~Lembaran 7🍁~

17.8K 1.4K 149
                                    

Hai, kembali lagi di cerita ini...♡

Happy reading readers



Akhirnya Gibran pun pulang setelah menghabisi ice cream dan lainnya, hal itu pun membuat moodnya menaik.

Setelah drama sialan tadi yang membuat moodnya langsung hancur dan untungnya saja ada Nio yang nawarin ice cream yang akan membuat moodnya membaik.

Ia langsung memasuki mansion yang terlihat sangat mewah itu dan memarkirkannya.

Gibran melangkah lebar dan memasuki mansion, setelahnya ia mendengus kesal saat memasuki mansion dan terlihat banyak orang yang menatap ke arahnya.

Bukannya di sambut pulang atau sambutan hangat malah ini nanyain drama tadi siang.

"Ohh... sudah pulang kamu, baguslah sekarang saya mau kamu minta maaf sama Rivan, karena kamu tangan dia nggak bisa untuk nulis dan jadinya dia nggak bisa ikut ulangan BESOK!" tukas Khalingga dengan nada membentak di akhir.

Gibran hanya menatap santai seolah bentakan itu hanya angin lalu dan tanpa sengaja ia melihat Heru, Milka yang menyeringai lalu Rivan dengan mata sembab, ahh... ia tau sekarang pasti ini rencana mereka, sedangkan Zafran ada urusan di kantor dan Wildan lagi kuliah.

"Saya tidak mau minta maaf dengannya dan apakah anda akan percaya jika korbannya adalah saya," papar Gibran dengan raut datar.

"Saya nggak akan percaya jika kamu korbannya, buktinya kamu baik-baik saja." ujar Khalingga dengan menatap tajam Gibran.

"Cih, anda terlalu percaya dengan muka duanya itu," decih Gibran kepada Rivan.

"APA KAU BILANG HAH! susah banget sih Al, hanya meminta maaf saja payah banget dan ini semua karena kamu." ucap sinis Safirah yang tak terima atas sindiran dari Gibran untuk kesayangannya.

"SAYA TIDAK MAU DAN JANGAN PAKSA SAYA!!!" bentak Gibran, bagaimana pun ia tak mau di salahkan karena perkara ini.

Di sini, ia adalah korban yang di anggap sebagai pelaku.

"Plak...!" terdengar suara tamparan keras tersebut.

Kepala Gibran pun tertoleh ke samping akibat tamparan keras dari Khalingga sampai membuat sudut bibirnya berdarah.

Suara tamparan yang sangat menggema di ruangan tengah itu membuat lainnya terkejut, bahkan beberapa para maid dan bodyguard mengintip dengan sembunyi untuk melihatnya.

"DASAR ANAK SIALAN! mana sopan santun mu hah... saya bahkan tak pernah mengajari kamu jadi orang yang tidak berakhlak." teriak Khalingga yang tak memikirkan perasaan Gibran.

"Nyesel saya ngelahirin anak seperti kamu, anak yang sudah besar malah hanya memberi penderitaan, dasar anak tak berguna." tutur Safirah dengan lantangnya.

Gibran pun hanya diam dengan menahan tangis dan keluh kesahnya yang di pendam, mungkin ini adalah keluh kesah yang ada pada Al.

"Hahaha hiks saya pun tidak pernah mau lahir dari rahim anda, percuma jika anda melahirkan saya jika sudah besar malah anda sendiri yang akan membunuhnya dengan membuat mental anaknya sendiri terluka secara perlahan dan anda tuan Khalingga yang terhormat-

TRANMIGRASI ALGIBRANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang