.
.
.
Ketenangan yang Hyunjin katakan tadi benar benar dia dapatkan dari sosok Yeeun yang notabennya pernah merawatnya setelah dia kehilangan kedua orang tuanya karena dibunuh dengan sangat mengerikan oleh S.M di depan matanya sendiri. Selesai menangis, Hyunjin duduk di sofa rumah Yeeun yang tak terlalu besar namun sangat nyaman ditinggali, Hyunjin bisa membayangkan betapa damai hidup di lingkungan ini dengan teh di setiap sore bersama buku klasik yang bisa dibaca kapan saja sambil menengok sebuah sungai di belakang desa.Yeeun menyodorkan segelas air hangat untuk Hyunjin dan duduk di hadapan pemuda yang terakhir kali dia temui masih menggunakan almamater Universitas nya. Setelah Hyunjin cukup tenang, Yeeun mulai mengintrogasi nya.
"Gimana lu nemuin gua?" Tanya Yeeun.
"Kayak nggak kenal gua aja lu, Kak." Balas Hyunjin sambil meminum air hangat itu.
Setelah itu keduanya tak banyak bicara, Hyunjin menatap sekelilingnya lalu tersenyum, "lu udah nemuin ketenangan lu disini kayaknya, Kak."
"Iya." Balas Yeeun sambil tersenyum, "tempat ini tempat terbaik dimana gua bisa ngelepas penat dan nangis karena keinget temen temen gua."
Hyunjin mengangguk, "gua kira lu masih di Swiss."
"Mark yang mutusin tinggal disana, habis itu kita lost contact, Soojin juga gitu, dia balik dan mau ngawasin Jaemin, sekalian jagain Lino sama Seonghwa katanya." Balas Yeeun.
"Sekiranya Zahuwirya udah maafin kita, Kak." Ketika Hyunjin bilang gitu, Yeeun menatapnya dengan mata yang terbuka, tampak terkejut dengan pernyataan Hyunjin barusan.
"Dia bilang kalo udah saatnya maafin diri sendiri sama Klub 513, jadi gua rasa lu nggak usah nanggung beban itu lagi." Lanjut Hyunjin.
Yeeun menggeleng, "walau gitu, nggak akan merubah fakta kalo gua nggak mampu ngelindungin Seonghwa sama Lino, itu udah paten dan itu nggak bakal berubah."
"Seenggaknya, lu manfaatin pengorbanan yang mereka berdua lakuin buat Klub 513, dan gua yakin mereka udah bahagia banget disana." Kata Hyunjin.
Yeeun ketawa, "gua jadi inget pernah ada orang yang tiba tiba datengin Klub 513 dan mau ketemu sama Seonghwa."
"Klien?" Tanya Hyunjin.
Yeeun menggeleng, "kayak utusan gitu. Dia ngasih Seonghwa sesuatu, habis itu Seonghwa murung banget entah kenapa. Minggu berikutnya dia ngasih banyak banget kode dan minta bantuan gua sama yang lain buat ngurai semuanya. Udah lama banget sih itu, gua udah nggak inget detailnya."
Hyunjin mengangguk angguk sambil ber-oh panjang. Setelahnya dia kembali mengamati tempat tinggal Yeeun, semua tenang sebelum suara helaan nafas Yeeun sedikit mengganggunya.
"Gua tau lu butuh sesuatu, nggak usah ngulur waktu, cepetan ngomong aja." Kata Yeeun.
Hyunjin tertawa sebentar sebelum menceritakan semuanya, dari awal kematian Eunbin, organisasi penyedia jasa prostitusi, Morgan, hingga bagaimana dia sampai disini. Semua dijelasin sama Hyunjin sampai nggak ada yang kelewatan. Seperti ekspresi orang yang tertekan, Yeeun menahan dirinya untuk tidak mengikat Hyunjin di tengah sungai biar dimakan ikan piranha.
"Jadi pelaku pembunuhan 11 orang di Bar itu ulah lu?" Tanya Yeeun, dia mengetahui kasus itu tentunya, bagaimana tidak? Kasus itu menjadi headline koran hingga hari ini dan semua saluran televisi mengabarkan hal itu.
"Betul." Jawab Hyunjin tampak berbangga diri.
"Gua tau lu tolol tapi gua nggak nyangka lu se tolol ini." Kata Yeeun.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] Klub 513 | Universe | Ep.4 : Abrisam
FanfictionHyunjin : "Baru kali ini gua nemuin manusia yang belum diperiksa tapi diagnosis-nya udah positif kegoblokan." * Romeo Hyunjin Abrisam hanya menginginkan kehidupan normal seperti milik orang lain, dia hanya ingin segera menyelesaikan stase terakh...