_________¤•••¤__________
•Step Back•
__________¤•••¤__________
Zea tertawa kikuk, melihat sekeliling dan mendapati orang-orang yang tengah menatapnya. "Kamu ini lucu tapi berbohong itu dosa yah dek. Orang bakal mengira seolah-olah aku ini mengatakan itu padamu." pungkas Zea, masih mempertahankan senyuman palsu di wajah cantiknya.
Zea tak tinggal diam, dia kemudian menyeret Gian ke pintu keluar. Marah? bukan karena marah tapi karena merasa malu. "Dengar yah! Anggap saja masalah ini sudah berlalu dan tak pernah terjadi, lantaran saat itu aku mabuk dan membuat lamaran konyol itu," lanjut Zelia to the poin.
"Kenapa begitu?" Tanya Gian santai
"Ke-ke-kenapa? kamu nggak denger barusan aku ngomong apa?. Aku mabuk dan lamaran itu seharusnya tidak bisa di kategorikan benar, Intinya aku nggak berpikir jernih lah saat itu," jawabnya langsung. Gian hanya mempertahankan ekspresi tenangnya dan sesekali mengangguk.
"Jadi... Apa semuanya sudah selesai?" Lanjut Gian meraih tangan Zelia dan memegangnya erat. "KAMU HARUSNYA BERTANGGUNGJAWAB ATAS APA YANG KAMU LAKUKAN PADAKU." Pungkas pria itu seakan tak mau kalah.
"Mem-angnya a-aku melakukan apa?" Tanya Zea yang mulai gelagapan.
"Kamu telah menggetarkan hati ini, hatiku! Kamu yang membuatku berharap saat itu kamu yang memintaku untuk menikahi mu, jadi kamu harus bertanggung jawab dan menepati janji itu."
Zea dengan kecepatan kilat menarik tangannya, telinganya terasa berdenging baru saja mendengar bualan dari seseorang yang memiliki kemampuan dalam hal merayu wanita. Mata Zelia mendelik kemudian melirik ke kiri dan kanan, mengantisipasi kemungkinan orang-orang yang mungkin saja tengah menguping pembicaraan mereka.
"Heyy! Berhenti mengoceh, kalo boleh tau berapa umurmu?"
"Aku 27."
"Aku nggak peduli dengan apa yang kau katakan, intinya aku mabuk, jadi jangan menganggapnya serius."
"Sepertinya saat itu kamu sangat putus asa sampai-sampai mengucapkan hal itu."
Zea mengepalkan tangannya dan sejenak menutup matanya kemudian menghela napas agar meredam emosi yang menguasai dirinya. "Denger baik-baik, aku juga nggak suka pria yang umurnya lebih muda dariku! Lagian kamu juga bukan tipeku," bentaknya percaya diri merasa menang telak dengan ucapannya.
Gian menyeringai.
"Hmmm sayang sekali, tapi menyukai wanita yang lebih tua dariku adalah tipe idealku, dan kamu sangat sempurna dokter Zelia, gimana dong?"
Sekali lagi Zelia bergidik, ngeri-ngeri sedap mendengar ucapan Gian. si Pria aneh tapi tampan dan Zea tak semudah itu untuk terpikat.
* * *
"guys...guys... Berita hot! hot! hot! Kalian udah pada denger nggak yang terjadi barusan di ruang gawat darurat?" Ujar perawat dengan perawakan tinggi dengan pulpen yang terselip di telinganya.
"Apa? Apa?" timpal dua orang perawat yang tadinya sedang sibuk dengan pekerjaannya masing-masing, kini sudah ikut bergabung dengan koloni tukang gosip.
"Ada seorang pria yang mengaku jika Dokter Zelia memintanya untuk menikahinya."
"Serius? Terus Dokter Zeli ngomong apa?" Pekik kedua perawat tadi.
"Iya, Tadi ada perawat yang ngomong kalo Pria itu sangat tampan."
"Kira-kira umurnya berapa?"

KAMU SEDANG MEMBACA
BEGAN AGAIN [On Going]
ChickLitTeruntuk Kamu yang akan menjadi pendamping hidupku kelak. "Setiap bahagia yang baik, aku akan menempatkanmu di urutan yang pertama. Bersamamu, aku berharap bisa merasakan hal "seberuntung ini" menjadi seseorang. Dikarenakan aku yang dicintai deng...