Semuanya masih baik-baik saja karena salah satu nyawa yang hampir saja putus asa pada hidupnya, diam sambil terus menunduk tidak tahu apapun. Junkyu sengaja melakukannya ia malas untuk membahas perihal yang menyedihkan.
Di tengah-tengah dunia yang terlihat gelap gulita, tetaplah jadi terang menderang. Itu adalah keinginan terbesar Junkyu.
Yang terpenting setelah perceraian itu papanya tetaplah pria baya yang ia panggil dengan sebutan papa sampai ia mati, ikatan itu pasti akan kekal dan tidak dapat tergantikan. Junkyu hadir karena papanya juga. Perceraian diantara mama dan papanya tidak mengubah hubungan apapun.
Dengan penuh keputus-asaannya pada dunia Junkyu melewati apa yang di namani kehidupan. Hidup memang akan seperti ini sekalipun kau meminta untuk terus bahagia.
Entah akan sampai kapan terbiasa membohongi diri sendiri, dan juga orang-orang yang mengaku peduli padanya.
Setelah menyakinkan dirinya untuk tetap hidup dengan pekiraan waktu yang tidak dapat dirinya tebak, nyatanya ia masih bisa berguna bagi orang lain. Junkyu terus mengukir senyuman saat ia mengingatnya membuat pemuda tampan percaya jika hidup sangatlah berarti. Karena ucapan Junkyu yang tidak ia sadari terlalu menjadi penguat, akhirnya membawa sesorang pada pertahanannya sendiri.
Dunia ini memang cukup aneh jadi jangan heran, dan menyerah dengan mudah.
Junkyu berjalan seorang diri akhir-akhir ini ia sudah sering melakukannya, selain suka senja ternyata Junkyu suka pada hidupnya. Walau yang ia rasakan hanya kesakitan setidaknya masih ada yang ingin membuatnya bahagia.
Jika kenyataannya waktu bisa di ulang, rasanya ingin kembali ke waktu yang sempat membahagiakannya di saat itu juga.
"Junkyu."
Suara yang amat familiar di tangkap oleh runggunya, Junkyu segera membalikan tubuhnya dan mencari tahu siapa yang memanggil namanya barusan.
"Junkyu, papa merindukanmu," katanya sambil memeluk Junkyu. "Kau sudah tau?" Tanya Kai ia sangat berhati-hati saat mengatakannya.
Anggukan itu ia dapati dari Junkyu yang tersenyum sambil menatapnya, Junkyu tetap sama ia tetaplah anaknya yang penuh akan keceriaan seperti dunianya tidak ada yang terus di anggap menyakitkan.
Kai tahu sekali, waktu untuk memperbaiki kesalahan nyatanya tidak di manfaatkan dengan baik.
Ini begitu menyakitkan karena pernyataan yang tidak semestinya ia terima justru berbijak padanya, Kai menyesal dan ia bersalah atas kejadian tersebut. Tidak ada yang harus di sesali olehnya lagi karena sudah tampak percuma.
Junkyu menggenggam tangan Kai dan meminta agar papanya itu tidak mengabaikannya, walau dalam pandangan Jennie dia adalah si mantan suami, bagi Junkyu sosok seorang papa tidak akan tergantikan.
Ribuan kata penguat tidak akan membantu. Jika sudah terbaring kelelahan tanpa mempercayai kekuatan dari pertananan selanjutnya. Tetapi Junkyu berharap, Kai masih mau menguatkannya untuk bertahan hidup.
KAMU SEDANG MEMBACA
Slowmotion[✓]
Fiksi Penggemar𝑃𝑒𝑟𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑝𝑒𝑛𝑡𝑖𝑛𝑔 𝑝𝑎𝑠𝑡𝑖. 𝐾𝑒𝑝𝑎𝑠𝑡𝑖𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 ℎ𝑎𝑙 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑠𝑒𝑠𝑒𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑚𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑎𝑚𝑝𝑢 𝑚𝑒𝑛𝑔ℎ𝑎𝑑𝑎𝑝𝑖 𝑠𝑒𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑟𝑖𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛, 𝑠𝑎𝑘𝑖𝑡 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑠𝑒𝑙𝑎𝑔𝑖 𝑖𝑡𝑢...