Zinnia

222 43 0
                                        

Zinnia
: remembrance, friendship, and lasting love. In Victorian history, zinnias symbolized the thought of an absent friend. So, if you're missing someone, gifting them a collection of colorful zinnias is a perfect way to express your love and affection

___________

Semester baru sudah dimulai dua minggu yang lalu. Tidak banyak yang berubah, hanya musim saja yang beranjak berubah lebih dingin. Keluhan semakin terdengar di sudut sudut kampus karena tugas yang dirasa semakin tak masuk akal. Sudah biasa, terutama anak semester akhir. Maklumi saja, sedang bergelut dengan tugas akhir yang tiada akhir.

Sunoo sibuk menggoreskan bolpoinnya pada buku catatan. Sementara Jungwon di bangku sampingnya duduk menyangga kepala agar tak jatuh karena kantuk yang tak terkira. Sekarang hampir pukul empat tapi belum ada tanda akan berakhir. Fokus seisi kelas sudah tak lagi disana.

Jika berkfikir Sunoo tidak, maka salah. Fokusnya telah teralihkan sejak pagi. Kepalanya dipenuhi dengan satu nama hingga membuatnya tak benar benar paham akan apa yang profesor sampaikan sedari tadi.

Park Sunghoon

Pemilik nama itu memang sangat mengganggunya. Bahkan ketika sosoknya tak terlihat di pandangan matanya dua minggu ini, masih saja begitu mengganggu. Justru ketidak hadirannya sangat mengganggu Sunoo hingga mengambil seluruh fokusnya. Sunoo tak tahu sejak kapan dia jadi terbiasa dengan keberadaan Sunghoon.

Tepat pukul empat kelas dibubarkan. Jungwon meregangkan badannya yang terasa agak kaku.

"Aku duluan"

Sunoo dengan segera meninggalkan kelas. Jungwon yang melihatnya hanya tertegun di tempatnya.

"Mau kemana dia buru-buru ?"

__________

Sunoo berjalan di sepanjang koridor gedung kampusnya yang lain. Keadaan sudah mulai sepi hanya satu dua kelas saja hendak dipakai untuk kelas malam. Langkahnya terhenti di satu kelas yang tidak terlalu besar. Sunoo melongok ke dalam kelas yang kosong.

"Kelas sudah selesai rupanya"

Saat sedang sibuk dengan pikirannya, seseorang muncul dari belakang punggungnya.

"Kau mencari siapa ?"

Sunoo terlonjak kaget dan sontak berbalik. Di hadapannya Sunghoon yang tengah tersenyum lebar. Sunoo segera memundurkan tubuhnya yang sangat dekat dengan Sunghoon.

"Kau mencariku ?"

Tanya Sunghoon maish dengab senyum lebarnya.

Sunoo seketika gugup luar biasa. Ia harus apa, mana mungkin dia iyakan pertanyaan itu.

"A-aku se-sedang mencari profesor. Iya profesor"

"Oh profesor. Profesor siapa ?"

Ah, sial. Sunoo harus apa.

Sesungguhnya Sunoo datang kesini untuk mencari Sunghoon. Bukan benar-benar ingin menemuinya, hanya sekedar ingin mengetahui keberadaanya. Kepala dan hatinya sedang sangat menyebalkan seharian ini. Jadi demi menuruti kemauannya Sunoo rela berjalan ke gedung ini usai mengecek jadwal kuliah kelas Sunghoon di sistem universitas.

"Profesor Kim"

"Oh, beliau sudah pulang. Kelas juga selesai lebih awal hari ini"

Ujar Sunghoon santai.

"Ah, benarkah ?"

Sunghoon hanya mengangguk. Sementara Sunoo mencoba untuk menghindari bertemu pandang dengan Sunghoon. Jantungnya mulai tidak baik-baik saja setiap bertemu tatap dengannya.

The Language of FlowerWhere stories live. Discover now