Hoseok pagi ini pulang ke rumah dia di antar oleh taehyung, sang kekasih meminta untuk ikut masuk dia penasaran apa yang akan ibu yoongi bahas.
Berjalan melangkah masuk dengan pelan terlihat nyonya chaerin, yang masih tampak muda di mata hoseok tak ada kerutan dari kulitnya. Seperti wanita yang masih berumur 26 tahun hoseok membungkuk sopan begitu juga taehyung menyapa dengan ramah.
"Selamat pagi hoseok, apa kabar mu?" Chaerin memeluk mantan menantunya.
"Hum, kabar ku baik bibi sebenarnya ada apa? Tumben sekali bibi kemari." Hoseok duduk di samping sang mamah.
"Aku hanya ingin bertanya, karena aku tak tau alasan kalian bercerai di rasa ada yang janggal saat aku mencari tau ini." Chaerin menatap hoseok.
Hoseok bingung harus menjawab apa bibirnya terasa kelu, apakah yoongi tak memberitahu soal alasan mereka cerai? Karena hoseok tak sempat untuk sekedar menemui keluarga yoongi, hoseok terlalu lelah karena waktu itu dia hanya fokus pada rasa sakitnya.
"Dan kenapa saat kalian bercerai, kau tak menemui ku? Atau bahkan sekedar menyapa? Aku waktu itu sangat shock dan tak bisa menemui mu karena ayah yoongi yang mendadak sakit." Chaerin masih terus menatap hoseok.
"Maaf, maafkan hoseok bibi sungguh awalnya hoseok kira tak akan serumit ini. Aku tak sempat menemui bibi karena terlalu shock dan sakit hati oleh kelakuan yoongi. Hingga ingin rasanya aku melarikan diri dari dunia ini, sungguh aku minta maaf tapi apakah yoongi tak memberitahu mu?" Hoseok memainkan jarinya lalu menatap chaerin.
"Baiklah aku paham keadaan mu, memberitahu apa? Setelah kalian bercerai yoongi tak pernah pulang, dia terlalu sibuk dengan jimin yang memang terlihat manja itu." Ada rasa kesal dari nada ibu yoongi.
Taehyung dan mamah jung hanya menyimak tanpa ikut campur dalam hal ini, biarkan mereka menyelesaikan masalah mereka hingga taehyung meminta ijin. Mengajak mamah jung keluar untuk mencari angin tapi alasan utamanya, agar ibu yoongi bisa leluasa dan lebih banyak mengobrol dengan hoseok.
"Mungkin bibi akan kaget, pasalnya ada masalah pada diri yoongi. Tunggu di sini sebentar!" Hoseok berdiri pergi ke kamarnya.
Chaerin memandang punggung hoseok dengan mengerutkan keningnya bingung, apa yang di maksud hoseok barusan anaknya bermasalah? Bermasalah bagaimana, apakah yoongi bermain tangan? Atau yoongi tak mencintai hoseok lagi.
Hoseok kembali dengan sedikit berlari menuruni tangga, menghampiri ibu yoongi dan memberikan selembar kertas pada chaerin.
"Apa ini?" Tanya chaerin menatap kertas itu.
"Buka saja, jawabannya ada pada kertas itu." Ujar hoseok terduduk di samping ibu yoongi.
Chaerin tak sabaran membuka kertas itu dan menganga saat membaca isi kertas itu, dengan mata yang tak percaya anaknya min yoongi yang hebat itu. Hanya seorang pemuda mandul yang tak bisa mempunyai anak, hati chaerin teriris merasakan apa yang hoseok rasakan. Dengan gerakan cepat memeluk hoseok dengan erat meski dia enggan percaya, namun bukti itu sudah ada di depannya jadi chaerin mempercayai semuanya.
"Maafkan yoongi hoseok, tapi bibi harap kau bahagia dengan orang itu selamanya. Meski bibi tau yoongi tak pantas di maafkan. Terima kasih banyak atas apa yang kau berikan membahagiakan yoongi dan selalu berada di sisi yoongi, dan bibi minta maaf atas nama yoongi jika dia sempat bersikap kasar serta berkata kasar padamu." Chaerin meminta maaf dengan setulus mungkin.
Ya hoseok menemukan ketulusan itu chaerin meminta maaf dengan sungguh-sungguh, membuat hoseok menatap ibu yoongi dengan terkekeh sebentar.
"Tidak apa, aku sudah memaafkan semuanya bibi. Jadi tak perlu di pikirkan terima kasih atas doa mu itu. Aku harap pemuda yang ku pilih sekarang, dia adalah pendamping hidup terakhir yang aku miliki." Hoseok tersenyum hangat pada chaerin.
KAMU SEDANG MEMBACA
sekretaris jung{END}
Short Storyhoseok yang harus mengabdi pada bos nya selama 3 tahun ini, penuh tekanan karena bosnya yang begitu menyebalkan dan suka memerintah. "hoseok, belikan saya kopi americano." "kan bapak bisa pergi sendiri membelinya." "saya maunya kamu yang beliin."