bab 10:bermuka dua

1 1 0
                                    

Happy reading 🤗
***

Sore ini, viona sedang berjalan di trotoar jalan yang lumayan sepi, hanya beberapa orang yang berlalu lalang dan dihiasi dengan pepohonan,ia terus berjalan entah kemana, pikirannya penuh dengan beberapa hal, salah satunya adalah perusahaan yang ditinggalkan orang tuanya...

Beberapa jam yang lalu,ia baru saja bertemu dengan asisten ayahnya ,ia berkata bahwa perusahaan saat ini dalam ambang kebangkrutan dikarenakan tidak ada pemimpin yang dapat mengarahkan perusahaan sehingga terjadinya perubahan yang membuat prakerja  perusahaan semakin menurun.

Dikarenakan ia yang tak tahu apa apa mengenai hal yang seperti ini, viona hanya mempercayakan semuanya kepada asisten ayahnya untuk memperbaiki apa yang telah terjadi,ia hanya dapat menunggu informasi dari asisten ayahnya walaupun ia juga sama sekali tak mengerti.

Waktu terus berjalan, hingga ia berhenti di depan sebuah rumah kosong yang terlihat horor,tak mangidahkan rumah kosong itu ,ia kini berputar balik untuk kembali ke rumah dikarenakan waktu yang semakin senja, mengenai varo,anak itu makin hari makin dingin, terutama sepeninggalan orang tuanya yang membuatnya terlihat seperti tembok,.

Muka yang yang tanpa ekspresi,dan sangat irit berbicara, viona bahkan sering mendapat kabar bahwa varo sering berkelahi dengan teman sekolahnya, meskipun begitu, varo tak pernah keluar dari juara 1 umum di sekolahnya,viona kadang berfikir,mengapa varo begitu pintar,ia bahkan berupaya untuk belajar namun tidak ada yang menempel di otak kecilnya.

***

Kini viona akhirnya menginjakkan kakinya di rumah setelah beberapa menit atau bahkan jam berjalan...

Dahi gadis itu bekerut bingung mendengar suara aneh dari lantai dua,ia melangkah kearah lantai dua dan mendapati suara itu berasal dari kamar varo

"Ngapain tuh bocah?"penasaran viona dan tanpa aba aba langsung membuka pintu kamar varo

Deg...

"LO NGAPAIN!?,DASAR BOCAH PRIKK"pekik viona tak tertahan

Viona  berlari kearah varo dan segera merebut wawak dari rengkuhan cowok itu

Varo diam membisu ketika melihat tatapan mata viona yang sungguh menghunus bak pedang

Cowok tampan dan memiliki hati iblis itu kini hanya nyengir nyengir tak jelas ketika merasakan jantungnya berdetak kencang, apakah ini cinta?,oh tentu tidak,ini adalah pertanda bahwa ia sedang berada dalam situasi yang buruk

Padahal ia baru saja merasakan kenikmatan ketika melihat wawak yang tampak tersiksa dengan kepala yang terbungkus kantong plastik,badannya yang penuh dengan bedak,kaki dan tangannya yang diikat dengan kuat membuat hewan menjengkelkan itu tak bisa bergerak dan Hanya bisa berdoa agar viona segera pulang dan yah doanya terkabulkan...

"SALAH WAWAK APA SAMA LO!?!"bentak viona mendorong bahu varo,ia bahkan lebih mementingkan hewan itu dari pada adiknya sendiri

"Koyakin cd gw"ucap varo singkat dan menunjuk kearah sebuah CD sofia yang kini tak berbentuk

"Pffft.. AHAHAHAHNGHOKHAHA"tawa viona menggelegar diruangan itu ketika melihat CD kesayangan varo yang sudah tak berbentuk

Mendengar suara gelakan tawa viona ,varo hanya memutar bola matanya malas dan beralih menatap wawak yang kini terduduk diatas kasurnya

Dengan marah yang menggebu gebu ,varo menghampiri wawak dan menarik tangan hewan itu hingga badannya menggantung,varo segera berlari keluar rumah , tepat di depan pagar rumahnya yang kebetulan ada tempat sampah,varo melemparkan wawak kedalam tempat sampah dan segera menutup tempat sampah dengan rapat

"Mati lo hama conge!!"desis varo dan melangkahkan kakinya menuju masjid terdekat untuk melaksanakan shalat magrib berjamaah sekaligus menghindari amukan viona yang sudah seperti kaleng rombeng

***

Dilain sisi ,viona yang merasa capek dan mulai merasa lelah , akhirnya lebih memilih meninggalkan kamar varo dibanding harus mengejar varo yang entah membawa kemana hewan kesayangannya itu

Hufft...

