~Lembaran 14🍁~

10.8K 803 23
                                    

Happy reading all readers >.<

"Terkadang kita tidak tau, mana orang baik dan mana orang jahat"



"Sreek...!"
Bunyi suara kertas yang di robek secara kasar.

"Jangan harap kamu bisa cerai dari aku mas hiks," sendu seorang wanita paruh baya yang masih terbilang cantik pada usianya yang memasuki kepala 3.

"Aku nggak mau tau pokoknya kamu harus tandatangani surat perceraian itu," ujar laki-laki paruh baya yang menahan dirinya agar tidak meledak amarahnya.

"Kamu tega banget mas... kamu lihat anak kita masih kecil masih membutuhkan keluarga yang lengkap dan kasih sayang, kamu jahat mas hiks," ungkap wanita tersebut dengan sendu.

Hatinya sakit selama pernikahannya yang sangat lancar dan bahagia lenyap seketika, laki-laki yang dia anggap suami tercintanya datang dengan membawa kertas yang paling tidak dia inginkan.

"Aku nggak mau tau tentang keputusanmu, anak itu aku serahkan sama kamu, jika kamu tidak mau mengurusinya tinggal kamu masukkan saja dia ke panti, selesaikan." monolog laki-laki paruh baya tersebut.

"Enak saja kamu mau aku masukkan anak kita ke panti, heyy... otakmu kemana mas dia itu darah dagingmu sendiri, tega sekali kamu membuangnya," tutur wanita tersebut yang tak habis pikir dengan jalan pikir suaminya.

"Anak kita, anak mu itu bukan anakku, asalkan kamu tau aku tidak pernah menginginkan anak itu, dari awal kita menikah karena paksaan perjodohan asal kau ingat," ucap laki-laki tersebut dengan menahan geram.

Ini yang paling tidak ia mau persoalan yang sudah lama di ungkit kembali, walaupun memang benar ia menikah dengan laki-laki tersebut karena sebuah perjodohan, tapi lamat-lamat ia mulai mencintainya, rasa sesak menghimpitnya membuat ia menangis atas fakta tersebut.

"Berikan aku alasannya, aku ingin tau alasannya MAS!" jerit wanita tersebut di akhir kata.

"Plak...!"

"BERANI SEKALI KAMU MENINGGIKAN SUARAMU DI DEPAN SUAMIMU SENDIRI!" teriak laki-laki tersebut setelah menampar istrinya yang langsung limbung ke bawah, menghantam lantai dingin.

menjongkokkan badannya menyamakan tingginya dengan istrinya.

Ia pun mencengkeram erat dagu perempuan tersebut lalu mendongakkan wajahnya agar ia bisa melihat wajah yang dulu ia puja cantik tersebut dan mengusap lembut bibir istrinya yang terdapat darah dari tamparan kerasnya.

"Kamu mau tau alasan kenapa aku menceraikanmu itu karena aku memang nggak pernah cinta sama kamu, semua tingkah manis ku itu palsu asal kau tau, hahaha aku memang hanya sendari awal menginginkan hartamu, sungguh aku memang sangat pintar," ujar laki-laki tersebut membanggakan dirinya yang pintar memainkan perasaan istrinya.

"Jahat kamu mas, jika kau tidak mencintai aku tapi setidaknya jangan menanamkan benih mu di tubuhku sialan, asal kau tau aku hamil anak keduamu mas hiks," papar perempuan tersebut mengucapkan kenyataan pahit yang membuat ia terisak.

"Itu bukan urusanku, kalau kamu tidak mau anak itu tinggal gugurkan saja," acuhnya setelah itu laki-laki tersebut mencengkeram erat dagu istrinya yang membuat lawan bicaranya meringis kesakitan.

"Dasar bajingan, kamu boleh mengambil semua hartaku tapi tidak dengan kehilangan anakku, dasar bedebah kamu mas seharusnya aku dari pertama tidak menyetujui perjodohan sialan itu," tutur wanita tersebut.

"Aku tidak mau tau pokoknya kita harus CERAI!" bentak laki-laki tersebut dengan menekan kata cerai, berjalan keluar ke pintu dan membantingnya keras.

TRANMIGRASI ALGIBRANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang