.
.
.Karena bertengkar satu sama lain, Hyunjin mendapat banyak kesempatan untuk menembak kaki mereka satu per satu sehingga mereka tak akan menghalanginya. Sekalian Hyunjin mengikat mereka, siapa tau mereka mau kabur sambil merangkak, kan? Hyunjin ingin segera pergi, namun dia penasaran dengan nama Rostislav yang sedari tadi mereka sebut.
"Om, Rostislav itu apa, ya?" Tanya Hyunjin pada salah seorang yang tadi mengangkat tangannya saat Hyunjin menanyakan pelaku pembunuhan Eunbin.
"Goblok banget lu! Bisa bisanya nggak sadar diri! Goblok!" Katanya.
Hyunjin menekuk alis sedih, yang boleh ngatain dia goblok cuma Nana, yang lain harus ditampar pipinya. Enak aja mulutnya ngatain Hyunjin, kalo goblok mana mungkin Hyunjin bisa lulus pra klinik di Singapura, kan? Hyunjin lantas menekan luka tembak yang ada di paha orang itu dan dia berteriak kesakitan sambil mencoba menendang Hyunjin agar menyingkir darinya.
"Rostislav itu apa?" Tanya Hyunjin lagi.
"LEPASIN GUA! LU ANAK KURANG AJAR!"
Bukannya melepaskan, Hyunjin semakin kuat menekan luka tembak itu hingga orang itu menangis karena kesakitan.
"Rostislav itu apa?" Hyunjin sekali lagi bertanya.
"Itu adalah nama keluarga!" Jawabnya dan Hyunjin menghentikan penyiksaan yang dia lakukan, "itu nama keluarga pandai besi kuno yang berasal dari Eropa."
"Terus hubungannya sama gua apaan?" Tanya Hyunjin menunjuk dirinya sendiri.
"Lu itu keturunan Rostislav, begoooo!" Katanya frustasi, apa apaan anak ini, batinnya.
Hyunjin jelas cengo dengan pernyataan itu. Hah? Dia keturunan pandai besi? Maksudnya? Setahu Hyunjin nenek moyangnya adalah seorang pedagang, dan namanya bukan Rostislav. Nenek moyangnya berasal dari Eropa? Dia keturunan Eropa berarti?
"Anjir, kok gua baru tau, sih? Harusnya gua tau dari dulu kalo gua ini keturunan orang Eropa biar gua bisa sombong ke Sunwoo." Hyunjin menggerutu kesal—gatau aja Hyunjin kalo nenek moyangnya Sunwoo juga orang Eropa.
"Terus kalo gua keturunan pandai besi kuno Eropa, kenapa? Apa yang bikin kalian mau bunuh gua?" Tanya Hyunjin.
"Rostislav sejak dulu memiliki tradisi untuk mengasuransikan jiwanya pada keturunan keturunan mereka, makanya sekarang lu punya uang asuransi jiwa yang sangat banyak!" Jelasnya.
"Ohhh gituuu..." Kata Hyunjin sambil mengangguk angguk, "satu pertanyaan terakhir Om, yang nyuruh Om siapa?"
"Ya jelas Bos—"
"Yang nyuruh kalian siapa?" Hyunjin menyela.
Orang itu diam, dia membuang muka tampak enggan memberitahu Hyunjin. Karena sedari awal Hyunjin tak berharap banyak, dia hanya menghela nafas. Hyunjin mengambil hpnya dan menyalakan perekam suara, kemudian berputar menuju ke belakang tubuh orang itu.
"Akui kalo lu pembunuhnya Eunbin, jelaskan semuanya tentang teror di rumah sakit." Kata Hyunjin sambil memegang jari orang itu di belakang tubuhnya.
"Nggak sudi!" Katanya.
Hyunjin lantas mematahkan tulang jari telunjuk orang itu, dia kembali berteriak kesakitan sambil meronta ronta. "Lu punya 9 kesempatan tersisa buat ngakuin ini."
"Gua cuma disuruh, lagipula itu salah dia sendiri karena terlibat dengan kami."
Tulang jari kedua dipatahkan oleh Hyunjin.
"Gua ngomong jujur, gua nggak bohong!"
"Lu nggak ngikutin intruksi gua, gua nyuruh lu ngakuin apa yang lu sama teman teman lu lakuin ke Eunbin dan rumah sakit. Lengkap dengan kronologi dan gimana lu lakuin itu semua." Kata Hyunjin.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] Klub 513 | Universe | Ep.4 : Abrisam
FanfictionHyunjin : "Baru kali ini gua nemuin manusia yang belum diperiksa tapi diagnosis-nya udah positif kegoblokan." * Romeo Hyunjin Abrisam hanya menginginkan kehidupan normal seperti milik orang lain, dia hanya ingin segera menyelesaikan stase terakh...