Dandelion

241 44 2
                                    

Dandelion
: a symbol of growth, hope, and healing

________

Waktu baru menunjukkan pukul tujuh, tapi Sunoo sudah sibuk sejak tadi. Ia berdiri agak lama di depan lemari, memperhatikan satu persatu pakaian yang ia miliki. Sunoo tengah bingung harus pakai apa untuk hari ini. Tidak banyak pilihan sebenarnya, lemarinya hanya dipenuhi oleh sweater dan hoodie, beberapa kemeja mungkin dan juga dua atau tiga jaket. Sunoo tidak punya banyak pakaian. Sudah lama dirinya pun tidak memperbaharui isi lemarinya.

Sunoo menghela nafas pelan. Agak heran dengan dirinya sendiri. Ini hanya acara pergi santai dengan temannya, lalu untuk apa dirinya bingung mematut dirinya. Tinggal pakai saja apapun yang tertangkap matanya. Tapi, entahlah. Kali ini rasanya dia ingin sedikit memantaskan diri.

Usai berlama-lama dengan apa yang akan dipakai, pilihannya jatuh pada hoodie berwarna merah maroon karena ia merasa cuacanya akan sedikit dingin hari ini, tak lupa kaos di dalamnya. Celana jeans berwarna gelap dan sneakers putih dari brand mahal hadiah ulang tahun dari Eunha dan Jungwon tahun lalu jadi pelengkapnya.

Sunoo dijemput oleh Niki dan Jungwon tepat pukul sepuluh. Mereka bertiga pergi menuju salah satu tempat wisata terkenal di negara itu. Hampir satu jam dan mereka pun sampai di pusat kota tepatnya tempat tujuan mereka. Sebuah bekas istana kerajaan zaman dahulu yang masih dirawat dan kini jadi tujuan wisata. Memang agak aneh memang berkunjung ke tempat semacam ini terutama untuk anak laki-laki seperti mereka. Tapi dua anak di kursi depan bilang ingin memperbaharui foto di sosial media mereka. Tambahan dari Jungwon, mereka kan anak sastra korea, jadi bisa sekalian belajar kan. Agak, yah sudahlah. Sunoo bisa apa, dia hanya ikut saja dengan mereka.

Sunghoon telah menunggu ketiganya di pintu masuk. Kali ini dia mengenakan sweater berwarna beige dan bawahan berwarna gelap. Rambutnya hanya disisir rapi tanpa ditata secara berlebih hingga membuat surai hitamnya itu nampak melambai pelan kala angin menerpanya. Jungwon dan Niki menyapa lebih dahulu. Sedangkan Sunoo menyapa seadanya lalu memilih berada di belakang keduanya, diam. Bukan apa, dia diam karena sedang tidak tau harus apa, jantungnya berdebar tak karuan. Sungguh sialan memang.

Ke empatnya pun masuk ke dalam istana. Mereka di sambut dengan karya nan menakjubkan yang pernah dibangun oleh manusia. Setiap sudutnya memperlihatkan betapa kentalnya budaya negara itu. Sesekali ke empatnya berhenti untuk mengambil gambar terutama Jungwon dan Niki. Sedangkan Sunghoon bertugas sebagai tukang foto mereka. Terkadang Sunoo ikut di depan kamera karena dipaksa oleh Jungwon.

Tempat ini sangat luas, namun ke empatnya terus berjalan hingga sampai ke sebuah danau teratai luas dengan sebuab paviliun cantik di tengahnya. Sunoo berdiri terdiam di tepi danau, memandang jauh ke tengah kumpulan air itu. Damai, begitulah yang ia rasakan.

"Kau menyukainya ?"

Suara lembut Sunghoon menyapa telinga Sunoo yang seketika membuatnya menoleh ke sampingnya. Dia diam beberapa saat sebelum kembali melempar pandangannya ke tengah danau.

"Hm. Menenangkan"

Sunghoon mengangguk sembari tersenyum tipis.

"Benar"

"Kau juga menyukainya ?"

"Tentu"

Sunghoon dan Sunoo menoleh ke arah satu sama lain.

"Hm ? Apa ?"

The Language of FlowerWhere stories live. Discover now