Hari demi hari kondisi Yoshi mulai membaik meski efek samping pusingnya bisa datang tiba-tiba. Yoshi juga belum bisa berjalan normal dan harus melakukan terapi.
Yoshi kini sudah berada di rumahnya karena dia sendiri yang meminta rawat jalan.
"Sayang" Yoshi yang sedang duduk di kursi roda menghadap balkon menoleh pada sang bunda yang masuk ke dalam kamarnya.
"Bunda"
"Oci mau makan apa sayang? Bunda mau masak" tanya bunda.
"Uhm Oci mau makan apa aja masakan bunda" ucap Yoshi. Bunda mengusap rambut Yoshi. "Beneran?" Yoshi mengangguk dan tersenyum.
"Ya udah tunggu ya, bunda masak dulu"
"Iya bunda"
Setelah bunda keluar, Yoshi kembali menatap lurus ke depan lebih tepatnya ke balkon kamar Jihoon. Jihoon tidak ada di rumah karena Ia harus mengurus sesuatu di kampus sebelum kelulusan. Sedangkan Haruto harus kembali ke Jepang merampungkan kuliahnya yang masih 1 tahun ke depan.
Tanpa Yoshi sadari ternyata Jihoon masuk ke kamarnya diam-diam. Jihoon tampak tersenyum kemudian perlahan mendekat dan menutup kedua mata Yoshi. Sementara Yoshi terkejut memegang tangan kekar itu.
"Jihoon" tebaknya. Jihoon menurunkan tangannya dan berpindah ke depan Yoshi lalu satu lututnya Ia gunakan untuk menumpu badannya.
"Kamu kok udah pulang?" Tanya Yoshi. "Aku kangen ayang soalnya" ucap Jihoon dengan senyuman yang menyebalkan. Sekarang mereka sudah pakai aku-kamu. Permintaan Jihoon sih, katanya masa pacaran lo-gue.
"Kamu tuh bercanda terus" ucap Yoshi. Jihoon hanya tertawa kemudian menggenggam tangan Yoshi dan menciumnya.
"Jalan-jalan yuk?" Ajak Jihoon. Tapi Yoshi malah menatap kakinya membuat Jihoon paham. "Kan ada aku yang. Udah jangan mikirin macem-macem" ucap Jihoon yang langsung mencolek gemas hidung Yoshi.
"Tapi bunda lagi masak buat aku masa ditinggal?" Ucap Yoshi. "Aku udah izin sama calon mertua kok" ucapan Jihoon langsung membuat pipi Yoshi memerah. "Ciee pipinya merah macem tomat" goda Jihoon yang langsung dihadiahi cubitan di lengannya.
Jihoon mendorong kursi roda yang Yoshi duduki pelan-pelan agar Yoshi juga bisa menikmati angin segar. Mereka jalan-jalan di sekitar komplek perumahan.
"Ji, aku mau ke sana" tunjuk Yoshi ke arah air mancur yang ada di tengah taman "Oke meluncur" ucap Jihoon.
Jihoon menatap wajah Yoshi dari samping. Wajah polos dengan senyuman tulus yang menghiasinya. Bodohnya Jihoon dulu tidak menyadari adanya makhluk cantik seperti Yoshi.
Jihoon menggenggam tangan Yoshi membuat empunya menoleh. "Makasih udah ngasih aku kesempatan yang" ucap Jihoon tersenyum tulus. Sedangkan Yoshi mengerjapkan matanya lucu lalu membalas senyuman Jihoon.
"Jangan gemes-gemes nanti aku pingsan" ucap Jihoon. Yoshi yang dasarnya receh langsung tertawa. "Apa sih Ji lebay"
Dari kejauhan seseorang menatap mereka dengan tatapan sendu namun senyuman juga tercetak di kedua sudut bibirnya.
"Maaf Ci, aku jadi pengecut sekarang. Padahal aku udah janji buat bikin kamu bahagia. Tapi ternyata, Jihoon yang pantes buat kamu. Aku berharap kamu selalu bahagia"
"Kamu beneran gak mau nemuin Oci langsung nak?" Tanya mama Jaehyuk. Mama dan papanya sudah mendengar semuanya. Mereka tidak mengerti dengan jalan pikiran mantan tunangan anaknya itu hingga membuat Yoshi celaka.
"Jae takut ma, Jae takut Yoshi terluka lagi karena Jae" ucap Jaehyuk. Sang mama langsung memeluknya dan menenangkannya lewat usapan di kepala dan punggungnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost in You [END] ✔️
Фанфик⚠️Warning⚠️ BXB Jangan dibawa kedunia nyata! Cerita ini cuma imajinasi penulis. Yang suka baca aja. "Gue tau gue salah Ji.. gue tau ini salah. Gak seharusnya gue nyimpen perasaan sama lo..." Yoshi berdiri menatap punggung Jihoon di depan sana. "Kal...