[4]

42 7 2
                                    

__________¤•••¤__________

•Lamaran Tak Terduga•

__________¤•••¤__________

Zelia terkesiap bagai tersambar petir, berdiri kaku dengan kaki dan pupil mata yang bergetar.

Ia kemudian membuka pintu perlahan.

Matanya kian membulat menangkap siluet seorang pria balas menatapnya.

Dengan perasaan kikuk, Zelia hanya mampu menunduk dan berjalan secepat mungkin menuju pintu keluar toilet.

Perasaan panas yang semakin lama tak tertahankan membuatnya gerah ingin membuka bajunya saat itu juga, tapi niat itu ia urungkan dan lebih memilih keparkiran untuk mencari angin.

Wanita dengan rambut sebahu itu kini duduk dipojokan gedung, menatap langit malam yang sepertinya ikut tertawa melihat kondisinya yang memprihatinkan.

Ingatan yang seharusnya ia lupakan, kini masih setia menggerayangi isi kepalanya. Rasa malu serta frustasi dengan situasi yang semakin menyudutkannya.

"Langit? Bisakah kau turunkan hujan beserta pria tampan? Aku juga pengen nikah! Semua orang terdekatku sudah pada nikah, tapi kenapa aku belum?" tanya Zelia pada langit dengan suara penuh nestapa.

Setelah merasa cukup tenang, Zelia akhirnya memantapkan hati untuk berdiri tapi apalah daya. Kepalanya yang tak punya mata, malah kejedot spion motor yang terparkir di sampingnya.

Kepala yang sudah pusing malah makin pusing, mulutnya sontak mengeluarkan sumpah serapah, kakinya yang mulai sempoyongan bagaikan jeki cen yang sedang mengeluarkan jurus mabuknya.

"Guue belum siap mat-" belum sempat menyelesaikan kata-katanya, indra penglihatannya mulai buram dan keseimbangannya mulai runtuh, membuatnya jatuh terjengkang.

Zea sudah sangat pasrah jika harus jatuh dengan keras di tanah.

Tapi malah sebaliknya, praduga yang ia yakini malah tidak terjadi. Melainkan ada sepasang lengan yang menopangnya dari belakang.

Dewi fortuna masih berpihak padanya.

Zea kemudian berdiri tegak, merapikan helaian rambut yang menghalangi wajahnya.

Ia lantas memicingkan matanya menghadap dewa penolongnya.

Matanya agak membulat menatap sosok manusia di hadapannya. Sosok seorang pria jakung dengan rambut berwarna coklat mengkilap, baju hitam polos serta wajah tampannya.

Bahkan tidak ada tanda-tanda keburikan disana.

2 detik

5 detik

Detik ke 10, Zea tanpa ragu mengarahkan telunjuknya ke arah pria tadi, yang membuatnya mengangkat alis. Jangan lupakan Zea yang masih dalam pengaruh alkohol,

"Kamu!" ujar Zelia.

Pria itu tampak tak terpengaruh.

"Maukah kau menikah denganku?"

*Blank

•...¤¤¤...•

"Zeaaaaa!"

"Zeaaaaa!!"

"Zeaaaaa!!!"

Wanita bernama Zea itu hanya mampu menggerutu mendengar teriakan demi teriakan dari balik pintu kamarnya. Menarik paksa selimut yang menutupi wajahnya, lalu menendang selimut untuk menunjukkan rasa tidak nyamannya terhadap suara tersebut.

BEGAN AGAIN [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang