.
.
.Setelah kejadian Eunbin kemarin, Hyunjin masih belum melakukan pergerakan apapun karena Lia melarangnya, mewanti wantinya untuk jangan sekali kali berani melakukan sesuatu karena Hyunjin semenjak menjadi anggota mafia Semar Mesem sekaligus anggota Klub 513 selalu ada pada posisi "maju kena ranjau, mundur kena tembak"—definisi cowok yang sebenernya, selalu salah :v
Akhirnya karena larangan itu, Hyunjin beneran nggak berani melakukan apapun selain melanjutkan kehidupan koas-nya. Daripada memikirkan hal ini-itu dan membuatnya terlibat dalam sesuatu yang tak dia inginkan, Hyunjin berlagak tidak tau menahu dan tidak pula terlihat ingin mengungkap hubungan yang mungkin ada antara Eunbin dan pelaku. Biarin polisi aja yang ngurus, lagian dengan ancaman kalo dia bakal dihukum berat minimal dikeluarkan dari program studinya ini, Hyunjin jelas nggak rela. Udah bayarnya mahal, masa diberhentikan cuma karena ginian? Mohon maaf aja nih, Hyunjin makhluk estetik, dia nggak sudi kalo sampai kena apes dengan tidak estetik.
Hyunjin pun bersikap sangat normal, dia menjaga Eunbin 24/7 dan semakin jarang pulang ke rumah. Pikirnya Hyunjin, Jaemin malah bahagia karena rumah besar itu cuma dia penghuninya dan juga karena Jaemin nggak harus repot ngurusin Hyunjin (para readers dipersilahkan untuk memukul kepala anak ini)—nggak tau aja Jaemin di rumah sendirian kayak orang nelangsa.
Setelah dia bikin heboh satu rumah sakit karena mengikat janji untuk menikahi Eunbin setelah selesai masa internship nya nanti, Hyunjin jadi bahan ledekan buat para residen, dokter spesialis, perawat, dan jajaran tenaga kesehatan lain. Apalagi kan, Hyunjin terkenal paling kurang ajar seantero rumah sakit, tuh? Makanya berita ala sinetron itu tersebar begitu cepat.
.
Seperti biasa, Hyunjin duduk di samping kasur Eunbin sambil mengupas beberapa apel yang dibawakan oleh rekan rekan Eunbin yang berkunjung, sembari terus bercerita pada Eunbin dengan suara lembut tentang banyak hal. Mulai dari pasien yang menjengkelkan, kejadian lucu di poli pediatri, dan lain lain. Eunbin sesekali tertawa, walau dia tak lagi bisa melihat, dia tau kalo sebenernya Hyunjin itu nggak pernah berhenti senyum semenjak anak itu ada disampingnya.
"Oh, besok gua bakal ke puskesmas kelurahan. Ada program vaksin gratis dari Rumah Sakit buat balita yang berasal dari keluarga kurang mampu. Awalnya gua nggak ikutan soalnya yang bantuin bidan puskesmas sana, tapi sama konsulen suruh ikut bantu bantu, itung itung nambah pengalaman dan makin mendekatkan diri sama masyarakat, katanya." Jelas Hyunjin.
"Ya ikutan aja," balas Eunbin dengan suara lirih namun masih bisa Hyunjin dengar, "Pengalaman hidup akan mengenalkanmu pada titik terendah untuk membawamu pada titik terindah, ingat?"
Hyunjin tersenyum makin lebar, "lu bener." Hyunjin kemudian bangun dari duduknya dan mengusap kepala Eunbin, "besok nggak apa apa gua tinggal?"
Eunbin menepis tangan Hyunjin di kepalanya karena kesal, "lu kira gua bakal lompat dari atap atau semacamnya, hah? Perawat disini baik semua, mereka bakal jagain gua, kali."
Hyunjin tertawa mengejek, "ya, siapa tau lu nanti kangen sama gua."
"Dih, gabut bener otak sama perasaan gua ngangenin lu." Balas Eunbin.
"Iya, iya, jangan sampai gua diambil orang gara gara lu tusndere." Ucap Hyunjin.
.
Seakan kemarin adalah sebuah permulaan dari sebuah mimpi buruk. Hyunjin barusan selesai membantu program vaksin gratis di puskesmas kelurahan, dia sedang istirahat di emperan puskesmas ketika dia diberitahu jika Eunbin telah meninggal dunia bukan karena aqua regia yang mungkin masuk ke dalam pembuluh darahnya, namun karena bunuh diri dengan lompat dari atap rumah sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] Klub 513 | Universe | Ep.4 : Abrisam
FanfictionHyunjin : "Baru kali ini gua nemuin manusia yang belum diperiksa tapi diagnosis-nya udah positif kegoblokan." * Romeo Hyunjin Abrisam hanya menginginkan kehidupan normal seperti milik orang lain, dia hanya ingin segera menyelesaikan stase terakh...