Kejutan

1.2K 171 8
                                    

Ayo Vote dan Komen juga yaa


"Udah gue bilang kan lo itu denial Ji. Lo itu sebenernya nyaman sama Oci, tapi egois dan gengsi lo gede" ucap Junkyu. "Lo selalu nepis apa yang hati lo bilang. Lo sayang sama Oci perlakuan lo ke dia itu beda Ji" lanjutnya.

"Gue harus gimana Jun... Gue gak tau dia dimana bahkan keluarganya juga hilang" lirih Jihoon. "Jangankan lo.. gue aja gak tau" ucap Junkyu. Jihoon menghela nafas dalam.

"Gue kehilangan dia Jun"












***

2 tahun berlalu...


"Ci, makan dulu" Yoshi tersenyum pada sosok pemuda yang muncul di layar handphonenya. "Iya nanti Jae, aku masih ngerjain tugas" ucap Yoshi.

"Engga, engga. Kamu harus makan Ci" ucap Jaehyuk di seberang sana. Keduanya sering bertukar kabar dan saat Yoshi pindah ke Jepang, Jaehyuk yang frustasi.

"Jae" Yoshi memohon agar Jaehyuk memberinya waktu tapi itu tidak mudah. "Kalo gitu aku ke Jepang hari ini" ancam Jaehyuk. Dan Yoshi tahu dia tidak akan main-main karena beberapa bulan yang lalu Jaehyuk benar-benar langsung ke bandara memesan tiket.

"Iya iya aku ambil makanan dulu" ucap Yoshi. Jaehyuk tersenyum lalu mengangguk dan memperhatikan setiap gerak gerik Yoshi.

"Nih aku makan" ucap Yoshi setelah kembali dari dapur membawa makanannya. "Jangan diet lagi" ucap Jaehyuk hanya diangguki oleh Yoshi.

"Haru mana Ci?" Yoshi menelan makanannya kemudian menatap Jaehyuk. "Kayaknya mandi" ucap Yoshi. "Kenapa?" Tanyanya.

"Susah banget sih minta restu sama dia" keluh Jaehyuk membuat Yoshi terkekeh. "Kamu harus pinter ngambil hatinya" ucal Yoshi. Jaehyuk memang sudah pernah menyatakan perasaannya pada Yoshi. Meski Yoshi menerima dan meminta untuk menjalani hubungan dulu, tetap saja semua harus dengan persetujuan Haruto.

Jaehyuk paham mengapa Haruto seperti itu, semua karena dia sangat menyayangi Yoshi. Bahkan sebelum pergi ke Jepang, Haruto sempat menghajar Jihoon.

"Aku kangen deh" ucap Jaehyuk. "Aku pengen ketemu dan ngomong langsung sama kamu" ucapnya lagi. Yoshi tersenyum lembut kemudian memberi ciuman virtual pada Jaehyuk.

"Ci jangan bikin aku tambah kangen yaa" ucapnya merajuk membuat Yoshi tertawa pelan. "Kalo kangen ke sini dong" ejek Yoshi dan benar saja Jaehyuk mematikan ponselnya membuat Yoshi panik.

"Yahh gak diangkat"












2 jam berlalu Yoshi sudah menyelesaikan semua tugasnya. Kemudian dia keluar dari kamarnya.

"Udah beres Ci?" Tanya bunda. "Udah bunda" ucapnya sambil berjalan ke dapur membawa piring dan mangkuk yang kotor.

"Haru dimana bun?" Tanya Yoshi. "Katanya dia ada tugas di luar. Oh iya kamu di rumah sendiri gapapa? Bunda mau ke supermarket bentar" ucap bunda. Yoshi mengangguk kemudian mengecup pipi bundanya sebelum masuk ke kamarnya.

Tak berselang lama tiba-tiba ada yang menekan bel rumahnya. "Siapa yang bertamu?" Gumam Yoshi. Kemudian Ia keluar lagi dari kamar menuju pintu depan. Saat membuka pintu, Yoshi benar-benar dibuat tekejut.















"Jaehyuk?!"






"Yaampun kamu nekat banget sih" omel Yoshi setelah menyuruh Jaehyuk masuk ke dalam. Jaehyuk hanya tertawa pelan mendengarnya.

"Kenapa sih? Kan kamu yang nyuruh aku ke sini" ucap Jaehyuk membuat Yoshi menghela nafas. "Ya kan aku kira kamu gak beneran ke sini. Jauh loh Jae"

"Apa sih yang engga buat kamu Ci?" Tanya Jaehyuk membuat pipi Yoshi memerah dan kini Ia menunduk malu. Jaehyuk menarik dagu pemuda manis itu agar Ia dapat menatap wajahnya.

"Aku mau nunjukin kalo perjuangan aku buat kamu itu gak main-main Ci" ucap Jaehyuk. "Iya tapi kan-" Jaehyuk meletakan jari telunjuknya pada bibir Yoshi.

"I Love You" ucap Jaehyuk untuk kesekian kalinya. Iya kemudian tertawa pelan ketika melihat reaksi Yoshi yang semakin memerah.

"Ci.." Yoshi menatap mata Jaehyuk. Kedua wajah itu kini semakin mendekat dan bibir tebal Jaehyuk menyentuh bibir tipis Yoshi. Tidak ada lumatan karena Jaehyuk hanya menempelkan bibirnya. Kemudian Ia meraih belakang kepala Yoshi hingga kening mereka menyatu.

"Aku harap hubungan kita semakin erat kedepannya" ucap Jaehyuk lembut. Yoshi tidak menjawab melainkan menikmati setiap hembusan nafas mereka berdua.




"Liat deh langit senjanya cantik kan" ucap Yoshi. Dia mengajak Jaehyuk jalan-jalan ke tempat favoritnya sejak pindah ke Jepang.

"Lebih cantik lagi orang di samping aku" ucap Jaehyuk. "Aku cowok ya" protes Yoshi.

"Tapi kamu cantik, manis dan punya aku" ucap Jaehyuk mengundang Yoshi untuk memukul dada pemuda itu. "Gombal terus"

"Fakta kan" Yoshi tidak menjawab lagi melainkan Ia memilih duduk di salah satu bangku yang langsung menghadap sungai.

"Kapan mau balik?" Tanya Jaehyuk. Yoshi menggeleng menandakan Ia tidak tahu. "Entahlah tapi aku belum siap" ucap Yoshi.

"Kamu masih inget dia?" Tanya Jaehyuk dan Yoshi diam. Jaehyuk sangat tahu. "Jae.. aku kan udah bilang jangan bahas dia.. kamu tau kan aku berusaha lupain dia. Makanya aku gak mau kamu terlalu serius sama aku. Aku gak mau jadiin kamu pelampiasan aku gak mau Jae" ucap Yoshi menunduk. Jaehyuk tidak bermaksud untuk mengingatkan Yoshi pada masalalu, tapi Jaehyuk.. ah sudahlah dia saja tidak mengerti kenapa.

"Maaf ya" ucap Jaehyuk yang langsung memeluk Yoshi. "Aku takut kehilangan kamu" ucapnya lagi.

"Janji sama aku jangan nangisin dia lagi. Aku tau banget Ci, bunda selalu bilang sama aku" ucap Jaehyuk. Ternyata bundanya yang kadang memberitahu Jaehyuk keadaan putranya.

"Sayang-"
"Diemm Jae aku malu" cicit Yoshi membuat Jaehyuk terkekeh. "Ngapain malu sih?"

"Malu, mau pulang" akhirnya Jaehyuk mengajak Yoshi pulang ke rumah.




"Loh Jae udah nyampe kenapa gak istirahat dulu sih?" Tanya bunda yang kaget Yoshi datang bersama Jaehyuk. "Gapapa bunda, Jae lagi mau jalan-jalan kangen juga sama anak bunda hehe" ucapnya.

"Makasih ya udah bikin Oci senyum lagi" ucap bunda tulus. Jaehyuk juga ikut tersenyum "Semua buat Oci bunda" ucapnya membuat Yoshi merona.

"Ya udah sana Ci ajak jae istirahat" ucap bunda. "Nanti bunda bangunin buat makan malem ya" ucap bunda lagi diangguki oleh Yoshi dan Jaehyuk.

"STOOPPP" Baru saja akan melangkah naik, tiba-tiba Haruto datang dan berlari ke arah Yoshi juga Jaehyuk. "Haru kenapa sih teriak gitu?" Tanya bunda heran.

"Bunda ngapain sih ngijinin dia sama kakak di ke kamar?"

"Loh emang kenapa?" Tanya bunda. Haruto menggeleng ribut. "Pokoknya gak boleh"

"Drama banget heran" ucap Yoshi menggelengkan kepalanya melihat kelakuan sang adik.

"Kamu tuh udah gede jangan kayak anak kecil Haru, udah kamu sini mending bantu bunda" ucap bunda menyeret anak bungsunya yang pasrah tapi tetap memberi tatapan tajam pada Jaehyuk.

****

Lost in You [END] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang