Narcissus Paperwhite:
Hope, faithfulness. Narcissus paperwhite also conveys an unconditional love for your beloved. It can express your pure love for them, to say you adore them for who they are and that you hope they never change.__________
Musim gugur telah berlalu, warna kuning kecoklatan mulai tak terlihat karna tertutup oleh salju putih. Musim telah resmi berganti menjadi musim dingin. Baru di awal Desember memang tapi salju pertama telah turun hari ini. Baju tebal, selimut hangat, perapian semua telah disiapkan dengan sempurna demi menyambut musim dingin tahun ini yang entah akan sedingin, seindah atau seburuk apa, tidak ada yang tahu.
Hari ini Sunghoon kembali mengajak Sunoo keluar. Hanya sebatas makan malam sebenarnya tapi ya begitulah. Laki-laki itu tampak bersemangat akhir-akhir ini. Meskipun tak lagi sering datang ke toko bunga, tapi Sunghoon rajin menghubungi Sunoo. Kalau luang ya mengajaknya pergi keluar. Sunoo pun tak keberatan. Ia senang-senang saja. Kata Niki itu hal yang baik untuk Sunoo. Ah, sebenarnya baik untuk Sunoo atau Sunghoon. Biarlah. Selama Sunoo tak keberatan ya tidak masalah. Toh, Sunghoon tidak pernah memaksa.
Sunghoon mengajak Sunoo untuk pergi di sebuah restoran mie. Sunghoon sebenarnya ingin mengajak Sunoo ke tempat yang lebih mewah tapi pasti Sunoo menolak. Laki-laki manis itu lebih suka ke tempat yang sederhana seperti ini.
Keduanya membicarakan banyak hal, mungkin lebih tepatnya Sunghoon yang bicara. Sunoo lebih banyak diam dengan sesekali menimpali, terkadang bicara agak panjang karena menjawab pertanyaan Sunghoon soal harinya.
Tak banyak yang terjadi hari ini. Hanya hari yang normal bagi Sunoo maupun Sunghoon. Kedua selesai makan dan bergegas pulang. Sunghoon mengantar Sunoo seperti biasa.
Sunghoon memakirkan mobilnya di dekat gedung tempat tinggal sederhana Sunoo. Namun, bukannya lekas turun seperti biasa, Sunoo justru terdiam di tempat duduknya. Tentu itu membuat Sunghoon keheranan.
"Sunoo ? Ada apa ? Apa kau tidak apa-apa ?"
Hanya gumaman yang dilontarkan Sunoo yang membuat Sunghoon mulai sedikit khawatir.
"Sunghoon"
"Iya ?"
Sunoo diam sesaat sebelum menghadap Sunghoon untuk bicara kembali.
"Apa Kamis ini kau kosong ?"
Sunghoon mengerutkan dahi bingung namun masih menjawab pertanyaan Sunoo dengan anggukan.
"Kenapa ?"
Tanya Sunghoon.
"Aku ingin mengajakmu pergi keluar"
Kerutan di dahi Sunghoon kembali muncul. Kali ini lebih kepada terkejut.
"Apa ? Kau mengajakku keluar ?"
"Hm"
Sunghoon diam namun sesaat kemudian seringaian kecil muncul di sudut bibirnya.
"Ey, jangan bilang kalau kau ingin mengajakku berkencan"
Sunoo nampak terkejut tapi sedetik kemudian ia menghela nafas, memutar bola matanya malas.
"Ayo, mengakulah. Iya kan ?"
Goda Sunghoon.
"Terserah kau mau sebut apa. Jadi kau bisa atau tidak ?"
Tanya Sunoo sedikit ketus karena kesal dengan seniornya itu.
"Tentu aku bisa. Waktuku akan selalu kosong jika itu kau"
Sunoo mendecih malas.
"Yasudah. Aku turun. Akan kukabari lagi nanti"

YOU ARE READING
The Language of Flower
Diversos"Setiap bunga itu punya artinya masing-masing" Sunghoon X Sunoo BXB