ALAN SIALAN

777 107 15
                                    

JALANI KEWAJIBAN KALIAN TERLEBIH
DAHULU !!!





PLAK ....

Suara tamparan begitu nyaring , Alan memejamkan matanya , Ia pulang kerumah ingin beristirahat dengan tenang bukan melihat hal menyedihkan seperti ini

" BUNDA AYAH " teriak Alan yang berada di depan pintu utama , Ia masih menggunakan baju dinasnya , Wajahnya menandakan kelelahan

Mereka menengok secara bersamaan , Alan berjalan menghampiri Orang tua mereka
" Kalian tu kenapa sih ? Alan tuh capek sama tingkah kalian "

" Kalian kalo di rumah cuma berantem , berantem terus , Alan tuh capek . Alan pulang kerja pengen dirumah lihat kebahagian  bukan kayak gini "

" Kalian selalu mikirin ego kalian gak pernah mikirin perasaan Alan "

" Alan capek pengen istirahat dirumah , BUKAN KAYAK GINI " Alan berlalu begitu saja dengan dada naik turun ia berjalan menaiki tangga menuju ke kamarnya

Sesampai di kamar Alan langsung menuju ke almari besarnya dan mengambil beberapa baju dan perlengkapan lainya dan di masukana kedalam koper , Ia sudah lelah , Alan akan menjalankan kehidupanya sendiri , Dia akan tinggal sendiri di Apartemen miiknya

Alan menuruni akan tangga di bawah sana sudah terlihat kedua orang tuanya yang memandangnya . Ia hiraukan

" Al kamu mau kemana ? " tanya bunda Elna ingin menahan anak semata wayangnya ini

" Saya mau mencari kebahagaan saya sendiri " Alan melawati kedua orang tuanya dengan koper yang berada di tanganya

Belum sampai lima langkah " Al kamu mau kemana ? Ayah tidak mengizinkan kamu meninggalkan rumah ini " tungkas Ayah Luky

" Saya tidak memerlukan izin dari kalian berdua " sinis Alan , jangan salahkan dia atas perlakuanya ia sudah capek dengan segalanya maka dari itu sifatnya berubah seperti ini , belum masalah yang lain yang belum tuntas

Deg

" Sekarang anda berdua tidak perlu mengurus saya , urus lah kertas kertas tidak berguna itu , saya tidak penting untuk hidup anda berdua . saya akan pergi , anda berdua bebas melakukan apa saja yang anda sukai dan saya tidak akan lagi mendengar pertengkaran yang tidak ada gunanya setiap hari " ungkap Alan pedas membuat hati dua orang paruh baya itu sedikit sesak

" Dan ya , kalimat cerai yang sering saya dengar , Cerai kalian boleh melakukanya saya tidak perduli , karena dari dulu anda berdua tidak pernah memikirkan saya , anda berdua selalu memikirkan tentang diri anda sendiri "

" Al " panggil Bunda Elna lirih

" Stop panggil saya dengan sebutan itu , nama saya Alan bukan Al " tungkas Alan , tentang panggilan ' Al ' adalah panggilan sayang dari kedua orang tuanya . Jarang orang memanghilnya dengan sebutan Al yang ada orang memangilnya dengan panghilan nama depanya atau ' Lan '

" Jangan seperti itu nak " Bunda Elna menghampiri anak itu , ya anak yang paling ia sayangi

" Stop , anda tidak perlu bersikap seperti ini , ini bukan sikap anda "

" Dan satu lagi anda berdua tidak perlu mencari saya , saya bisa mencari kebahagaiaan saya sendiri " setelah mengatakan itu Alan berlalu meninggalkan kedua orang paruh baya itu

Kebahagiaan itu sederhana tapi terkadang kita sulit untuk mendapatkan nya

°°°

Alan Erlangga nama itu terus saja terngiang di benak bahkan pikiran serta hati seorang gadis yang sedang berbaring di ranjang empuk milik nya , entahlah ia merasa perkataannya itu berbanding terbalik dengan apa yang ia rasakan

ALAN ERLANGGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang