Pink Carnation

1.2K 102 1
                                    

Pink Carnation
: Affection; represent a mother's pure and never ending love

_______

Sunghoon mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang. Mobil sedan warna putihnya itu terus melaju memecah keramaian jalanan ibukota. Tak lama lajunya melambat dan berhenti di tepi jalan. Dia memarkirkan mobilnya bersama beberapa mobil lainnya yang lebih dulu berjajar di sepanjang jalan yang cukup sepi dari lalu lalang kendaraan.

Sunghoon turun dari mobilnya sembari memandang ke sekeliling. Deretan berbagai toko dengan tatanan cantik untuk menarik setiap mata orang yang lewat. Sunghoon berdiri tepat di trotoar jalan dimana tempat orang berlalu lalang. Dia mengangkat panggilan dari seseorang di seberang sana.

"Hei, kau tidak lupa kan ?"

"Iya aku tidak lupa. Kenapa kau berisik sekali ?"

"Tentu, karena kau lupa Park Sunghoon"

"Beraninya kau memanggilku begitu. Aku ini lebih tua dari dirimu"

"Terserah. Yang penting kau harus datang dan membawa apa yang aku pesan"

"Iya iya. Ini aku sedang membelinya. Jadi berhenti dengan ocehanmu"

"Baiklah. Sampai bertemu nanti"

Sunghoon mendecih sebal saat mendengar bunyi panggilan ditutup.

"Anak yang menyebalkan"

Gumamnya.

Sunghoon pun segera memasukkan ponselnya ke dalam saku coatnya. Tak lupa kedua telapak tangannya yang mulai kebas di terpa angin musim dingin.

Iya, ini masih musim dingin lebih tepatnya berada di pertengahan musim dingin. Warna putih dari salju yang bertumpuk masih mendominasi seluruh sudut kota tanpa terkecuali. Akhir musim Januari yang beku.

Sunghoon melangkahkan kakinya menuju sebuah toko bernuansa putih dengan jendela kaca bertuliskan sebuah logo "Sage Green Flower". Sunghoon membuka pintu kaca toko dengan sebuah hiasan musim natal yang belum beranjak dari tempatnya. Seketika bunyi gemericing mengalihkan atensi dari seorang penghuni di dalam toko itu.

"Selamat datang"

Suara lembut seorang wanita muda yang tengah sibuk di ujung ruangan menyambut kedatangan Sunghoon. Kakinya pun mendekat pada meja yang Sunghoon yakini sebagai meja kasir tepat dimana wanita itu berada.

"Ada yang bisa saya bantu ?"

Tanya ramah wanita tadi pada Sunghoon yang sudah berada tepat di depan meja kasir.

"Aku ingin membeli sebuah buket bunga"

Ujar Sunghoon kemudian.

"Baiklah tunggu sebentar"

Sunghoon hanya mengangguk sopan. Lalu wanita itu beranjak ke arah ruangan yang tepat bersebelahan dengan tempatnya berada tadi. Sebuah dinding kaca memisahkan kedua ruangan itu sehingga Sunghoon tetap dapat melihat ke dalamnya. Di ruangan itu dipenuhi berbagai tanaman bunga yang entah Sunghoon juga tidak tahu apa. Tak sampai satu menit wanita tadi kembali dan kali ini diikuti seorang pria muda di belakangnya.

"Sunoo, tolong layani dia ya"

Ucap sang wanita.

"Baik kak"

"Ada yang bisa kubantu ?"

Pertanyaan yang sama kembali terlontar, namun kali ini dari si pria muda yang baru saja datang.

"Aku ingin sebuah buket bunga"

"Baiklah. Kau ingin yang seperti apa ?"

Sunghoon mengerutkan dahinya. Terasa berbeda. Nada bicara pria itu tidak sehangat wanita tadi yang lebih dulu melayaninya.

The Language of FlowerWhere stories live. Discover now