Manusia punya organ yang paling penting untuk membantu bertahan hidup, memiliki kekurangan sedikit saja dari organ tersebut mereka pasti akan kehilangan nikmat. Mungkin, mereka akan sakit kemudian bukan lagi menjadi penduduk bumi. Bukankah itu fakta yang mengerikan? Bisa di jelaskan apa yang di maksud barusan merupakan kematian.
Selayaknya Kim Junkyu pemuda dengan senyuman paling menggemaskan, ia akan mudah tertawa lepas wajah periangnya suka menipu siapa saja. Karena kenyataannya Junkyu punya beberapa luka, yang dia sendiri tidak tahu cara menunjukannya.
Deguban jantung Junkyu tidak berirama halus, setiap memompa memenuhi kerjanya sebagai organ tubuh. Jantung milik Junkyu akan terasa sangat menyakitkan tidak jarang Junkyu sering merintih sakit. Namun, tidak pada keluarganya ia akan mengadu pada Jihoon dan meminta untuk di temani sampai rasa sakitnya menghilang. Sebab Jihoon adalah seseorang yang lebih memilih memahami, ketika semua orang beranggapan sakitnya tidak seberapa. Maka Jihoon tidak menilai sedemikian.
Keluhan itu hanya ada satu-satunya yang berhak untuk mengetahui. Semuanya punya alasan di baliknya.
Tapi Junkyu juga tahu, sekuat apapun menahan rasa sakit tidak ada yang bisa sembunyikan.
Junkyu punya kakak yang selalu memarahinya kapan saja, entah karena menyayangi Junkyu atau berpikir Junkyu itu merepotkan dirinya saja. Setiap saat ia mendapatkan pesan-pesan dari kedua orangtuanya untuk menjaga Junkyu, mengingatkan sang adik makan tepat waktu dan meminum obatnya.
Hampir setiap waktu kakaknya itu kelelahan karena ia punya kesibukan pada dunianya sendiri. Bukan untuk menjaga sosok penyakitan itu. Kira-kira seperti itu yang sering kakaknya pikirkan.
Junkyu sempat berpikir kenapa perhatian dari orangtuanya sekedar di wakili oleh kakaknya saja, apa mereka berdua tidak dapat langsung datang pada Junkyu dan menjaganya sepenuh hati. Junkyu tidak seistimewa itu karena baginya terlahir dengan kekurangan itu merepotkan siapa saja.
Dia akan sakit kemudian mendapatkan perawatan medis. Kemudian orang-orang disekitarnya menangis, mengira jika Junkyu akan meninggalkan mereka semua.
Tetapi setidaknya ia masih punya Park Jihoon─sahabat terbaiknya. Seseorang yang tidak akan meninggalkan Junkyu, dan akan selamanya berada di posisinya.
Jihoon punya banyak waktu dan kesempatan untuk bersama Junkyu, memantau keadaannya dan menemani Junkyu menyaksikan senja di sore hari. Bagi Park Jihoon melakukan hal semacam itu setiap hari tidak memuakkan juga.
Seperti sekarang mereka berdua duduk di dekat sungai han menatap lekat pada sorot senja yang bagi Junkyu merupakan oksigen kehidupannya. Senja dia tidak pernah lupa untuk datang.
"Senja udah mau menghilang tapi dia menepati janji buat kembali, kalo aku menghilang terus gak nepatin janji buat kembali seperti senja. Apa kau akan marah padaku Hoon?" Tanya Junkyu tiba-tiba yang mendapatkan tatapan sinis dari Jihoon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Slowmotion[✓]
Fanfiction𝑃𝑒𝑟𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑝𝑒𝑛𝑡𝑖𝑛𝑔 𝑝𝑎𝑠𝑡𝑖. 𝐾𝑒𝑝𝑎𝑠𝑡𝑖𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 ℎ𝑎𝑙 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑠𝑒𝑠𝑒𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑚𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑎𝑚𝑝𝑢 𝑚𝑒𝑛𝑔ℎ𝑎𝑑𝑎𝑝𝑖 𝑠𝑒𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑟𝑖𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛, 𝑠𝑎𝑘𝑖𝑡 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑠𝑒𝑙𝑎𝑔𝑖 𝑖𝑡𝑢...