Cup
Namjoon mengecup dahi seokjin.
Jam menunjukkan pukul 16:30 itu artinya semua penghuni sekolah telah pulang kecuali penjaga sekolah.
Setelah kegiatan panas mereka tadi namjoon dan seokjin tertidur hingga sekarang.
"Eunghh" seokjin terbangun dari tidur nya dan mengerjapkan mata nya untuk menyesuaikan cahaya yg masuk
"Namjoon" Seokjin membangun kan namjoon dengan menepuk-nepuk pipinya
"Sayang kau sudah bangun?" tanya namjoon dengan suara khas bangun tidur
"Jam berapa sekarang?" bukan menjawab seokjin malah balik bertanya
"Sudah hampir jam 5 sore sayang" ujar namjoon melihat arloji nya yg terletak di meja
"Apakah kita terlalu lama tidur" ujar namjoon
"Tidak apa-apa sayang, mari pakai pakaian mu kita pulang sekarang" ujar namjoon
Mereka masih dalam keadaan naked, dan posisi yg masih sama yaitu seokjin yg masih berada dalam pangkuan namjoon.
Oh jangan lupakan penyatuan mereka yg masih menyatu sampai sekarang.
"Pantas saja masih terasa hangat" mungkin itu yg ada dalam pikiran namjoon saat ini
Seokjin mulai bangkit dari duduk nya dan.....
Plop
Bunyi penyatuan mereka yg terlepas.
Blusss
Seokjin benar-benar malu dengan keadaan sekarang, dia melihat dengan jelas bagaimana junior namjoon yg berdiri tengak melawan gravitasi..
Skip di mobil...
"Sayang kau mau makan dulu?" tanya namjoon pada seokjin
"Tidak namjoon aku masih sedikit kenyang nanti saja di rumah makan nya" ujar seokjin
"Baiklah" putus namjoon
Sekitar 20 menit mobil yg mereka berhenti. tunggu ini bukan kerumah lalu dimana ini, seokjin kebingungan.
"Kita di rumah sakit sayang" ujar namjoon saat melihat raut kebingungan seokjin
"Hah? Kenapa kita kerumah sakit" ujar seokjin
"Kita akan periksa keadaanmu, kau benar hamil atau tidak" ujar namjoon
"Tapi namjoon" ujar seokjin sedikit takut
"Tak apa sayang ayok hadapi bersama" ujar namjoon
"Aku juga masih mengenakan baju seragam namjoon, aku malu" ujar seokjin memang benar dia malu
Bagaimana jika ada orang yg bilang anak yg masih sekolah pergi ke dokter kandungan bersama laki-laki yg sudah agak berumur. Bagaimana jika orang-orang bilang seokjin perebutan suami orang.
Itu lah isi pikiran seokjin yg negatif..
"Sayang dokternya teman ku jadi tak apa ayok" ujar namjoon menyakinkan seokjin
Baiklah seokjin pasrah sekarang.
Sekarang mereka sudah merada di dalam ruangan dokter jung, atau lebih tepat nya dokter jung hoseok teman sekaligus dokter pribadi keluarga namjoon.
Seokjin berbaring di ranjang yg berada disitu dengan hoseok yg memeriksa nya. jujur seokjin sedikit takut bagaimana dia jika beneran hamil.
Seokjin belum siap menjadi seorang ibu, dia masih ingin sekolah dan mengejar cita-cita menjadi seorang desainer. seokjin ingin pergi bersama teman-teman nya tanpa harus repot mengurusi seorang anak, inti nya seokjin ingin bebas tanpa terikat sesuatu, sudah cukup dia terikat dengan namjoon sekarang dia tidak ingin terikat lagi.
"Bagaimana" tanya namjoon penasaran
"Selamat namjoon sebentar lagi kau akan menjadi seorang ayah" ujar hoseok sambil tersenyum
"Kau serius hoseok kau tidak bercanda kan" ujar namjoon memastikan
"Aku serius namjoon, 8 bulan lagi kau akan jadi seorang ayah. sekarang usia kandungan seokjin sudah hampir 4 minggu" ujar hoseok kembali
"Tapi seokjin tidak mengalami tanda-tanda kehamilan, seperti mual" ujar namjoon bingung
"Apa terjadi sesuatu dengan mu sebelum ini? seperti mual atau pusing" tanya hoseok
Namjoon berpikir sejenak kemudian mengangguk.
"Belakang ini aku sering mual dan merasa pusing, bahkan ada saat aku tidak bisa mencium bau makanan saking mual nya" ujar namjoon
"Nah itu dia, yg mengalami gejala-gejala kehamilan itu dirimu atau istilah sindrom couvade" ujar hoseok
"Memang ada yg seperti itu?" tanya namjoon yg masih kebingungan
"Ada dan kau salah satu nya" ujar hoseok
Saking asiknya mereka membahas tentang kehamilan seokjin hingga mereka tidak menyadari seokjin yg tengah melamun dengan memegang perut nya sendiri.
Tidak ada yg tau apa arti dari raut wajah seokjin yg sebenarnya. namjoon yg baru menyadari seokjin tengah melamun, dia berjalan dan menghampiri seokjin.
Grep
Namjoon memeluk seokjin..
"Terimakasih sayang aku sangat bahagia" ujar namjoon memeluk sayang seokjin
"Bagaimana dengan mu?" tanya namjoon memandang wajah seokjin
"Yah aku juga bahagia" ujar seokjin tersenyum paksa
"Baiklah ayok kita pulang sayang" ujar namjoon
"Hmmm" seokjin hanya berdehem mengiyakan
"Terimakasih hoseok" ujar namjoon pada sabahat nya
"Yah sama-sama, tapi ingat kau harus menjaga seokjin dengan baik, karna kandungan seokjin sedikit lemah tapi itu bukan masalah besar jika seokjin byk" Istirahat tidak kelelahan" ujar hoseok
"Aku akan menjaga seokjin dan calon anakku dengan baik hoseok-ahh" ujar namjoon yakin
"Ya itu harus" ujar hoseok
Skip mereka sedang dalam perjalanan pulang..
Namjoon dari tadi tidak bisa menghilangkan seyum pada wajah nya, namjoon terlalu bahagia dengan berita kehamilan seokjin. karna dari dulu namjoon memang suka anak kecil dan ingin seorang ayah.
Lain namjoon lain juga seokjin, semenjak dirinya di ponis tengah mengandung seokjin sedikit menjadi pendiam dan namjoon tidak menyadari itu saking bahagia.
Byk yg ada dalam pikiran seokjin sekarang, bagaimana kedepan nya??
Tbc....
Aku gk ngerti tiba-tiba otak aku jadi bikin alur kaya gini :)
Sebenarnya alurnya tuh gk kaya gini cuma tadi pas nulis tiba-tiba jadi kaya gini 🤧
Aku juga gk tau ini awal komplik apa gimana tapi yg pasti ini bakalan seru sih 😄
Jadi tungguin aja ya wankawan..
Jangan lupa vote, comment dan follow ya :)
Terimakasih 💜
KAMU SEDANG MEMBACA
MY TEACHER-NAMJIN 18+ ⚠⚠🔞🔞
FanficKim Namjoon seorang guru sekaligus suami dari Kim Seokjin istri nya. Namjoon menjadi guru di sekolahan Seokjin hanya semata-mata untuk melihat sang istri lebih sering. Selain berprofesi sebagai guru namjoon pun seorang CEO di salah satu perusahaan...