Suara helaan nafas panjang lolos dari bibir gadis itu, viona melangkah masuk ke kamar mandi dengan malas untuk bebersih diri , selesai bebersih diri ...

viona kini berbaring terlentang diatas kasur empuknya dengan mata terpejam,tiba tiba setetes air mata jatuh membasahi pipi gadis itu,suara isakan kecil kian terdengar di ruangan sepi nan sunyi yang menambah suasana hancur dalam diri viona...

"Hiks..hikkss..."bibir viona bergetar dengan air mata yang terus-menerus mengalir tanpa henti

Mata viona terbuka dengan memperlihatkan mata indah itu yang memerah dan berair

"Hikss...bundaa..."lirih viona beralih kesebuah bingkai foto yang menampilkan kaluarga kecil bahagia

Ia meraih bingkai itu dengan isakan pilu yang terus terdengar

"B-bunda hiks... viona kang..en...hiks"pilu viona dan memeluk erat bingkai foto itu

Gadis yang diluar sana terlihat kuat ,kini lemah tanpa adanya rasa kuat dalam hidupnya,orang tua  yang selama ini selalu menyayanginya sedari kecil harus meninggalkannya terlebih dahulu, walaupun orang tuanya keluar masuk negeri ,ia bahkan tak pernah merasa kurang kasih sayang...

Bukan karna ia merasa bebas ,namun orang tuanya selalu memberinya kasih sayang baik secara materi maupun secara kasih sayang seorang orang tua kepada anaknya

"Datang kedalam mimpi viona yah bun, viona kangen sama kaliaann..hikss"tangis viona hingga ia mulai kelelahan dan tertidur sambil memeluk bingkai foto itu

Varo yang sedari tadi mendengar isak tangis viona dari balik pintu kini hanya berdiam diri dengan wajah datar , kakaknya yang diluar sana terlihat sok jagoan kini hanya seperti seonggok kerupuk yang terkena air ,lemah.

"Bermuka dua "gumamnya dan kembali ke kamarnya

***

Malam yang gelap kini tergantikan dengan pagi yang terlihat mendung,gadis yang tertidur pulas di kasur empuknya sedikit menggeliat merasakan hawa dingin yang masuk  menembus pori pori kulitnya

Viona terbangun dari tidurnya dan segera bersiap siap untuk ke sekolah, selesai dengan urusannya,gadis itu segera turun ke dapur untuk membuat sarapan untuknya dan varo

Selepas membuat sarapan bertepatan dengan turunnya varo kemeja makan, kedua remaja itu segera menyelesaikan sarapan masing masing tanpa adanya suara diantara mereka ,hanya suara dentingan sendok yang saling bersahut sahutan.

Viona menyalakan mesin motornya yang kebetulan tadi pagi diantar oleh pegawai bengkel dan melajukan motornya dengan kecepatan sedang karena waktu  yang masih lumayan pagi

Brak...

Kejadiannya begitu cepat, viona serta motor yang dikendarainya terpelanting beberapa meter di kasarnya aspal,suara pergeseran antara mesin dan aspal terdengar begitu mengilukan , darah berceceran dimana mana...

Warga sekitar yang melihat kejadian itu Dengan segera berlarian kearah viona untuk menolong gadis yang kini entah bagaimana

Viona memejamkan matanya erat dikala merasakan kulitnya yang bergesekan dengan aspal yang kasar ,panas dan perih.badannya terasa mati rasa terutama bagian kepalanya yang terasa sangat sakit dengan penglihatan yang kian mengabur.

***
Jangan lupa vote dan komen,see you next chapter 🏇💨








Tailleur de PlaiesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang