05. Helpless little girl

348 276 115
                                    

**•̩̩͙✩•̩̩͙*˚ [ Happy Reading ] ˚*•̩̩͙✩•̩̩͙*˚*

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

**•̩̩͙✩•̩̩͙*˚ [ Happy Reading ] ˚*•̩̩͙✩•̩̩͙*˚*

🦋

"Kita lewati hutan hitam ini!"

Sir Ren mematung sejenak. Memang benar apa yang dikatakan Sir Leon, mau tidak mau mereka harus melewati hutan hitam untuk sampai perbatasan lebih cepat.

Sir Ren mengangguk setuju. Mereka berdua mundur sedikit demi sedikit. Sembari menguatkan dekapan pada Aëron maupun Aïres. Netra mereka pun tak luput menatap ke segala arah untuk waspada.

Aramis masih banyak bicara, membahas ini itu, dan sibuk menyombongkan diri. Sampai-sampai belum memberikan instruksi lanjutan. Jujur saja, tak ada satu kata pun yang mereka dengar. Untuk apa, mereka tidak peduli juga.

Begitu kaki mereka mencapai batas wilayah hutan hitam, sedetik kemudian mereka berbalik dan melesat jauh. Aramis tercekat, lagi-lagi ia dibodohi. Ia sudah mencapai batasnya. Jika dia tak mendapati Aëron dan Aïres ataupun salah satunya, ia bisa mati karena dituduh pendusta oleh Raja Bellshatan.

"Cepat! Kejar mereka!!!" teriak Aramis.

Seluruh pasukannya tanpa terkecuali mengejar jejak Sir Leon dan Sir Ren yang hampir tak terlihat lagi masuk kedalam hutan hitam yang minim cahaya tersebut.

Aramis tak ikut mengejar, lebih tepatnya ia belum juga bergegas. Ia berjalan memasuki hutan hitam. "Wahai hutan hitam! Ku perintahkan kau untuk menangkap Elves yang kini berada diwilayahmu!"

Hanya dengan satu kalimat itu, hutan hitam seakan menurutinya. Pepohonan disana terdengar bergemuruh membuat burung-burung gagak berterbangan tak menentu. Akar-akarnya terlihat lebih liar dan ganas daripada sebelumnya. Setelahnya, barulah Aramis berlari mengejar ketertinggalannya. Untuk mengambil kembali miliknya.

Disisi lain, Sir Ren dan Sir Leon memang berhasil menghindari kejaran makhluk kegelapan. Tapi, kesulitan menghindari terjangan dari akar-akar besar yang terus mengganggu pelarian mereka. Entah firasat mereka atau memang kenyataan, bahwa akar ini semakin mengganas. Sir Leon bahkan hampir saja terlilit jika Sir Ren tak segera menebas akar tersebut.

"Apa masih jauh? Aku tidak kuat jika berada didalam hutan ini lebih lama!" keluh Sir Ren.

Mereka masih terus berlari dan menghindar. Sesekali memotong akar tersebut dengan pedang atau sihir secara berkala.

"Hutan hitam ini luas, kita hanya perlu lurus ke arah barat untuk sampai di perbatasan!" balas Sir Leon.

Sir Ren paling tidak menyukai hal yang membuatnya berkeringat, contohnya bertarung atau berlarian seperti ini. Namun, ia tidak bisa mengeluh. Selain bukan waktu yang tepat, ia juga tak pantas untuk mengeluhkannya.

𝐀𝐞̈𝐫𝐨𝐧 & 𝐀𝐢̈𝐫𝐞𝐬Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang