"Kim Junkyu, apa bibi sudah melukai hatimu terlalu dalam? Apa Junkyu tidak bisa memaafkan bibi karena kesalahan yang bibi perbuat?"
Cowok dengan senyuman manis itu terdiam ia menatap ke arah lain malas untuk memberikan jawaban. Lagian, untuk apa Lisa mempertanyakan itu yang tanpa dirinya pertanyakan saja sudah dapat di jawab sendiri.
Dalam permasalahan cara untuk menyelesaikannya adalah tetap bersikap biasa-biasa saja. Akan ada saatnya permasalahan itu pun tak terasakan lagi.
Junkyu benci karena ia terlahir dengan keadaan selemah ini dan masih saja di uji oleh berbagai hal, contoh besarnya kehancuran keluarganya. Perceraian yang sudah Junkyu waspadai dari dulu karena Junkyu tahu betapa menyedihkannya kehilangan sosok dua orang tulus itu.
Namun, papanya bukan orang tulus karena dia sudah memberikan luka. Junkyu bahkan tidak ingin bertahan ia yakin keadaannya pasti akan lebih memburuk setelah ini.
Apakah di saat Junkyu hendak beranjak dewasa, hal-hal rumit dan terberat akan terasa tak berperasaan?
"Junkyu, maafkan bibi," Lisa mengulangi perkataannya sekali lagi.
"Apa dengan meminta maaf semuanya akan membaik? Apa bibi tidak memikirkan perasaan orang lain?! Alasan bibi tidak tepat karena bibi merasa hidup yang bibi jalani begitu sulit," sahut Junkyu ia menatap Lisa dengan tirta bening yang sudah menetes.
Kai ingin mendekat namun Junkyu menolak itu semua. Junkyu tidak menginginkan ketenangan dari sang papa karena ia sudah kehilangan apa yang di namakan kasih sayang.
Penjelasan dari Lisa juga tidak di anggap berarti dan bagi Junkyu sendiri ini merupakan penjelasan yang paling terlambat, Lisa bisa-bisanya memilih diam hingga akhirnya sang mama memutuskan untuk bercerai.
Junkyu tidak dapat menyalahkan siapapun ia merasa semua merupakan takdir buruk yang tidak ada habis-habisnya untuk di rasakan oleh makhluk lemah sepertinya. Lelah namun berhenti juga tak mudah.
Sekarang lebih sering merasakan banyak hal yang menyakitkan. Dan itu juga di sebut sebagai pendewasaan diri.
"Dek, apa kamu beneran gak mau papa berjanji?" Tanya Kai dengan amat hati-hati ia takut perkataannya dapat menyakiti perasaan Junkyu, karena selama ini dia pun telah memberikan luka padanya.
"Papa cukup jadi orang baik tapi jangan pernah baik sama Junkyu karena papa udah gagal."
Kehancuran ini merupakan kesalahan terbesar Lisa yang dikatakan Junkyu juga ada benarnya. Ia terlambat, dan kesalahan yang telah di perbuat tidak dapat di perbaiki. Lisa menyesal tapi semuanya memang sudah sia-sia. Ia menitihkan air matanya ingin sekali memohon pada Junkyu agar di maafkan.
Junkyu meminta sang papa untuk pergi ia sudah sangat muak melihat kehancuran seperti ini. Seharusnya tidak hal tersebut tidak pernah terjadi dalam hidupnya.
"Jangan datang lagi."
"Papa masih menyayangimu, nak. Papa mohon sama kamu buat bertahan," ucap Kai sebelum ia pergi dari ruangan anaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Slowmotion[✓]
Fiksi Penggemar𝑃𝑒𝑟𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑝𝑒𝑛𝑡𝑖𝑛𝑔 𝑝𝑎𝑠𝑡𝑖. 𝐾𝑒𝑝𝑎𝑠𝑡𝑖𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 ℎ𝑎𝑙 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑠𝑒𝑠𝑒𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑚𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑎𝑚𝑝𝑢 𝑚𝑒𝑛𝑔ℎ𝑎𝑑𝑎𝑝𝑖 𝑠𝑒𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑟𝑖𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛, 𝑠𝑎𝑘𝑖𝑡 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑠𝑒𝑙𝑎𝑔𝑖 𝑖𝑡𝑢...