue! Gue mau kerjain pr!" Usir Jaemin kepada Jeamin.

Jeamin yang di dorong keluar dari kamar Jaemin pun hanya bisa mencak-mencak kesal.

"Jangan lupa--"

"Iya-iya bawel! Jangan berisik deh!"

SAME BUT NOT SAME - NOMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang