Yoshi sudah selesai mandi dan berganti pakaian. Kemudian Ia membuka lemari untuk mengambil handuk baru. "Mandi dulu nih" ucap Yoshi. "Harusnya tadi mandi bareng"
"Berisik, udah sana mandi" ucap Yoshi. Jaehyuk berdiri menatap Yoshi sambil memamerkan senyumnya kemudian mengambil handuk yang Yoshi berikan.
Setelah mandi dan juga berganti, Jaehyuk duduk di pinggir tempat tidur. Tidak ada Yoshi di sana namun pintu terbuka dan Yoshi muncul membawa dua buah gelas.
"Minum dulu tehnya" ucap Yoshi. "Makasih sayang" ucap Jaehyuk. Yoshi duduk di kursi sambil merapikan beberapa buku-buka yang masih berserakan.
"Ci sini" panggil Jaehyuk membuat Yoshi menoleh. "Ngapain?" Tanya Yoshi. "Tidur" jawab Jaehyuk.
"Tidur aja Jae" Jaehyuk menggeleng kemudian menarik tangan Yoshi. "Aku kangen, selama ini kita gak pernah ketemu selain terakhir waktu aku nekat nyusul kamu ke sini" ucap Jaehyuk.
"Tapi-"
"Aku gak akan macem-macem Ci, aku cuma mau tidur sambil meluk kamu" ucap Jaehyuk yang akhirnya diangguki oleh Yoshi.
Jaehyuk masih dalam posisi duduk dan dia mendudukan Yoshi yang masih berdiri ke pangkuannya. Sejujurnya Yoshi sedikit malu karena ini pertama kalinya. Tangan Jaehyuk melingkar di pinggang Yoshi. Sedangkan Yoshi melingkarkan tangannya ke bahu Jaehyuk karena posisinya menyamping. Jaehyuk menatap wajah manis milik Yoshi.
"Ci" panggil Jaehyuk. Yoshi menatap mata dominannya dan dia tidak sadar jika wajah mereka sudah lebih dekat.
"Can I?" Yoshi tidak paham tapi dia mengangguk dan akhirnya terkejut karena Jaehyuk menyatukan bibir mereka dengan lumatan lembut. Awalnya Yoshi tidak membalas namun perlahan Yoshi memberi akses untuk Jaehyuk.
Jaehyuk tersenyum lembut di sela-sela ciuman mereka. Tangannya semakin menarik pinggang Yoshi untuk lebih dekat begitu juga Yoshi yang kini mulai meremas rambut Jaehyuk.
"Ngghhh~" Jaehyuk pertama kali mendengar lenguhan dari Yoshi yang membuatnya semakin gencar menciumi bibir manis kekasihnya itu. Tidak ada nafsu hari ini karena Jaehyuk benar-benar tidak ingin menyakiti Yoshi.
Setelah melepaskan ciuman itu, keduanya sama-sama menghirup oksigen lebih banyak. Yoshi menunduk dengan rona merah di pipinya.
"I Love You Ci" bisik Jaehyuk. "I Love You too" balas Yoshi pelan. "Ayo tidur" ucap Jaehyuk.
****
"Jun, kira-kira Oci gimana ya sekarang?" Tanya Jihoon. Junkyu menatap iba sahabatnya yang sudah 2 tahun belakangan ini merasa menyesal. Jika dulu Junkyu akan membalas sarkas padanya, tapi untuk kali ini Ia tidak ingin. Ia rasa Jihoon sudah cukup menderta dengan penyesalannya.
"Lo beneran cinta sama Oci gak?" Tanya Junkyu. Jihoon menoleh ke arahnya. "Menurut lo gue pantes buat dia?" Tanya Jihoon balik. "Pantes gak pantes ya gimana lo berjuang Ji. Gue yakin Yoshi emang berusaha ngelupain lo dan tugas lo adalah perjuangin dia lagi sampai hatinya balik. Kecuali..." Junkyu menggantungkan kalimatnya.
"Kecuali?"
"Ya kecuali dia udah punya pengganti lo sih" ucapan Junkyu membuat mood Jihoon turun. "Jangan bahas itu" sinis Jihoon. Junkyu hanya mengendikan bahunya.
"Gue juga gak liat Jaehyuk belakangan ini" ucap Junkyu. "Jaehyuk? Cowok yang deketin Oci?" Tanya Jihoon diangguki oleh Junkyu. "Bukannya dia akhir-akhir ini gak ada di kampus?"
"Mati kali" ucap Jihoon asal. Junkyu sudah tidak heran dengan mulut Jihoon. Junkyu fokus dengan handphonenya.
Plakkk
"SAKITTT SIALAN!" Teriak Jihoon ketika Junkyu memukul lengannya. "Berisik nih Doyoung bilang ternyata Oci sama keluarganya di Jepang. Katanya dia kasian liat lo kayak mayat hidup" ucap Junkyu.
"Lo bisa gak, gak usah ngeledek?"
"Syukur gue kasih informasi" ucap Junkyu kesal. "Bilangin sama Doyoung gue minta alamat lengkap Oci"
"Buat apa?"
"Ngirim paket. Ya ketemu dia lah bego"
"Ngatain lo?" Jihoon mengendikan bahunya.
****
"Tapi aku masih kangen" ucap Jaehyuk. Yoshi menangkup wajah Jaehyuk begitu mereka di bandara. Sudah 4 hari Jaehyuk di Jepang dan dia harus kembali ke Korea untuk menyelesaikan tugas akhirnya.
"Kamu harus selesaiin dulu tugas kamu Jae" ucap Yoshi. "Tapi Ci" Yoshi menggoyangkan jari telunjuknya. "No, no. Kamu gak boleh gitu Jae"
"Aku janji setelah lulus aku bakalan nikahin kamu" ucap Jaehyuk dengan enteng membuat Yoshi menggelengkan kepalanya. " Jangan aneh-aneh ah, kerja dulu biar sama-sama mapan"
"Biar aku aja yang kerja, kamu cukup di rumah" ucap Jaehyuk. Yoshi hanya mengiyakan karena berdebat dengan Jaehyuk tidak akan ada akhirnya.
Setelah drama yang Jaehyuk buat akhirnya Yoshi kembali pulang setelah Jaehyuk masuk ke dalam bandara.
Yoshi kini berada di tempat favoritnya di sebuah taman dengan hamparan sungai di pinggirnya. Tempat dimana Ia selalu membuang beban pikiran dan perasaannya. Sejujurnya Yoshi takut menyakiti Jaehyuk. Pria itu terlalu baik baginya. Tapi Yoshi juga tidak menampik jika Ia mulai nyaman dengan adanya Jaehyuk. Terlalu banyak cinta yang Yoshi terima darinya.
"Jihoon..." Gumam Yoshi ketika dirinya kini mematung menatap sosok yang tak jauh berdiri di depan sana juga menatap balik ke arahnya. Mereka sama-sama terdiam tanpa ada yang memulai langkah maju atau mundur. Yoshi berharap ini adalah mimpi. Tidak, tidak. Dia tidak bisa menemui Jihoon. Pria itu pasti jijik padanya. Yoshi masih terbayang bagaimana tatapan Jihoon terakhir kali untuknya. Karena fokus dengan pikirannya, Yoshi tidak menyadari bahwa Jihoon sudah berada di dekatnya.
Yoshi terkejut ketika sebuah pelukan erat menyambutnya. Yoshi terdiam membeku. Lidahnya kelu dan pikirannya entah kemana.
"Maaf Ci...." Itulah yang Yoshi dengar untuk pertama kalinya. Yoshi mendengar suara yang sangat Ia rindukan. Kembali pada kenyataan, Yoshi dapat merasakan getaran pada tubuh Jihoon. Dia menangis?
"Maaf Ci. Maaf gue udah bodoh banget. Maaf gue nyakitin lo. Maaf atas segalanya Ci. Gue nyesel. Gue kehilangan lo gue kehilangan dunia gue" ucap Jihoon dalam isakannya. Kemudian Jihoon melepas pelukan dan menatap wajah Yoshi. Wajah manis dan cantik juga tampan secara bersamaan dengan manik mata hazel yang menatapnya. Jihoon memegang kedua lengan Yoshi.
"Ci-"
"Lo ngapain ke sini Ji?" Yoshi memotong ucapan Jihoon ketika pria itu ingin berbicara. "Lo ngapain nemuin gue? Lo gak jijik sama gue?" nada datar namun terdengar menyedihkan itu membuat hati Jihoon teriris.
"Ci gue minta maaf. Kasih gue kesempatan buat nebus semua kesalahan gue. Gue akui gue egois. Gue denial sama perasaan gue sendiri. Gue ternyata juga sayang sama lo Ci. Gue cinta sama lo" ucap Jihoon dan tentu saja pengakuan Jihoon membuat Yoshi tersenyum miris.
"Gue udah maafin lo Ji..." Ucap Yoshi. Jihoon menatap mata Yoshi. "Ci, lo serius? Kalo gitu kita bisa mulai-" Yoshi dengan cepat menggeleng sebelum Jihoon menyelesaikan ucapannya.
"Maaf Ji, kalo lo mau kita temenan lagi gue bisa. Tapi kalo lebih dari itu lo udah terlambat jauh Ji" ucapan Yoshi seakan membuat dunia Jihoon mulai runtuh.
"Gue udah punya pacar"
DEG.
"Ci.."
"Lo tau Jaehyuk kan?" Tanya Yoshi namun tidak ada jawaban dari Jihoon. "Dia pacar gue Ji, dia yang selalu ada buat gue dan paham dengan keadaan gue. Dan gue baru aja nganterin dia balik ke bandara" ucap Yoshi pelan.
"Ci.. gue gak ada kesempatan ya?" Tanya Jihoon.
****
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost in You [END] ✔️
Fanfiction⚠️Warning⚠️ BXB Jangan dibawa kedunia nyata! Cerita ini cuma imajinasi penulis. Yang suka baca aja. "Gue tau gue salah Ji.. gue tau ini salah. Gak seharusnya gue nyimpen perasaan sama lo..." Yoshi berdiri menatap punggung Jihoon di depan sana. "Kal...